76 : The Location Unknown

67 2 0
                                    

"Juliet bilang kalau ia butuh bantuanmu, karena Sienna yang mendadak menghilang tanpa kabar sejak semalam," ucap Karina sambil mengalihkan tatapannya dari layar ponsel ke arah Virgo.

***

Darren hanya bisa terdiam dan menatap tajam ke arah Pak Akhri yang sedang berjalan menuju ke pintu ruangannya.

Lelaki paruh baya itu terlihat mengunci pintu, lalu membalikkan badannya kembali ke arah Darren dan Sienna berada sembari menyeringai.

"Wah, ternyata kamu tidak benar-benar pingsan ya?" Ucap lelaki paruh baya itu mengamati Darren yang menatapnya tajam penuh kebencian namun tak bisa menjawab.

Darren tidak meminum es jeruknya sampai tandas, tidak seperti Sienna. Jadi mungkin karena hal itu dia masih setengah sadar meskipun tidak bisa melakukan apa-apa juga.

Sial. Tangan dan seluruh tubuhnya terasa sangat berat serta sulit untuk digerakkan!

"Bagus kalau kamu masih sadar, Darla. Jadi kamu bisa lihat apa yang akan saya lakukan kepada temanmu yang mungil tapi manis ini." Pak Akhri mendekati Sienna sembari mengelus rambut panjang gadis yang sedang tertidur di lengan sofa itu.

Tenggorokan Darren mendadak terasa kering. Ingin sekali ia menerjang lelaki tua bangka itu dan menghancurkan wajahnya yang mesum karena niat bejatnya kepada Sienna. Tapi apa yang sekarang akan ia lakukan?!

"Oh ya, sebelum bersenang-senang dengan temanmu yang manis ini, ada sesuatu yang ingin saya hadiahkan untuk kamu, Darla." Pak Akhri tiba-tiba saja kembali berucap.

Kepala Desa itu pun melangkah ke arah meja kerja dan membuka lacinya. Tampak ia mengeluarkan sebuah tabung kaca kecil berisi cairan bening serta sebuah alat suntik.

Ia menusuk bagian tutup botol tabung kaca itu dengan jarum suntik dan menyedot isinya mengisi bagian alat suntik.

"Ini namanya 'obat bahagia'," cetus Pak Akhri sembari berjalan ke arah Darren dan tertawa lebar.

"Sementara saya bermain dengan Sienna, obat ini akan mulai bekerja di dalam tubuhmu, Darla cantik. Ronde pertama bersama Sienna, dan dilanjut ronde kedua dengan kamu."

Rasanya Darren ingin muntah mendengarnya. Manik birunya yang sekarang dilapis kontak lensa hitam terasa ingin menutup karena pengaruh obat tidur, tapi ia tetap berusaha untuk sadar dan membuka mata lebar-lebar.

"Ugghh..." Darren hanya bisa mengeluarkan suara lirih bernada protes saat Pak Akhri menyuntikkan cairan yang Darren yakini adalah obat perangsang.

JAHANAM!!

"Selesai," ucap lelaki mesum itu dengan nada ceria. Suara siulan sumbang menguar dari bibirnya yang pekat akibat tembakau. Matanya mengerling ke arah wajah Darren yang terlihat gusar.

"Nanti kamu juga pasti menyukainya, Darla. Tenang saja, saya sanggup kok melayani kalian berdua," cengiran mesum lagi-lagi mewarnai wajah keriputnya sembari mencubit gemas pipi lelaki itu.

Darren berusaha mengangkat tangan kanannya, rasanya ia sudah gatal sekali ingin mematahkan semua tulang di tubuh lelaki itu!

Suara geraman pelan keluar dari bibir Darren ketika melihat Pak Akhri yang melemparkan jarum suntik dan botol kaca dengan serampangan hingga jatuh ke atas karpet.

Lelaki tua itu melangkah dengan cepat kembali kepada Sienna, tampak sudah tidak sabar untuk menikmati tubuh gadis itu.

"Lepas... Sienna..." suara lirih namun tajam dari Darren menguar gusar, ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana lelaki biadab itu mendekati dan mencium leher Sienna dengan penuh nafsu.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang