30 : The Allies

115 4 0
                                    

***Flashback beberapa hari sebelumnya***

"Sebenarnya kita mau kemana, Karina?" Oma Anita terlihat bingung ketika Karina malah membawanya ke sebuah restoran, alih-alih menuju mal di pusat kota seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya.

Karina tersenyum ketika membukakan pintu mobil Oma dari arah luar, namun wanita tua itu malah tetap duduk di dalam mobil, terlihat enggan untuk turun sebelum Karina mengatakan maksud dan tujuannya kemari.

"Bukankah tadi Oma mengeluh lapar? Jadi kita makan dulu di sini," sahut Karina. "Ayo, Oma. Resto ini menyediakan menu spesial sup ikan yang sangat enak loh, Oma pasti suka," cetusnya membujuk.

Bibir Oma Anita terlihat sedikit mencebik. Ya, ia memang lapar. Tapi tadinya wanita tua itu mengira bahwa Karina akan mengajaknya makan di restoran faforitnya yang ada di mal.

"Ayo, Oma. Saya janji, kalau masakannya tidak enak, Oma boleh langsung pergi dan kita akan makan di mal. Oke?"

Kali ini Oma tidak menjawab lebih dari sebuah dengusan kecil yang keluar dari bibirnya. Namun meskipun begitu, wanita tua itu akhirnya mau juga turun dari mobil dan berjalan beriringan dengan Karina ke dalam resto.

Restoran ini sebenarnya termasuk dalam kategori restoran mewah dengan harga makanannya yang cukup mahal, hanya saja tidak familier bagi seorang Anita Wiratama.

Karina memesan ruangan VIP yang tertutup agar privasi. Karina memesankan menu-menu andalam dari resto dengan harga yang cukup fantastis, namun Oma Anita masih saja tetap terlihat skeptis.

Karina mengajak Oma mengobrol ringan sembari menunggu makanan mereka selesai dimasak. Namun baru saja beberapa menit menunggu, tiba-tiba saja pintu geser yang membatasi ruang VIP itu mendadak terbuka. Dan seorang gadis berdiri di sana sembari tersenyum kepada mereka berdua.

"Selamat siang, Oma. Selamat siang juga Karina. Benar-benar kebetulan yang menyenangkan karena kita bisa bertemu di sini."

Sapaan sopan dan suara lembut itu nyatanya tak juga membuat Oma Anita tergugah. Maniknya mendelik gusar melihat sosok yang berdiri di pintu dan menatap mereka. Juliet Amanda.

"Ayo kita pergi saja, Karina. Kulitku mendadak gatal-gatal. Sepertinya resto ini banyak kuman yang mengganggu. Menjijikkan," cetus Oma dengan sengaja memberikan sindiran.

Senyum di bibir Juliet pun sontak semakin melebar mendengarnya. Maniknya beralih menatap Karina, dengan satu alis yang terangkat naik. Memberikan perintah tanpa suara agar Karina melakukan sesuatu untuk membuat Oma berubah pikiran.

"Oma, sebenarnya kedatangan Juliet ke sini memang bermaksud untuk bicara dengan kita," pungkas Karina sembari menyentuh tangan Oma.

"Jadi kamu sudah tahu kalau dia akan datang?!" Sergah Oma tak percaya. "Karina, apa kamu diam-diam bekerja-sama dengan wanita laknat itu?!"

"Tenang, Oma. Bukankah Oma memiliki hipertensi? Harusnya Oma lebih menjaga emosi agar tekanan darah tidak melonjak, kan?" Tutur Juliet santai.

Gadis bersurai legam itu berjalan dengan tenang memasuki ruang VIP dan duduk tepat di seberang Oma Anita Wiratama, mengabaikan tatapan tajam menusuk dari wanita tua itu.

"Jangan cemas, aku akan pergi sebelum makanan datang agar tidak merusak selera kalian," ucap Juliet dengan maniknya yang berkilau jenaka. Melihat wajah kesal Oma Anita merupakan hiburan tersendiri baginya akhir-akhir ini.

Setelah Oma sedikit mengetahui siapa diri Juliet yang sebenarnya, sejak itu pula Juliet merasa bebas. Ia tidak perlu bersikap pura-pura sopan dan baik lagi kepada wanita tua itu.

"Cepat katakan apa maksud kedatanganmu yang tidak diharapkan ini, Jalang!" Desis Oma Anita geram. Senyum memuakkan di wajah Juliet benar-benar menguji kesabarannya yang setipis benang.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang