5 : The So-Called First Date

419 15 0
                                    

"Kali ini aku benar-benar ingin bicara serius denganmu, Matthew," ucap Darren tiba-tiba, sekembalinya Matthew ke ruangan kerja setelah mengantarkan Juliet ke kamarnya.

"Apa kamu tahu atau hanya berpura-pura tidak tahu dengan jurusan studi yang diambil oleh Juliet di kampusnya? Apa kamu tahu bahwa selama ini dia memilih fakultas hukum?" Tanya Darren yang penasaran.

"Memangnya kenapa jika Juliet memilih jurusan itu?" Sahut Matthew tak peduli. Lelaki itu duduk di sofa panjang di depan Darren, sembari membuka ponselnya untuk mengecek apakah ada pesan yang penting untuk dijawab.

"Juliet mungkin terlihat polos dan lemah pada tampak luarnya, tapi entah kenapa feeling-ku justru mengatakan hal yang sebaliknya. Bukan tidak mungkin dia sengaja mengambil jurusan hukum dalam rangka mencari celah untuk menjatuhkanmu," tukas Darren.

"Karena bukankah apa yang sudah kamu lakukan selama ini semuanya memang melanggar hukum? Kamu meniduri anak di bawah umur saat Juliet berusia 16 tahun. Lalu menyekap, memaksakan kehendak, dan entah pasal hukum apalagi yang telah kamu langgar." Suara makian Darren pun terdengar sesudahnya, meskipun cukup pelan tapi jelas terdengar di telinga Matthew yang masih santai tak menanggapi.

"Tidak mungkin Juliet tidak mengetahuinya, mengingat dirinya telah berada di semester 4 perkuliahan dan pasti dia telah mempelajari tentang pelanggaran hukum pidana seperti yang telah kamu lakukan," tambah Darren lagi.

Akhirnya Matthew mengangkat wajahnya dari layar ponsel untuk menatap Darren. "Aku tak peduli dengan apa pun yang Juliet ambil untuk studinya, ataupun semua rencana yang mungkin saja sebenarnya hanya ada di dalam otakmu," tukas Matthew singkat sambil menyeringai.

"Justru, aku ingin sekali melihatnya. Aku ingin melihat apa yang dilakukan Juliet dengan rencana studinya. Apa dia akan menjadi seorang pengacara? Apa benar diam-diam dia sedang menyusun kekuatan di belakangku untuk menjatuhkanku?"

Matthew terkekeh pelan hingga membuat Darren bergidik. "You will see, Darren. Itu pasti sangat menarik. Aku berharap itu akan terjadi, dan kita lihat saja nanti siapa sesungguhnya yang benar-benar akan jatuh!"

Darren berdecak. "Jangan terlalu mengerikan, Matthew. Kamu membuatku merinding."

"Hah. Seekor semut kecil pun bisa membuatmu merinding," balas Matthew meledek.

"Jangan pernah remehkan seekor semut, jika dia akan menggigit balik dan melawan dengan sekuat tenaga," balas Darren yang kembali menyindir sepupunya.

"Apa kamu benar-benar yakin tidak memiliki perasaan yang khusus kepada Juliet?" Dengan sengaja, Darren kembali mengungkit-ungkit hal yang sama dengan tujuan hanya karena ingin mengusili sepupunya itu.

"Ck. Ini sudah masuk jam istirahat, Darren. Apa kamu tidak mau makan siang dengan salah satu koleksi pacarmu itu?"

Darren tertawa mendengar pertanyaan sarkas Matthew. Tapi ia tak bisa mengelak, pacarnya memang banyak.

"Baiklah," Darren bangkit dari sofa single tempatnya duduk dengan santai.

"Ucapanmu mengingatkanku pada janji makan siang dengan Georgina. Aku permisi dulu, Mr. Matthew Wiratama."

Dengan lagak memberi hormat yang dibuat-buat, Darren pun melangkah menuju pintu sembari bersiul ringan menyanyikan lagu "Can't Take My Eyes Off Of You", lagu lawas yang juga bermaksud untuk menggoda Matthew.

"Nadamu sumbang, sialan! Membuatku sakit telinga!" Teriak Matthew yang kesal menatap punggung sepupunya yang kini telah menghilang dari balik pintu yang tertutup.

***

Juliet menoleh ke arah pintu yang bergerak terbuka, dan gadis itu pun segera menutup dan membereskan buku-buku kuliahnya yang berserakan di atas meja.

COME AND SERVE ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang