Kita lanjut yuk!
Sebelum itu vote dulu dan berikan komentar kalian in-line nya
Happy reading!
Bagian Empat Puluh Satu
Ia sama sekali tidak marah jika dia menjadi pelakor di pernikahannya.
Sumpah Devano sangat menyesali mengapa ia harus berada di satu tempat yang sama dengan tiga orang di depannya ini. Terlebih Devano masih mau-maunya tetap berdiri disana hanya karna ingin tahu kalimat apa yang akan mereka ucapkan selanjutnya. Keingintahuan Devano justru membuat dirinya ada di situasi yang tidak mengenakan seperti ini.
"Lo tuh ngerti gak sih Bal? " mengapa Iqbal belum juga mengerti bahwa dirinya ini sangat takut dan khawatir.
Dia takut Angga benar-benar menghancurkan hubungannya dan membuat Ranty meninggalkannya.
Walaupun pada kenyataannya Ranty masih bersama dirinya dan Angga hanya berniat untuk menghancurkan hubungannya tapi tetap saja itu membuat Devano tidak tenang.
Terlebih Angga adalah sahabatnya akan benar-benar membuat sakit jika Ranty meninggalkannya karna perbuatan sahabatnya sendiri.
"Gue ngerti Dev tapi bukannya yang terpenting sekarang Ranty masih tetap sama lo. " jujur Iqbal sudah malas dengan keadaan yang sekarang.
" Bukan perkara Ranty masih sama gue atau enggak tapi gimana kalo Angga ngelakuin sesuatu yang gak-gak ke depannya buat bikin gue pisah sama Ranty." Mungkin sekarang Angga tidak berhasil tapi dari percakapan Angga dan Iqbal sebelumnya membuat Devano khawatir.
Ia tidak ingin bermasalah dengan sahabatnya karna masalah perempuan.
"Terus, mau lo gimana? " jengah rasanya menjadi Iqbal.
" Bilang ke sahabat lo itu untuk gak ganggu hubungan gue. "
Iqbal menyandarkan tubuhnya ke kursi. Mengapa harus dia yang mengatakannya jika orang yang dimaksud Devano ada di meja yang sama?
" Udah, Dev kita pulang aja yuk! Gak enak takut diliatin orang. " ajak Ranty walaupun mereka berbicara dengan nada sedang membuat orang-orang sekitar mungkin menyangka mereka hanya mengobrol biasa padahal mereka tengah dirundung emosi.
Devano yang emosi karna Angga, Iqbal yang emosi karna perdebatan di sela-sela dirinya makan, Ranty yang emosi karna perkataan Dafychi dan Dafychi mungkin dia adalah satu-satunya orang yang tidak emosi.
"Takut diliatin orang atau takut ketauan jadi pelakor? " senyum Dafychi kembali terpancar. Senyum yang bagi sebagian orang adalah senyum tulus tapi, bagi Ranty itu adalah senyum mengejek.
Walaupun sebenarnya Dafychi tidak mengejek ia takut kalo mengatakannya dengan wajah datar maka dirinya akan dikira sedang marah. Padahal, dirinya sama sekali tidak marah kalau Ranty menjadi pelakor di pernikahannya.
"Ternyata di dunia ini gak ada siapapun orang yang bisa dipercaya termasuk lo dan lo cewek sialan. Mending lo sama dia deh Ngga sama-sama pengkhianat. " Devano menunjuk Angga dan Dafychi bergantian dan mengakhirinya dengan penekanan pada kata terakhir.
" Kalau kamu bilang di dunia ini gak ada siapapun yang bisa dipercaya. Kayaknya kamu perlu hati-hati deh.. " Dafychi menggantungkan kalimatnya.
" Hati-hati sama orang di sebelah kamu..." lanjutnya. " Kan kata kamu gak ada siapapun orang yang bisa dipercaya berarti termasuk pacar kamu dong."

KAMU SEDANG MEMBACA
D2 [complete] || Series Ke-1
Algemene fictieDevano mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya menikah dengan gadis SMA bernama Dafychi yang tidak ia kenal jika ingin warisan ibunya aman. Begitupun dengan Dafychi ia mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya. Devano yang tidak mengingink...