D2 (2)

82 11 20
                                    

Happy reading!

Bagian dua//cafe

Mungkin kamu sudah yakin tapi, aku belum

Hari ini Devano mengajak Ranty bertemu di cafe dekat kantor Devano ia ingin mencoba untuk memberitahukan masalah yang sedang ia hadapi saat ini.

Seorang perempuan berjalan ke arah Devano dari jauh laki-laki itu dapat melihat bagaimana kecantikan kekasihnya itu terpancar membuat beberapa orang menatap ke arahnya.

"Hai.. " sapanya ramah saat sudah sampai di depan Devano ia lalu duduk di kursi samping kekasihnya itu.

" Maaf lama nunggunya. "

" Gak masalah aku belum lama disini. "
" Katanya ada yang mau diomongin? Tumben, biasanya kan kamu susah ngomong. " bagi Ranty Devano ini manusia terdingin yang pernah Ranty kenal.

Devano memang tipikal orang yang cuek, pendiam, dan dingin ia memang jarang berbicara kecuali memang ada hal penting atau sedang bersama kedua sahabatnya.

" Tapi, kamu masih mau bertahan kan sama aku yang susah ngomong ini. " Devano menyeruput cappucino pesanannya.

Ranty mengangguk mengiyakan." Seratus kamu bener banget. " ucapnya seraya tersenyum.

" Jadi, mau ngomong apa? "

Devano menghela nafas cukup berat bagi dia untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan ia ingin mengatakan bahwa dia dijodohkan oleh perempuan pilihan ayahnya.

Lama Devano terdiam sampai tepukan di bahu Devano menyadarkannya.

" Kok ngelamun? Kamu lagi ada masalah? Coba cerita. " Ranty memfokuskan atensinya pada Devano.

Ranty adalah satu-satunya perempuan yang dekat dengan Devano selain ibunya sedari mereka masih duduk dibangku SMA sampai akhirnya mereka memutuskan pacaran empat tahun yang lalu saat mereka lulus kuliah.

" Kita nikah yuk! " ajak Devano secara tiba-tiba membuat Ranty mengkerutkan keningnya dan hampir terdesak salivanya sendiri. Ia tidak pernah berpikir sebelumnya Devano akan secara tiba-tiba mengajaknya menikah.

" Kok tiba-tiba? "

" Gak tiba-tiba Ran kita kan udah empat tahun pacaran masa iya kita mau kayak gini aja terus-terusan. " ucap Devano serius.

" Iya aku paham kita memang udah lama pacaran tapi, untuk menikah saat ini aku ngerasa masih terlalu cepat Dev. "

" Apa yang bikin kamu ngerasa terlalu cepat. Kita udah saling kenal satu sama lain dalam kurun waktu yang lama. Kamu tau kehidupan aku dan gitu juga sebaliknya. " Ada nada sedikit memaksa saat Devano mengatakan hal itu.

" Kamu maksa?"

Devano mengusap wajah. "Gak Ran aku cuman mau ngajakin kamu ke jenjang yang lebih serius karna aku udah yakin sama kamu sepenuhnya."

"Mungkin kamu udah yakin tapi, aku belum. " Ranty mengaduk-ngaduk ice green tea pesanannya.

" Kamu belum yakin sama aku? Kasih tau aku alasannya. "

" Bukan sama kamu tapi, sama diri aku sendiri. Aku belum yakin bisa jadi istri buat kamu. "

" Untuk urusan itu kita bisa sama-sama belajar Ran. Aku belajar jadi suami yang baik buat kamu dan kamu pun juga gitu. Aku yakin kita bisa kok kalo udah menjalaninya nanti. "

" Tapi, tetep aja Dev, aku belum yakin sama yang namanya pernikahan aku masih belum siap untuk itu. Banyak hal yang akan kita hadapi dalam berumah tangga dan aku masih belum siap untuk itu. "

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang