50 : The Ownership

99 3 0
                                    

Virgo tertawa kecil saat mendengar suara bantingan pintu di belakangnya. Pasti Karina melampiaskan rasa gusarnya dengan menghempaskan pintu apartemennya dengan kuat.

Lucu juga. Baru kali ini Virgo mendapatkan pintu yang dibanting menutup saat ia keluar dari apartemen seorang gadis, karena biasanya lebih banyak pintu yang terbuka lebar untuknya.

Lelaki itu kembali mengenakan masker dan kaca mata hitamnya sebelum melangkah menuju lift di ujung koridor.

Ia menghela napas melihat kondisi apartemen yang mulai bobrok dan seperti tidak dipelihara oleh pemiliknya. Apa sebaiknya sekarang saja ia memberikan apartemen baru yang lebih baik untuk Karina ya? Siapa tahu pancingan itu akan membuatnya semakin yakin untuk menerkma tawarannya.

Lelaki itu masih melangkah sembari berpikir, ketika pintu lift yang masih berjarak sekitar enam meter di depannya tiba-tiba saja terbuka, dan empat orang lelaki bertubuh besar keluar dari dalamnya.

Virgo hanya melirik keempat lelaki dengan gerak-gerik mencurigakan itu yang melewatinya, lalu meneruskan langkah menuju lift. Saat Virgo telah memasuki lift, ia kembali melirik ke arah empat lelaki itu yang berdiri tepat di depan kamar Karina.

Mereka pun membalas tatapan tajam Virgo, seakan menunggu dirinya berlalu di dalam lift seiring dengan pintunya yang perlahan bergerak menutup.

Di dalam lift Virgo pun terdiam membisu, merasakan dilema antara membiarkan ataukah ikut campur dalam kehidupan gadis itu. Lagipula, ia tidak mengenal Karina sebelumnya selain bahwa gadis itu mata duitan.

Mungkin saja ia juga jalang, yang melayani empat orang pria demi uang, kan?

Damned!

Virgo mengerang gusar ketika sisi kemanusiaannya mengambil alih semua tindakannya, yang kemudian membuatnya menekan tombol lift kembali ke lantai dimana unit Karina berada.

Paling tidak ia harus memastikan, apakah benar empat orang lelaki yang berpenampilan seperti preman itu adalah "klien" Karina. Jika itu benar, maka Virgo akan segera membatalkan seluruh bentuk kerjasamanya.

Tidak mungkin ia memberikan Karina peran sebagai kekasihnya, jika ternyata gadis itu adalah jenis wanita yang menjajakan tubuhnya.

Ketika pintu lift akhirnya kembali terbuka tepat di lantai tempat tinggal Karina, Virgo pun segera mempercepat langkahnya. Keempat orang preman tadi sudah tidak ada. Sial. Apa mereka telah masuk ke dalam unit Karina?

Lihat saja... dia akan segera membatalkan semua penawarannya jika gadis itu ternyata tak lebih dari seorang jalang murahan yang--

Virgo terkesiap ketika mendengar suara jeritan keras Karina dari dalam unitnya. Sontak ia pun melihat ke arah sekitar, dan menggeleng pelan ketika berharapp akan ada bantuan dari tetangga apartemen Karina. Semua unit terlihat sepi bagai tidak berpenghuni.

Virgo mengambil ponsel dari sakunya, lalu mengetikkan beberapa kata di sana. Suata jeritan Karina kembali terdengar, kali ini dibarengi oleh suara tawa lelaki yang terdengar menjijikkan.

Virgo mendorong pintu yang ternyata tidak dikunci itu, dan melihat pemandangan yang tampak nyata di depannya.

Pemandangan yang membuat secarik senyum tipis terpulas di bibirnya.

"Halo." Virgo pun masuk ke dalam apartemen Karina dengan santai menyapa, tak peduli meski empat orang preman berbadan besar itu menatapnya dengan sorot garang.

Apartemen Karina yang sempit dan sederhana itu pun serta merta terlihat penuh, karena banyaknya orang di dalamnya.

"Siapa kamu?!" Tanya salah seorang preman dengan badan yang paling besar diantara mereka. Ia berdiri di samping Karina yang sedang duduk di kursi, dengan tangan terikat dan mulut disumpal kain.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang