52 : The Great Temptations

95 3 0
                                    

"Come and serve me, Nona Karina sang penggoda."

Tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja Karina merasakan merinding di sekujur tubuhnya ketika mendengar suara maskulin yang mengalun dengan serak dan dalam itu.

Tatapan dari manik monolid Virgo lurus lekat terarah kepada dirinya, semakin dekat semakin jelas terlihat bahwa sorotnya mengandung kobaran api yang dahsyat.

Terlebih, ketika Virgo melangkahkan kakinya dalam ayunan yang tegas, namun perlahan dan penuh perhitungan. Karina tak bergeming, ia masih terkesima dengan sosok yang jauh lebih tinggi dan lebih besar darinya itu, yang malah melakukan langkah pertama untuk menggoda alih-alih dirinya.

Saat kini Virgo telah berada tepat di hadapan Karina, kedua insan itu pun saling bertatapan.

Karina akhirnya menyunggingkan senyum tipis, dan berpikir pasti Virgo menanti dirinya untuk memulai. Benar juga. Gadis itu terlalu terbawa pada sikap Virgo tadi hingga terlupa bahwa di sini, saat ini, dirinyalah yang seharusnya memegang kendali.

Baik, dia akan memulai menggoda.

Karina menjulurkan satu jari telunjuknya untuk mulai menyentuh lembut wajah Virgo. Dari matanya, hidung, pipi dan juga bibir.

"Kamu sangat tampan," pujinya tulus, namun kerlingan yang terpantul di dalam manik bening dan besar itu sangat menggoda. Karina yang menggoda, akan mulao beraksi sekarang.

"Uhh!" Namun Karina terkesiap kaget ketika tiba-tiba saja Virgo mencengkram tengkuknya, dan menariknya mendekat hingga bibir mereka pun bertemu.

Seharusnya Karina-lah yang lebih dulu mencium lelaki itu. Entah apa yang merasuki Virgo hingga ia tak membiarkan Karina yang melakukannya.

Gadis itu mengangkat kedua tangan dan mengalungkannya di leher Virgo, ketika pagutan bibir mereka semakin dalam dan intens. Keduanya sama-sama terhanyut, meski di pihak Karina masih menyisakan sedikit kewaspadaan akan kemungkinan hadirnya Jeremy.

Sebuah stun gun mini yang berada di antara jemarinya telah siap dihujamkan di leher Jeremy untuk melumpuhkan kepribadian yang tidak diinginkan itu.

Stun gun atau senjata kejut listrik itu hanya akan membuat Jeremy terjatuh dan kehilangan kontrol tubuhnya, tanpa membuatnya pingsan.

Jika Karina berhasil, maka Dokter Dharmawan akan datang untuk menangkap Jeremy, lalu menghipnotisnya dalam rangka mengetahui sesuatu tentang masa lalu yang entah apa, Karina pun tidak mau tahu terlalu dalam.

Di sini tugasnya hanya menggoda Virgo, yang mana hal itu akan memancing Jeremy keluar. Meski masih belum paham korelasinya, Karina hanya melakukan tugasnya saja.

"Ah!" Karina mendesah kaget ketika merasakan gigitan kuat di bibirnya. Tidak terlalu sakit, tapi dia cuma kaget. Apa ini artinya Jeremy telah datang??

Gadis itu pun bersiap menekan stun gun di tubuh maskulin itu, namun keningnya pun mengernyit ketika menyadari sesuatu.

"Reiner?!" Karina mengerjap kaget menatap sorot yang masih sama seperti tadi. Bukan Jeremy dengan sorotnya yang dingin, menakutkan dan seolah tak tersentuh. Tapi...

"Ya, ini masih aku. Virgo," tegas suara familier itu.

Meski baru bertemu sekali, namun Karina sangat hapal dengan Jeremy yang memiliki tatapan kelam dan gelap bagai jurang tak berdasar yang penuh misteri. Juga dari segi suara, Jeremy memiliki suara yang jauh lebih dalam.

Tampaknya pertemuan pertamanya dengan Jeremy benar-benar meninggalkan kesan yang cukuo mendalam bagi Karina, karena baru kali itu Karina dipukuli oleh seorang lelaki.

"Reiner!" Karina membelalak kaget ketika mendapati tubuhnya telah diangkat oleh Virgo ke atas, dengan gaya ala koala di pohon. Kedua kaki Karina dibuat Virgo melingkari pinggang lelaki itu, dan membuat Karina sontak semakin mengeratkan pelukannya di leher lelaki itu untuk menjaga keseimbangan.

"Kamu mau apa?!" Tanya Karina dengan kedua mata memicing curiga.

