D2 (34)

39 0 0
                                    

Halo semua.. Gimana kabarnya?

Semoga kalian betah sama cerita D2

Sebelum membaca vote dulu yuk biar ceritanya gak anyep dan gak pada siders

Happy reading!

Bagian Tiga Puluh Tiga

Harusnya kan sama yang jomblo, biar gak dicap pelakor


Iqbal masih belum menyentuh makanan yang dihidangkan di meja ia bengong sambil menatap kosong ke arah Angga. Merasa sedari tadi Iqbal belum menyentuh makanan padahal dirinya yang sangat semangat memesan banyak makanan membuat Angga menatap heran terlebih saat Angga balas menatap Iqbal namun yang dilihatnya hanya tatapan kosong dari kedua mata Iqbal membuat Angga sedikit penasaran.

"Kenapa lo liat gue kayak gitu? Belum pernah liat cowok ganteng kayak gue?"

Mendengar itu Iqbal langsung tersadar ingin rasanya ia melempar satu potong nugget ayam yang saat ini masih berada di tangannya, saat ingin memasukkan nugget tersebut ke mulutnya Iqbal memang langsung teringat akan permasalahan mereka bertiga atau mungkin lebih tepatnya antara Angga dan Devano.

Nugget adalah salah satu menu favorit Devano makanya saat ingin memakannya membuat Iqbal langsung teringat dengan Devano dan masalah yang mereka hadapi.

Iqbal jadi terpikir apakah persahabatan mereka masih akan terjalin baik seperti sebelumnya? Mengingat tadi pagi Devano terlihat begitu marah matanya pun terlihat memancarkan kekecewaan sekaligus kekesalan.

Devano bukan tipe orang yang langsung memperlihatkan jika dirinya sedang marah ataupun kesal Devano tipe orang yang pandai mengatur ekspresi dirinya lebih banyak terlihat tenang. Terakhir kali Iqbal melihat Devano marah ketika kematian kakaknya Dafa.

Baru tadi pagi Iqbal kembali melihat Devano semarah itu dan itu semua berarti Devano tidak main-main, jika sudah seperti ini Iqbal khawatir Devano tidak mau berdamai dengan Angga.

Jika sudah begitu bagaimana dengan dirinya yang berada di tengah-tengah mereka? Apakah dirinya harus memilih antara Angga atau Devano?

Iqbal tentu tidak bisa memilih mengingat Angga adalah temannya sedari kecil sedangkan Devano juga adik dari sahabatnya Dafa bahkan sebelum Dafa meninggal dirinya berpesan pada Angga dan Iqbal untuk menjaga adiknya mengingat tidak ada sesiapapun di samping Devano kecuali mereka bertiga.

Dirinya tahu bahwa Devano tidak bisa disalahkan dalam hal ini lelaki itu hanya ingin bersama dengan orang yang dicintainya. Sedangkan, Angga ia juga bingung harus bagaimana menyikapi sikap Angga mengapa lelaki dihadapannya ini juga tidak jujur sedari awal tentang Ranty bukannya malah bertindak sendiri sesuka hati.

Kenapa harus Ranty? Kenapa harus perempuan yang sangat dicintai Devano? Dari sekian banyaknya perempuan di dunia ini pertanyaan Iqbal hanya mengapa harus Ranty?

Pikiran Iqbal kembali melayang pada ucapan Devano tadi pagi dimana dirinya mengatakan bahwa Iqbal dan Angga bukan lagi sahabatnya dan sepertinya Devano tidak main-main dengan perkataannya terlihat dari cara Devano berbicara seperti hal itu adalah hal mutlak yang tidak bisa diganggu gugat.

"Woyy, masih bengong aja lo. Gue udah mau abis sepiring nih. Lo kapan makannya nunggu Dafychi? " sekali lagi Angga membuyarkan lamunan Iqbal.

" Gue cuman berpikir gimana hubungan kita nantinya sama Devano." Iqbal memasukkan nugget ke dalam mulutnya.

D2 [complete] || Series Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang