"Anda mencari saya, Nyonya Wiratama?"
Juliet menatap ke arah lelaki yang baru saja datang dan duduk tepat di seberang mejanya. Wanita itu mendengus geli mendengar nada hormat yang dibuat-buat lelaki itu, yang sebenarnya tersirat ledekan.
"Halo, Darren. Terima kasih sudah mau menemuiku di sini," sahut Juliet sembari tersenyum. Ia tahu kalau sepupu suaminya ini masih tidak menyukai dirinya.
Sejak kejadian beberapa bulan yang lalu di saat Juliet bermaksud melarikan diri dari Matthew dengan berbagai cara, Darren tampaknya belum bisa percaya 100% padanya sampai sekarang.
Sebenarnya Darren hanya terlalu menyayangi Matthew, dan bersikap awas kepada siapa pun yang hendak menyakiti sepupunya itu.
"Tentu saja saya akan menemui Anda, Nyonya. Apa ada yang bisa saya bantu?"
"Ck. Berhentilah bersikap terlalu formal Darren. Tak bisakah kamu berhenti memusuhiku? Aku bukan lagi Juliet yang dulu, asal kamu tahu," protes Juliet sambil menghela napas pelan melihat sikap Darren yang penuh kebencian
berbanding terbalik dengan ucapannya yang penuh hormat.
"Entahlah. Aku bukan Matthew, yang dengan mudahnya percaya begitu saja pada seraut wajah cantik dan seulas senyuman manis. Kamu adalah orang yang penuh dengan kepalsuan, Juliet Amanda," Darren melayangkan tatapan tajam dari manik biru laut miliknya kepada Juliet.
"Dan jangan pernah lengah, karena aku akan terus mengawasimu."
"Darren, aku--"
"JULIET!!"
Perkataan Nyonya Muda Wiratama itu pun seketika terpotong, saat sebuah suara menyela di antara mereka. Sesosok gadis mungil berkacamata tampak datang dengan wajah memerah karena marah. Tatapan kesalnya tertuju kepada Darren, dan tangannya pun menepis jari lelaki itu yang menunjuk ke arah wajah Juliet.
"Jangan tidak sopan kepada sahabatku, Paman! Menunjuk wajah seorang wanita itu bukanlah sikap lelaki terhormat!" Sentak Sienna, yang baru saja datang dan gusar ketika melihat Juliet seperti sedang diintimidasi oleh seorang lelaki bule.
"Paman?!" Ulang Darren heran, sembari menatap gadis mungil dengan kacamata besar yang membingkai wajahnya yang kecil. "Apa barusan kamu memanggilku 'Paman'?"
Sienna melipat kedua tangannya di dada dan mengangkat dagunya tinggi-tinggi. "Terus aku harus panggil apa? Anda ini kan memang Om-om. Lihat saja wajahnya tua begitu," oloknya.
Darren pun tak pelak melongo mendengar ada gadis kecil yang berani melabelinya dengan kata "tua". Usianya memang sudah 35 tahun, namun bukan berarti tua!
Apalagi ditunjang dengan wajahnya yang tampan serta postur tubuh yang bugar karena rajin berolahraga, Darren bahkan terlihat lebih muda dari usia yang sebenarnya.
"Heh, anak kecil! Kamu ini siapa, hah?! Jangan ikut campur urusanku atau kujewer telingamu yang kecil itu!" Sentak Darren geram.
Karena kesal, lelaki itu pun berdiri dari kursinya dan berhadapan dengan Sienna yang sejak tadi belum duduk. Suara tawa pelan pun tak pelak menguar di udara, ketika Darren menyadari bahwa tubuh Sienna hanya setinggi dadanya.
"Aku bukan anak kecil!" Balas Sienna tak kalah galaknya. "Usiaku 20 tahun ya, usia wanita dewasa! Paman saja yang sudah tua! Cih, kalau sudah jompo itu tidak usah banyak berlagak, mending sana banyak-banyak konsumsi minuman herbal biar panjang umur!"
"Apa? Jompo?!" Kali ini Darren terlihat benar-benar tersinggung dikatakan jompo oleh Sienna. Sialan sekali gadis ini, beraninya mengatai dirinya sejak tadi!
"Dasar cebol!" Balas Darren kasar, yang membuat Sienna membelalakkan mata.
Sienna memang memiliki tinggi tubuh 155 cm, lebih pendek dari Juliet yang tingginya 170 cm. Tapi tinggi tubuh Sienna sebenarnya tidak terlalu pendek untuk ukuran gadis Asia.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME AND SERVE ME
RomanceJuliet Amanda, 19 tahun, adalah seorang gadis yatim piatu dan mahasiswi yang pintar namun sangat pendiam dan tidak memiliki teman. Bukannya ia tidak mau, tapi Matthew Wiratama, walinya, yang tidak mengijinkan gadis itu untuk memiliki teman. Matthew...