"Melanjutkan hal menyenangkan ini, tentu saja," sahut Virgo sembari tersenyum.

"Tapi--ummp!" Protes dari Karina pun terbungkam karena Virgo yang kembali rakus memagut bibirnya.

'Ini tidak beres,' pikir Karina dalam hati. Sejak tadi Virgo sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk menggoda. Karena lelaki itu yang selalu mengambil langkah pertama dan tak membiarkan Karina melakukan apa pun.

Karina mengerutkan keningnya bingung saat Virgo merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Apa ia akan melakukannya hingga sejauh ini? Apa ia juga akan tidur dengan Virgo untuk memancing Jeremy keluar?

Sungguh Karina seperti sedang dipaksa untuk terus berjalan meski di dalam kegelapan. Ia bingung dengan sikap Virgo yang tak sesuai skenario, namun juga ragu-ragu untuk menghentikan semuanya. Mungkin juga dengan cara ini si Jeremy itu akan keluar.

Jadi Karina hanya mengikuti arus, saat menghujani lehernya dengan kecupan dan lumatan yang meninggalkan banyak jejak kemeraha  di kulitnya.

'Hmm... ternyata si Reiner ini lumayan juga,' batin Karina dalam hati. Meskipun Virgo mencumbunya dengan cukup lembut, namun manpu membuat Karina terhanyut.

'Ah, sial. Tapi kenapa Jeremy tak juga muncul?? Jika terus begini, bisa-bisa dirinya benar-benar berakhir dengan tidur bersama Virgo!

Karina pun memutuskan untuk menyudahi saja permainan ini, dan mulai mengambil alih kendali.

"Stop." Virgo berucap dingin dan menarik tangan Karina yang hendak merayap untuk membuka risleting celananya.

Lagi-lagi Karina pun dibuat terkejut dengan sikap aneh Virgo, hingga akhirnya gadis itu membelalak kaget saat Virgo yang bergerak ke bagian bawah tubuhnya, menyingkap rok mini yang ia kenakan.

Gadis itu menggigit bibirnya dan menjerit lirih saat Virgo meloloskan pakaian dalam kecil berenda miliknya melewati kaki, lalu melemparnya ke lantai begitu saja. Karina menarik kakinya, namun Virgo kembali menangkap dan melebarkannya.

"Reiner! Ti-tidak seperti ini!" Jerit Karina yang gemetar saat lidah dan bibir Virgo telah menjelajah di bawah sana dengan beringas, tak peduli meski Karina meronta-ronta, hingga akhirnya justru menggelinjang tenggelam dalam kenikmatan.

Seharusnya tidak begini. Karina bahkan sudah merancang metode-metode menggoda yang pasti akan berhasil membuat Jeremy keluar.

Namun kenapa... kenapa justru kini dirinya-lah yang tergoda??

***

Virgo mendesah berat ketika untuk yang kesekian kali pelepasan yang merampas akal sehat menderanya.

Lelaki itu pun turun dari tubuh mungil namun sangat sensual, yang telah diam sejak beberapa saat yang lalu karena tertidur kelelahan. Ia merebahkan diri di sisi ranjang yang kosong dengan peluh yang membanjiri kulitnya.

Sembari mengatur napasnya yang memburu ribut, Virgo kembali menoleh ke samping, dimana tubuh tanpa busana milik Karina berada. Kedua manik gadis itu telah menutup rapat.

Ia menjulurkan tangannya untuk merapikan rambut hitam sebahu Karina yang berantakan akibat ulahnya yang beringas.

Seharusnya memang tidak begini. Ya, Virgo pun sadar akan hal itu.

Seharusnya Karina-lah yang menggodanya, mengambil alih permainan ini untuk membuat Jeremy keluar.

Tapi, di satu titik... tiba-tiba saja ada perasaan tak rela yang menyeruak di antara batinnya, saat membayangkan kemungkinan bahwa Jeremy-lah yang akan menikmati gadis ini.

Virgo mengernyit ketika mendapatksn kesadaran itu. Ia merasa... tak rela?

Ya, sepertinya begitu. Itu sebabnya sejak tadi ia tak membiarkan Karina menggodanya, agar si brengsek Jeremy tidak muncul dan mengambil kesempatan bersama Karina.

Virgo mendekatkan bibirnya di telinga Karina, dan mulai berbisik.

"Mulai malam ini, kamu tidur bersamaku, Karina. Di kamar yang sama, dan juga ranjang yang sama," ucapnya sembari mengecup kening Karina dan menyelimuti tubuh mereka berdua dalam selimut yang sama.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang