68 : The Conclusions

87 3 0
                                    

"Sayang? Kamu sudah bangun?"

Karina menolehkan kepalanya ke arah sebuah suara yang memanggil namanya. Seuntai senyum terukir di bibirnya ketika sesosok lelaki yang sangat tampan memasuki kamar sambil membawa baki berisi makanan dan segelas minuman.

Virgo meletakkan baki itu di atas meja, lalu kembali menatap kekasihnya yang masih berada di atas ranjang dengan posisi duduk bersandar di headboard.

Gadis itu membalutkan selimut ke tubuhnya yang polos tanpa busana, dan beberapa foto dirinya terlihat berserakan di selimutnya.

Virgo menatap sorot sendu di manik beriris hitam Karina ketika melihat foto-foto dirinya yang diambil oleh Jeremy.

Kilas cemburu pun sontak hadir di benaknya, tapi Virgo cepat-cepat mengusir perasaan itu. Ia tidak akan cemburu pada Jeremy lagi, karena Karina kini telah utuh menjadi miliknya. Gadis itu telah mengakui perasaannya.

Virgo berjalan perlahan ke arah ranjang, memperhatikan bagaimana manik bening beriris hitam Karina menatapnya dengan pandangan kosong.

Lelaki itu duduk di atas ranjang, tepat di hadapan Karina. "Ada apa, Karina? Kamu seperti sedang memikirkan sesuatu."

Karina menatap Virgo lekat, dengan satu tangan masih memegang salah satu foto dirinya. "Aku... hanya sedih," sahutnya dengan suara yang tercekat.

"Tentang Jeremy?" Cetus Virgo menebak hal yang sudah jelas di depan mata.

Karina mengangguk pelan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Apa kamu ingin dia kembali?" Tanya Virgo hati-hati.

Karina terdiam sesaat mendengarnya. "Entahlah," sahutnya kemudian sembari menghela napas pelan. "Aku hanya berharap seandainya dia hidup dan memiliki tubuhnya sendiri." Karina pun tertawa hampa mendengar perkataannya yang sangat tidak masuk akal.

"Apa kamu... menyukainya?"

Karina menatap Virgo yang bertanya dengan tiba-tiba. "Tidak. Aku tidak menyukainya, Reiner. Memangnya kamu belum sadar juga kalau aku benar-benar hanya menyukaimu, ya?" Satu tangan Karina pun terjulur untuk membelai wajah Virgo.

"Untuk tubuhmu ini, aku hanya ingin Virgo Reiner yang memilikinya. Aku hanya merasa bersyukur karena Jeremy telah menyelamatkanmu dulu." Karina memajukan tubuhnya untuk memeluk Virgo erat, memberikan keyakinan kepada lelaki itu bahwa ia sungguh-sungguh.

Virgo mengecup puncak kepala gadisnya dengan lembut. "Ayo makan dulu. Aku sudah membuatkanmu sarapan."

Karina melepaskan pelukannya untuk mengintip makanan yang dibawa Virgo. Seketika ia merasa sangat lapar melihat sepiring spageti dab semangkuk buah potong di sana.

Karina mengangguk. "Aku mandi dulu."

"Makan dulu saja, mandinya nanti." Virgo tiba-tiba menarik tubuh Karina yang polos hanya terbalut selimut itu, dan menggendongnya ala bridal ke arah sofa.

"Aku bisa jalan sendiri," ucap Karina sambil tersenyum kecil.

"Aku tahu," balas Virgo cuek. Lelaki itu lalu mendudukkan Karina di atas pangkuannya.

"Reiner! Kenapa--"

"Ssh, sudah. Kamu makan saja."

Karina berdecak sebal. Bagaimana ia bisa makan dengan posisi dipangku begini? Apalagi posisi meja di kamar ini jauh lebih rendah dibandingkan meja di ruang makan.

Karina meraih piring spageti dan mengangkatnya dari atas meja. Ia terpaksa makan sambil memegangi piring di satu tangannya.

Ia membiarkan Virgo mulai bergerilya untuk meremas dada serta mengusap bagian lain tubuhnya, dengan bibir lelaki itu sibuk mengecup leher dan pundaknya dari belakang. Ia sudah tahu pasti lelaki itu akan mencuri-curi kesempatan begini.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang