D2 (3)

69 11 18
                                    

Happy reading!

Bagian tiga//Akad

Mana yang lebih penting ibu atau pacar?

Devano kembali mendatangi rumah Ayahnya tanpa basa-basi ia langsung masuk saat seorang ART membuka pintu rumah. Ia langsung melangkah masuk ke dalam ruang kerja ayahnya yang terletak dilantai dua.

Tadi Devano sempat menghubungi ayahnya tentang dimana keberadaan pria yang tidak ingin dianggap Devano sebagai ayah sendiri.

"Gimana udah siap nikah hari ini? "

Hari ini memang tepat seminggu setelah ayah Devano menyuruh anaknya itu untuk menikah.

Selama seminggu juga Devano berpikir bagaimana ia harus menghadapi ini tapi, tetap ia tidak menemukan ide yang bagus hanya ide dari Angga yang terus berputar mengelilingi otaknya.

"Saya punya pacar jadi saya gak bisa menikah dengan perempuan pilihan Anda. "

"Itu hanya alasan kamu untuk tidak menerima perjodohan ini."

"Itu bukan alasan saya memang sudah menjalin hubungan dengan dia. "

" Putusi saja dia apa susahnya. "

" Memang nya apa alasan anda mau menjodohkan saya kenapa setelah sekian lama sekarang anda mencampuri urusan kehidupan saya. "

" Kamu tidak perlu tau apapun yang perlu kamu lakukan hanya menikah dengan perempuan pilihan saya. "

" Untuk kerja sama bisnis? Kuno. "

" Menikah atau semua saya ambil. "

Devano benar-benar dihadapkan oleh pilihan yang sulit jika tidak menikahi perempuan itu maka semuanya akan hilang Devano tidak takut kehilangan perusahaan atau harta warisan dari Ayahnya tapi, ia tidak ingin aset ibunya jatuh kenangan ayahnya ini.

Tapi, jika ia menikahi perempuan itu maka hubungannya dengan Ranty menjadi taruhannya.

"Mana yang lebih penting ibu atau pacar lo? "

Kata-kata Angga itu kembali terngiang ditelinga nya seperti ide Angga harus ia pakai.

" Baik. "

" Ya sudah berangkat sekarang. "

****
Kurang lebih dua jam lamanya sampai mereka ke tempat yang dituju.

Devano pikir dia akan menikah dengan perempuan keturunan konglomerat tapi, mobil Devano beserta tiga sahabatnya yang dikendarai oleh Iqbal justru masuk ke dalam gang sempit di perkampungan.

Devano memang mengajak kedua sahabatnya itu untuk datang ke acara nikahannya ini.

"Ni serius kita mau ke rumah calon istri lo. Kok malah masuk gang sempit gini. " ujar Iqbal.

" Iya ya gue pikir kota bakalan ke tempat hotel yang mewah atau mungkin acaranya memang di adakan dipantai ala-ala outdor gitu makanya kita jalan sampai dua jam. " Angga melihat ke jok belakang.

" Lo gak tanya ke bokap lo siapa calon istri lo atau apa gitu? "

" Gak gue males ngomong sama bokap gue. "

Mobil ayahnya Devano berhenti tepat didepan rumah yang terletak dipaling ujung gang menyendiri tidak ada rumah dikedua sisinya.

Secara otomatis mobil Devano juga juga berhenti mereka bertiga keluar karena melihat ayahnya Devano keluar dan menghampiri seorang pria paruh baya.

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang