Happy reading!
Bagian Sembilan // Rekening
Gak musuhan bukan berarti temenan
Devano fokus menyetir dan melajukan mobil mewahnya menuju suatu tempat yang lumayan jauh dari kawasan perumahan elitnya sekiranya sudah sekitar 15 menit yang lalu mereka berdua meninggalkan rumah Devano .
Sedangkan Dafychi hanya diam sambil memainkan jari-jemarinya dan sesekali melirik ke arah Devano. Tadi dirumah Devano ia sudah membereskan seluruh barangnya ia tidak akan lagi tinggal disana melainkan ditempat yang dijanjikan Devano.
Cukup lama ia memperhatikan lelaki disampingnya ini.
Penampilannya yang memakai kemeja putih tanpa dasi, dua kancing atas yang sengaja dibuka ditambah lengan kemejanya yang digulung sampai siku membuat Devano terlihat sangat seksi.
Belum lagi dada bidangnya yang terekspos dari balik kemeja putih yang dikenakannya, tanpa sadar Dafychi tersenyum sambil mengagumi salah satu ciptaan tuhan yang satu ini.
"Bisa gak lo gak liat-liat gue terus, risih!" Devano mengatakan hal itu tanpa berpaling ke arah Dafychi sedari tadi Devano memang sudah sadar gadis di sampingnya ini selalu melirik ke arahnya sambil mengulum-ngulum bibirnya sendiri.
"Eh.. " Dafychi tersadar dari lamunan singkatnya.
" Ya jangan salahin aku dong, siapa suruh kamu ganteng banget gitu udah jadi konsekuensi orang ganteng dilirik mulu sama perempuan, apalagi kalo perempuan nya modelan realistis kayak aku yang suka banget sama cowok ganteng dan tajir." Walaupun Dafychi melamun tapi ia mendengar kalimat yang diucapkan Devano barusan.
"Contohnya kayak aku, aku kan cantik jadi ya kalo ada yang lirik aku terus senyum-senyum itu wajar. "
Devano membuang nafas sudah cukup ia bersabar menghadapi gadis ini tapi tidak apa ia akan mencoba untuk sedikit bersabar karna sebentar lagi ia tidak akan bertemu dengan orang ini lagi Devano bersumpah akan itu ia tidak akan bertemu dengan gadis disampingnya ini.
"Dev kita mau kemana sih? Perasaan kayak jauh banget."
Baru mengatakan hal tersebut Dafychi tersadar ia langsung membulatkan mulut serta menutup dengan telapak tangannya.
"Kamu mau nyari tempat sepi terus bunuh aku, terus abis itu mayat aku kamu buang ke sungai dan sebelum bunuh aku kamu perkosa aku dulu."
"Aku tau aku salah udah masuk dalam kehidupan kamu jadi istri kamu padahal kamunya udah punya pacar tapi itu semua bukan kemauan aku, Dev. " Dafychi diselamatkan kepanikan sekarang.
Ia menggelengkan kepalanya dengan mata terpejam benar-benar tidak bisa membayangkan jika hidupnya berakhir dengan tragis seperti itu.
"Kamu tuh keterlaluan banget ya Dev kalo tau kamu bakalan bohongin aku, aku gak akan main deal-deal aja sama perjanjian tadi."
Dafychi sudah terlihat akan menangis ia benar-benar takut jika lelaki ini melakukan apa yang ia bayangkan barusan.
Melihat hal itu Devano hanya bisa menghela nafas untuk yang keberapa kalinya hari ini. Entah ia benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang ada dipikiran gadis bernama Dafychi ini mungkin gadis ini sering melihat berita pembunuhan tragis di televisi.
"Mana ada ceritanya suami perkosa istri kalo gue mau dari malam pertama juga udah gue lakuin." sahut Dev.
"Iya tau, tapi belum siap Dev lagian katanya kamu terpaksa kan nikah sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
D2 [complete] || Series Ke-1
Narrativa generaleDevano mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya menikah dengan gadis SMA bernama Dafychi yang tidak ia kenal jika ingin warisan ibunya aman. Begitupun dengan Dafychi ia mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya. Devano yang tidak mengingink...