2 : The Five Rules

636 19 0
                                    

Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh Juliet saat menjadi seorang wanita simpanan untuk seorang Matthew Wiratama.

Peraturan pertama : selalu patuh dan taat pada apa pun yang diperintahkan.

Sebagai pemimpin tertinggi Wiratama Fleet Service, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi laut, darat dan udara, Matthew memiliki ego yang tinggi.

Ia sudah menjadi pemimpin perusahaan multimiliar dollar di usia yang cukup belia, 27 tahun. Warisan yang ia dapatkan setelah ayahnya, Ibram Wiratama, meninggal dalam sebuah kecelakaan.

Kejeniusan dan kecerdasan lelaki itu membuat Wiratama Fleet Service  tetap survive, meskipun selama beberapa saat sempat kolaps karena kehilangan sosok pemimpinnya yaitu Ibram Wiratama.

Matthew berhasil membawa perusahaannya keluar dari krisis, dan setelah itu dirinya pun mampu mendapatkan kepercayaan dari para pemegang saham serta secara resmi menduduki posisi menggantikan almarhum ayahnya sebagai CEO.

Kegemilangan yang ia peroleh mendapatkan apresiasi luar biasa dari media serta publik, yang menyoroti semua tindak-tanduknya sebagai putra tunggal yang menjadi yatim piatu dengan tiba-tiba seraya mendapatkan warisan kepemimpinan sebuah perusahaan skala besar.

Juliet ingat masa-masa itu. Di saat dimana Matthew menunjukkan sikap yang berbeda antara di depan publik dan di depannya, di dalam kamar, di atas ranjang.

Tanpa ada satu orang pun yang tahu, saat itu Matthew sesungguhnya sangat stres dan depresi dengan semua beban yang menggelayuti pundaknya. Dan semua kecemasannya itu pun dilampiaskannya kepada Juliet.

Semua orang melihat Matthew sebagai pribadi matang yang jenius dan baik hati serta memiliki hati seluas samudra, ketika dirinya membawa Juliet ke dalam rumah mewahnya untuk mengangkat dirinya sebagai adik angkat.

Seorang putri dari supir yang juga ikut tewas dalam kecelakaan yang melibatkan kedua orang tua Matthew, dan Matthew selalu menyalahkan Juliet atas kekhilafan ayahnya itu.

Hanya orang-orang yang bekerja di dalam rumah inilah yang tahu bagaimana sikap Matthew yang sesungguhnya kepada Juliet. Mereka tahu bagaimana Tuan mereka itu telah membuat seorang gadis muda polos menjadi sangat tersiksa, namun mereka terlalu takut untuk menolong Juliet atau pun speak up ke media. Sebesar itulah pengaruh Matthew Wiratama kepada mereka.

Matthew bukan jenis orang yang sabar dan pemaaf, itulah dirinya yang sesungguhnya, berbanding terbalik dengan kabar yang telah beredar di luaran sana.

Semua titah yang keluar dari bibirnya harus segera dilaksanakan. Tanpa kecuali, tanpa alasan.

"Apa yang kamu tunggu, hm? Cepat kemari, Juliet. Aku sudah membuka sendiri busanaku di bagian atas. Dan sekarang giliranmu untuk membuka di bagian bawah."

Dan kalimat itu adalah perintah yang harus segera dipatuhi oleh Juliet jika dia tidak ingin mendapatkan hukuman. Hari ini gadis itu telah melakukan kesalahan dengan melanggar satu peraturan.

Juliet segera beranjak dengan mengangkat tubuhnya. Manik legam gadis itu sempat melirik situasi di kamarnya yang telah porak-poranda bagai diterjang angin puting beliung. Ternyata benar apa yang dikatakan Tiana. Matthew sangat marah hingga membuat kamarnya jadi berantakan begini.

Matthew berdiri tepat di samping ranjang, membuat Juliet merangkak di atas kasur untuk mendekati lelaki itu dan berlutut dengan menumpukan lututnya yang beralas seprai lembut di hadapan lelaki itu.

Wajahnya tepat berada di depan dada Matthew. Untuk sesaat ia mendongak, dan beradu tatap dengan manik coklat yang telah tenggelam dalam bara api yang mulai berkobar karena hasrat.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang