"Sudah dibereskan semua."
Virgo menganggukkan kepalanya saat menerima laporan dari anak buahnya, mengenai beberapa orang yang telah ia tangkap dan akan diinterogasi. Mereka adalah manusia-manusia bejat yang telah menculik sepupunya dan berniat untuk melecehkan gadis itu.
"Lalu bagaimana dengan informasi keberadaan Sienna? Apa dia sudah ditemukan?"
"Kami masih mencarinya, Tuan Muda. Untuk saat ini situasinya sedang agak sulit dikarenakan cuaca yang sedang tidak bersahabat dan kondisi lapangan yang curam dan berbukit. Terlalu berbahaya untuk tim pencari jika memaksakan bergerak sekarang."
Virgo pun menghela napas tak puas mendengar laporan itu, meskipun ia tak bisa menampik bahwa apa yang disampaikan bawahannya itu memang benar adanya.
Jalanan yang ditempuh sebagai area pencarian sepupunya Sienna yang menghilang adalah daerah pegunungan dengan jalanan yang sangat rusak dan hampir tidak layak digunakan.
Ditambah pula saat ini hujan masih saja turun dengan derasnya disertai petir dan kilat yang menyambar sejak satu jam yang lalu.
Jika tidak berhati-hati, kendaraan yang lewat bisa-bisa tergelincir dan malah meluncur masuk ke dalam jurang.
Entah bagaimana kisahnya hingga Sienna bisa tiba di tempat antah berantah ini, dan entah dimana pula dia sekarang. Kacau sekali.
Virgo pun seketika merasa menyesal karena tidak turun tangan untuk menyelidiki kasus saudari kembar Matthew Wiratama yang bernama Mathilda itu.
Virgo hanya ingin menjaga perasaan Karina, dan tidak ingin calon istrinya itu mengira bahwa ia masih menyimpan perasaan untuk Juliet. Karena memang ia sudah menutup buku dan perasaannya untuk istri dari Matthew itu.
Tapi Virgo benar-benar tidak menyangka bahwa imbas dari penolakannya, malah Sienna yang memutuskan sendiri untuk menyelidiki Mathilda! Ck. Dasar ceroboh!
Kondisi beberapa orang yang mereka tangkap pun ternyata cukup mengenaskan. Beberapa dalam kondisi lumayan kritis, patah tulang yang parah, bahkan ada yang giginya nyaris tanggal semua.
Sangat tidak mungkin jika Sienna yang melawan tiga lelaki berbadan besar dan satu lelaki paruh baya itu sendirian, apalagi dengan perlawanan yang lebih mirip seperti seekor monster yang sedang mengamuk daripada manusia normal.
Dari informasi yang didapat, Sienna ternyata menyewa kamar kos dengan seorang teman wanitanya yang bernama Darla. Lalu apakah wanita bernama Darla yang telah menghajar para penjahat itu hingga babak belur?
Virgo berdecak kesal karena belum mendapatkan jawaban satu pun dari pertanyaan di dalam benaknya, terutama karena bedebah yang ia tangkap semuanya sedang dalam kondisi tidak sadarkan diri sehingga informasi yang jelas pun sulit digali.
Lelaki yang sedang memakai payung di tengah hujan yang cukup deras itu pun menghela napas pelan entah untuk yang keberapa kalinya hari ini. Manik monolid-nya sedikit menengadah menatap butiran air yang turun dari atas langit tanpa jeda sejak beberapa jam yang lalu.
Pikirannya mengembara, mencoba menyusuri dan berkira-kira kemana sepupunya berada.
"Sienna... semoga kamu baik-baik saja," gumannya pelan, sebelum langkah kakinya mengayun menuju ke salah satu mobil mewah yang terparkir tak jauh darinya berada.
***
"Ada rumah di sana!" Darren menunjuk sebuah sudut di bagian kanan jalan dengan dagunya, karena kedua tangannya masih sibuk mengendalikan setir. Ia harus berhati-hati karena jalanan rusak ini juga menjadi lebih licin karena hujan yang mengguyur bumi.
Rumah yang dimaksud mungkin lebih pantas jika disebut sebuah gubuk, sebuah rumah kecil beratap daun rumbia dengan dinding yang terbuat dari bambu. Suasana hutan di pegunungan yang agak gelap semakin menambah suram penampakan gubuk itu, namun sepertinya memang tidak ada pilihan lain selain mencoba untuk berteduh di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME AND SERVE ME
RomanceJuliet Amanda, 19 tahun, adalah seorang gadis yatim piatu dan mahasiswi yang pintar namun sangat pendiam dan tidak memiliki teman. Bukannya ia tidak mau, tapi Matthew Wiratama, walinya, yang tidak mengijinkan gadis itu untuk memiliki teman. Matthew...