Sebelum baca, jangan lupa vote dan follow dulu biar gak lupa
Happy reading!
Bagian Lima Puluh Tujuh
Lebih baik pergi daripada sakit hati karena kenyataan gak sesuai sama ekspetasi.
Seakan tak mengindahkan perkataan mereka, satu orang yang berada disisi Ranty langsung menarik rambut bagian belakang perempuan itu membuat Ranty mendongak ke atas. Tidak ada yang bisa ia lakukan ia hanya memejamkan matanya menahan sakit.
"Jangan sentuh Ranty! Gue bakal bunuh lo semua kalo sampai Ranty kenapa-napa! " nafas Devano tersengal ia berusaha untuk mengambil udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi pasokan oksigen pada paru-paru nya.
" Kalau begitu Anda tinggal tanda tangan disana. " salah seorang dari mereka melempar pulpen ke hadapan Devano.
" Dev... Jangan.. lakuin itu... " Suara Ranty terdengar putus-putus sambil menelan salivanya.
" Gak akan gue serahin semua harta dan aset yang gue punya. Lo semua cuman mau ngancem gue, kan?!" Devano berusaha untuk tetap tenang walaupun dia sudah merasa tubuhnya remuk dan ada perasaan khawatir pada kondisi Ranty.
Salah satu dari mereka mengeluarkan pistol dan menodongkannya pada kepala Ranty.
Mata Ranty terpejam karna takut nyawa perempuan itu sudah diujung tanduk jika Devano tidak menyerahkan apa yang dia miliki maka nyawa calon istrinya yang akan menjadi taruhan.
"Dev... Aku.. Takut.. " rintih Ranty saat ujung pistol itu mengenai pelipisnya.
" Brengsek! Anjing! Lo semua. Jangan sakitin Ranty!" sekuat tenaga Devano berteriak walaupun suaranya sudah kalah.
" Anda hanya perlu tanda tangan dan semuanya akan selesai. " seseorang mengetuk-ngetukkan jari telunjuk pada materai yang dibawahnya ada nama lengkap Devano.
" Oke.. Gue bakalan kasih tapi, lepasin dulu dia. " Devano menyerah dan pasrah. Ranty lebih dari kata berharga dibandingkan harta dan asetnya.
Tidak ada pilihan lain selain menuruti apa kemauan mereka Ranty jauh lebih berharga dari apapun bagi Devano ia tidak mau kehilangan perempuannya itu.
" Tanda tangan dulu. "
Tangan Devano bergetar ia tidak punya pilihan selain menandatangani surat pernyataan setan itu. Saat ujung pulpen itu sudah menyentuh materai Devano mendongak menatap Ranty.
" Lepasin dulu dia. " ujar Devano.
Pria yang ada dibelakang Ranty memberi kode pada anak buahnya untuk melepaskan Ranty.
Mereka menuruti perintah bosnya untuk melepaskan Ranty dan disaat yang bersamaan Devano menandatangani surat pernyataan itu dengan tanpa keraguan demi orang yang dia cintai.
Surat sudah dibubuhi tanda tangan Devano di atas materai yang artinya sah bahwa semua harta dan aset Devano kini berpindah tangan menjadi milik Angga.
Ranty datang menghampiri Devano ia tersenyum. "Makasih ya Dev udah kasih semuanya ke Angga." ia mengelus lembut pipi kekasihnya itu
"Apapun demi kamu Ran. " Devano menatap semua orang." Pergi kalian!"
" Kamu lupa, kamu yang seharusnya pergi dari sini rumah ini termasuk aset kamu udah kamu kasih semuanya ke Angga. " ujar Ranty.
KAMU SEDANG MEMBACA
D2 [complete] || Series Ke-1
General FictionDevano mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya menikah dengan gadis SMA bernama Dafychi yang tidak ia kenal jika ingin warisan ibunya aman. Begitupun dengan Dafychi ia mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya. Devano yang tidak mengingink...