60 : The Photographer

76 3 0
                                    

"Akulah Virgo, Karina sayang. Dan lelaki itu, lelaki yang bersamamu sebelumnya... justru dialah Jeremy yang sesungguhnya."

Karina mengernyit kaget. Apa pula maksudnya ini??

"Dia mengambil tubuhku, dan berusaha menyembunyikan jiwaku jauh-jauh. Bahkan dia juga ingin membuatku musnah. Dia mungkin terlihat lelaki baik, tapi satu hal yang harus kamu tahu, Cantik. Dia belum mengeluarkan tabiat aslinya. Yang jauh... jauh lebih kejam dari diriku."

Jeremy mengeluarkan devil's smirk-nya melihat wajah bingung Karina, lalu mengecup bibir gadis itu dengan sepenuh gairah.

Karina menjauhkan bibirnya dari Jeremy, karena ada yang ingin ia katakan. "Kamu bohong!" Sergah gadis itu sengit. "Virgo tidak pernah memperlakukanku dengan kasar sepertimu, Jeremy!"

Lelaki itu menelengkan kepalanya sembari tertawa kecil mendengar perkataan Karina. "Jadi kamu kira hanya karena lembut padamu selama ini, maka dia tidak bisa bersikap kasar, hm?"

"Baik, akan kubuktikan kalau diriku yang kasar ini pun bisa bersikap lembut. Jangan tertipu, Karina. Kamu akan lihat bahwa hitam belum tentu kelam, dan putih belum tentu suci!"

***

"Uh..."

Karina menggelinjang ketika Jeremy berada di bagian bawah tubuhnya. Lidah lelaki itu bermain dengan buasnya, berputar, menjilat, mencicipi, menghisap dan menyesap dengan rakus segalanya.

Karina menjerit kecil ketika Jeremy menggigit pelan bagian sensitif yang menaburkan sejuta rasa dan membuat gadis itu seakan meloncat ke atas langit dan terbang di antara bintang-bintang. Tubuhnya serasa berat sekaligus ringan, dan kepalanya pusing karena berputar dalam gairah.

Jeremy tersenyum smirk ketika melihat bagaimana dada Karina yang naik turun dengan napas yang memburu. Perhatiannya pun tertuju kepada dua bulatam sempurna dibalut kulit kuning langsat yang dipenuhi peluh.

Jeremy ingin menggigit puncak dada gadis itu, tapi ia belum selesai dengan bagian bawah tubuh Karina. Sedikit lagi. Dan kali ini ia akan menggunakan perpaduan antara jari dan lidah.

Karina pun menjerit ketika sebuah pelepasan dahsyat melandanya. Seperti sebuah banjir bandang yang tiba datang, seperti petir yang tiba-tiba menyambar. Dirinya pun porak-poranda.

"Nikmat, Karina?" Ucap Jeremy dengan senyum mengejek. "Lebih nikmat dari tidur dengan Virgo, kan?"

Karina menelan ludahnya ketika Jeremy kembali menyinggung tentang Virgo. Uh, Jeremy memang membuatnya serasa gila dengan cara lelaki itu membuatnya mendapatkan puncak kenikmatan, tapi sungguh... saat ini Karina benar-benar berharap Virgo akan kembali muncul. Karena Jeremy ini terlalu menakutkan.

"Tolong buka ikatan tangan dan kakiku," pinta gadis itu setelah napasnya normal kembali.

"Buka?" Jeremy mengangkat satu alisnya dengan tawa sinis. "Memangnya kamu mau apa kalau ikatannya kubuka, hm? Mau melarikan diri?"

Karina menggelengkan kepalanya. "Aku berjanji tidak akan lari, Jeremy. Bukankah tadi kamu bilang ingin bercinta denganku? Aku tidak bisa menyentuhmu jika tangan dan kakiku diikat begini kan?"

Mereka memang belum bercinta, meskipun Jeremy telah berkali-kali membuat Karina mencapai klimaks.

"Hm. Baiklah."

Karina sedikit kaget melihat begitu mudahnya Jeremy mengiyakan permintaannya, padahal tadinya Karina merasa sedikit skeptis dan putus asa.

Manik legam gadis itu memandangi Jeremy yang mulai membuka tali yang sejak hampir satu jam terasa mengiris kulitnya dan membuat lecet. Karina mendesis kecil saat kedua tangannya telah telah lepas dari ikatan.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang