"Datanglah, dan layani aku sekarang."
Kalimat yang terdengar di telinga Juliet itu selalu berhasil membuat dadanya serasa sesak dan jantungnya seakan berhenti berdetak.
Seharusnya dia sudah terbiasa.
Ya. Bukankah kalimat itu selalu diucapkan oleh seorang Matthew Wiratama kepadanya melalui telepon, jika lelaki itu telah pulang ke rumah mewahnya?
Masalahnya...
Matthew tidak pernah kembali lagi ke rumah itu selama setahun terakhir ini karena harus mengurus bisnis barunya di Boston.
Dan setahun tanpa harus melayani lelaki itu membuat Juliet merasa... seperti gadis biasa.
Gadis normal yang seakan tidak memiliki beban berat di pundaknya.
"Baik, Matthew. Aku mengerti," adalah jawaban standar dari Juliet sebelum gadis itu kemudian memutuskan sambungan teleponnya.
Takdir hidup telah menjadikannya seorang Juliet Amanda, yang telah menjadi anak yatim piatu 3 tahun yang lalu di usianya yang ke 16 tahun.
Dan Matthew Wiratama yang baik hati serta pemaaf, yang dengan hati seluas samudra pun mau menampung gadis yang telah kehilangan ayahnya karena kecelakaan itu.
Atau setidaknya begitulah yang orang-orang kira mengenai hubungannya dengan Matthew.
Almarhum ayah Juliet adalah satu-satunya orang tua yang gadis itu miliki, dan ayahnya adalah supir yang bekerja untuk keluarga Wiratama.
Di hari yang naas itu, ayah Juliet sedang membawa mobil mewah dengan penumpangnya adalah ayah dan ibu Matthew. Mereka hendak menghadiri sebuah undangan pernikahan anak dari kolega ayah Matthew.
Di tengah jalan, mobil itu oleng dan menurut beberapa saksi mata sempat berjalan zig zag sebelum menabrak sebuah truk dan terhempas ke pinggir jalan dengan posisi terbalik.
Ketiganya pun langsung tewas di tempat dengan kondisi yang mengenaskan.
Saat itu dunia Juliet serasa runtuh. Ia tidak memiliki siapa pun selain ayahnya. Ibunya telah pergi entah kemana sejak ia kecil. Sanak saudara pun tak punya. Di usia 16 tahun, Juliet harus hidup sebatang kara seorang diri.
Namun di siang hari itu, suara ketukan di pintu serta seraut wajah yang luar biasa tampan namun sangat dingin membuat Juliet terkejut.
Kedatangan Matthew Wiratama ke rumahnya adalah sebuah kejutan yang tak ia sangka. Apalagi... ternyata lelaki itu pun ingin membantunya.
Meskipun semuanya tidak seperti yang ia kira sebelumnya, dan Juliet pun kini hanya bisa menyesali hari pertemuannya dengan Matthew waktu itu.
"Juliet, kamu sudah mau pulang?" Tanya Sienna, satu-satunya teman yang Juliet miliki, menatapnya yang sedang merapikan semua alat tulisnya. Saat ini mereka sedang berada di perpustakaan untuk sama-sama mengerjakan tugas kuliah.
Juliet tersenyum dan mengangguk kecil kepada gadis berkacamata itu. "Matthew sudah pulang, jadi aku harus sudah berada di rumah sebelum malam, Sienna."
"Oh. Jadi kakak angkatmu yang tampan, baik dan kaya itu sudah kembali dari Amerika?? Aah, senangnya! Kalian pasti mau kangen-kangenan ya?!" Mata sipit Sienna semakin menyipit dan membentuk sebuah garis ketika gadis itu tersenyum lebar.
Ah, Sienna tidak tahu saja Matthew yang sebenarnya. Juliet memang merahasiakan hubungan amoral antara dirinya dan Matthew, selain karena perintah dari lelaki itu, juga karena ia pun malu karena posisinya yang sesungguhnya adalah menjadi wanita penghangat ranjang bagi Matthew.
"Aku duluan, Sienna." Tanpa menjawab pertanyaan Sienna, Juliet segera memeluk buku-buku tebal yang ia pinjam dari perpustaakan dan menyampirkan tasnya di pundak. Ia merapikan semua peralatannya dengan cepat seolah dikejar waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME AND SERVE ME
RomanceJuliet Amanda, 19 tahun, adalah seorang gadis yatim piatu dan mahasiswi yang pintar namun sangat pendiam dan tidak memiliki teman. Bukannya ia tidak mau, tapi Matthew Wiratama, walinya, yang tidak mengijinkan gadis itu untuk memiliki teman. Matthew...