D2 (53)

20 0 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan follow dulu

Happy reading!

Bagian Lima Puluh Tiga

Siapa yang berhak atas siapa disini?




"Kamu, kan pacarnya kamu aja yang obatin." Dafychi mengambil kapas dan cairan pembersih.

"Lo sebagai istri gak khawatir apa liat suami lo dalam kondisi kayak gini?" Jika saja Ranty mengerti bagaimana mengobati luka ia pasti akan melakukannya tapi, jangankan mengobati kepala Ranty rasanya sudah nyut-nyutan jika melihat darah.

" Kamu kali yang khawatir tapi, kamu malas ngobatinnya." Dafychi mendelik malas.

" Kalo gue bisa obatin pacar gue, gue udah lakuin dari tadi." Ranty tidak terima.

" Lo obatin aja dulu suami lo, gue gampang ada Ranty. " ujar Angga sambil memberikan lirikan pada Ranty.

" Ogah. " sahut Ranty.

Dafychi menurut ia bangun dan berjalan ke arah Devano mendudukkan dirinya di samping lelaki yang entah pingsan atau tidak Dafychi tidak tau.

Nafas lelaki tersebut masih terlihat berat walaupun sudah beraturan.

" Kamu haus?" tanya Dafychi sambil merapikan rambut Devano.

Melihat adegan tersebut rasanya hawa panas langsung menjalar di tubuh Ranty.

Devano mengangguk lemah.

"Ran, tolong ambilin minum. " suruh Dafychi.

" Kenapa gak lo aja?" ucap Ranty ketus karna masih merasakan hawa panas.

" Terserah."

Dafychi memperhatikan wajah Devano mulai dari alis, hidung, rahang dan bibir laki-laki itu. Dafychi mengusap pelan wajah Devano dengan jemarinya.

" Gue nyuruh lo buat obatin. Lo ngerti gak sih? " Ranty kembali emosi melihat kelakuan Dafychi bukannya langsung memberikan pertolongan malah mengelus wajah Devano.

Dafychi tidak peduli dia bahkan, tidak mendengar ocehan Ranty dalam hati dan pikiran Dafychi hanya terlintas kata tampan. Kata yang memang sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana wajah suaminya.

Dafychi mendekatkan wajahnya pada wajah Devano menatapnya dalam walaupun laki-laki itu tidak membuka mata sama sekali.

Ia mengecup lembut sudut bibir Devano yang berdarah meninggalkan bercak darah dibibir gadis itu.

Dafychi tidak salah, kan? Kan dia istrinya Devano.

Melihat pemandangan dimana Dafychi dengan santainya mencium bibir, ralat mencium sudut bibir Devano membuat Ranty membulatkan matanya, ia di dera rasa cemburu. Cemburu pada Dafychi yang berstatus istri pacarnya.

Ranty mendatangi Dafychi dan langsung menarik rambut gadis itu membuat tubuh Dafychi mau tidak mau ikut tertarik kebelakang.

"Gue nyuruh lo buat obatin Dev bukan buat nyium dia. " Ranty berteriak tepat didepan wajah Dafychi tangannya sudah ia lepaskan dari rambut Dafychi.

" Kenapa sih Ran? Jangan lupa kalau aku ini istrinya aku berhak buat nyium suami aku. " ujar Dafychi dengan santainya.

Ranty diam tak berkutik jika Dafychi sudah membahas tentang status maka, Ranty sudah tidak bisa apa-apa.

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang