39 : The Knife That You Stabbed Into My Heart

131 4 0
                                    

Virgo menatap lurus kepada Juliet dengan sorot tak percaya.. "Apa kamu yakin mau kembali dengannya, Juliet?"

Gadis bersurai panjang itu pun hanya mengangguk pelan tanpa suara untuk menjawabnya.

"Hah. Keterlaluan sekali," cetus Virgo seraya meraup wajahnya dengan kasar.  "Kamu telah membuat semua perjuangan kita menjadi sebuah kesia-siaan belaka. Seharusnya kamu tidak selemah ini."

Juliet pun terdiam mendengar kalimat menohok Virgo. Ia tahu kalau lelaki itu merasa kecewa. Namun Juliet juga takut jika balas dendamnya ini malah akan menimbulkan masalah baru antara Virgo dan Matthew.

Ia sungguh tak mengira jika memanfaatkan Virgo untuk mengkonfrontasi dengan Matthew akan membuat situasi semakin rumit, belum lagi adanya perasaan bersalah yang mulai tercipta.

"Maafkan aku," ucap Juliet setelah beberapa saat terpaku dalam keheningan.

"Aku tidak pernah bermaksud untuk mengecewakanmu, Virgo. Dan aku pun sangat berterima kasih untuk semuanya, sungguh. Aku sangat bersyukur karena memilikimu dan Sienna di sisiku."

"Tapi itu tidak cukup untukmu, kan? Karena pada akhirnya, hanya Matthew yang bisa mencukupi hatimu," guman Virgo seraya menatap seraut wajah cantik itu dengan tatapan yang sayu.

"Aku menyukaimu, Juliet. Sejak dulu hingga sekarang, bagaimana pun kondisimu. Aku tetap berharap bahwa kamu akan merasakan ketulusanku dan pada akhirnya, mau menerimaku."

Ungkapan Virgo dari hati yang terdalam itu membuat Juliet tergugu dan kembali menyalahkan diri sendiri. Dendamnya yang begitu membara kepada Matthew telah membuatnya buta dan tidak peka, bahwa ada jiwa baik hati yang ternyata juga mengharapkan hatinya.

Virgo tertawa tanpa suara ketika melihat manik bening itu mulai berkaca-kaca. Bukan sebuah pertanda yang bagus, melihat bagaimana ekspresi Juliet yang sendu saat menatap dirinya.

"Pergilah, Juliet. Tidak apa-apa dan jangan khawatirkan apa pun lagi," ucap Virgo lagi akhirnya.

"Virgo--"

"Pergilah," potong lelaki itu lagi. "Tapi berjanjilah kalau kali ini kamu akan berbahagia bersamanya. Karena jika tidak... maka aku akan benar-benar merebutmu darinya."

Juliet menatap sejenak manik Virgo yang beradu pandang dengannya, sebelum kemudian seulas senyum yang terbit di bibir adalah ucapan perpisahan yang sesungguhnya.

Sembari menghela napas, Juliet pun mulai melangkahkan kaki ke arah lelaki bermanik coklat pasir yang sejak tadi hanya terdiam menunggunya.

Matthew dapat mendengar semuanya, semua yang diucapkan oleh baik oleh Juliet maupun Virgo. Meskipun darahnya terasa mendidih karena amarah mendengar pernyataan cinta Virgo, namun ia menahan diri untuk tidak memukul lelaki lancang yang telah berani menyukai gadisnya.

Ia tidak boleh salah langkah dan kembali kehilangan Juliet. Meskipun sulit, namun ia akan belajar menata emosinya dengan lebih baik lagi, agar Juliet pun tak lagi lepas darinya.

Sedikit lagi langkah kaki elegan dari sosok menawan itu akan mencapai dirinya. Matthew tak dapat mengendalikan jantungnya yang mendadak berdetak sangat kencang bagaikan butiran hujan deras yang menghantam kaca jendela.

Juliet yang dengan suka rela kembali kepadanya adalah mimpi yang menjadi nyata. Semua perasaan cinta yang tersemat untuk wanita serta buah hati di dalam rahimnya seakan tumpah ruah mengalir membasahi dinding hatinya.

Matthew tahu mungkin ia telah dikutuk atas semua perbuatan kejinya kepada Juliet. Dendam telah membutakan mata dan hatinya, hingga dengan kejam melampiaskannya kepada seorang gadis remaja polos yang tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang