51 : The Seducer

96 3 0
                                    

Juliet terbangun dari tidurnya karena merasa sedikit kedinginan, dan menyadari bahwa itu karena tidak ada Matthew di sampingnya yang biasa tidur sambil memeluknya.

Gadis itu mengernyit melihat jam dinding. Ternyata hari telah berganti malam. Sepulang dari jalan-jalan bersama Matthew tadi, ia merasa lelah. Apalagi ditambah dengan kejadian Giska dan Leon, serta berujung pada diskusi dengan Matthew tentang cita-cita Juliet untuk mendirikan Yayasan.

Juliet pun memutuskan untuk turun dari ranjang besar itu. Ia ingin mencari Matthew. Entah kenapa ia merasakan kesepian serta kedinginan, dan saat ini ia hanya ingin mendekap tubuh lelaki itu.

Juliet keluar dari kamar untuk mencari Matthew yang kemungkinan berada di ruang kerjanya. Gadis itu hampir saja mendorong pintu ruang kerja Matthew, namun segera membatalkan niatnya ketika mendengar suara dari dalam.

"Selamanya aku tetap tidak akan pernah memberikan restu untuk kalian!" Seru sebuah suara yang sangat familier. Suara Oma Anita.

Juliet segera menempelkan telinganya di daun pintu, diam-diam berusaha mencuri dengar pembicaraan.

"Jika kamu masih juga berkeras untuk menikahi gadis itu, maka Oma dengan sangat terpaksa menarikmu dari jabatan CEO Wiratama Fleet & Service, Matthew!"

"Silahkan jika Oma menginginkannya seperti itu," sahut sebuah suara yang Juliet kenal sebagai suara Matthew.

"Aku sendiri yang akan mengundurkan diri, Oma. Aku akan membawa Juliet ke Amerika, dan membesarkan anak kami di sana."

"Matthew! Apa kamu tega meninggalkan Oma sendirian di Indonesia menghabiskan masa tua?! Kenapa kamu bisa sebodoh itu hanya karena seorang gadis?!"

"Dia satu-satunya gadis yang kucintai, Oma, seseorang yang kuinginkan untuk menghabiskan sisa hidup ini bersama di dunia. Seseorang yang membuatku menemukan definisi sebenarnya dari kata 'bahagia'. Tak bisakah Oma memaklumi dan melupakan masa lalu yang bahkan bukan kesalahan Juliet?"

BRAKKK!!

Suara seperti kursi yang ditendang membuat Juliet sontak terkejut.

"Kamu tahu, Matthew? Intuisiku selama ini tidak pernah salah dalam menilai seseorang. Contohnya Kayana, ibumu. Aku sudah mengatakan kepada Ibram agar jangan menikahinya, tapi ayahmu sama keras kepalanya sepertimu. Dan sekarang, lihatlah semua kekacauan yang diperbuat perempuan itu."

"Lalu apakah Oma juga menganggap kehadiranku ke dunia adalah salah satu kekacauan?" Tanya Matthew sendu. "Karena aku pun lahir dari rahim Kayana, wanita yang Oma anggap pengacau."

Tak ada yang berbicara setelahnya, namun Juliet mendengar suara langkah kaki menuju pintu tempatnya berdiri. Dengan tergesa, gadis itu pun berpindah ke pilar di dekatnya dan bersembunyi di sana.

Namun tiba-tiba suara langkah kaki itu pun berhenti, dan kembali suara Oma Anita terdengar.

"Tinggalkan wanita itu segera, Matthew. Atau kamu akan benar-benar menyesal karena berani membangkang. Karena kali ini, aku tidak akan bersikap baik lagi."

***

"Selamat malam Nona Karina, perkenalkan saya adalah Dokter Dharmawan. Psikiater yang selama ini menangani Virgo."

Karina menatap sosok lelaki berwibawa yang mengulurkan tangan ke arahnya, dan gadis itu pun akhirnya menjabat tangan dokter itu diiringi senyuman tipis.

"Malam juga, Dokter." Tidak merasa ingin berbasa-basi, Karina pun hanya menyahut dengan singkat.

Saat ini Karina telah berada kembali di Penthouse Virgo, setelah lelaki itu membuang semua pakaian yang ia susun di dalam koper, lalu memberikan waktu hanya lima menit baginya untuk membawa barang yang benar-benar berharga.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang