"Muffin? Kamu datang?"
Matthew segera beranjak berdiri ketika melihat sesosok wanita menawam dengan perutnya yang agak buncit memasuki ruang kerjanya.
Ia melangkah lebar untuk menyambut istrinya yang cantik dengan penuh suka cita, memberikan sebuah pelukan hangat dan kecupan manis di bibir.
Juliet tersenyum saat suaminya yang tampan mengelus rambutnya serta menghujaninya dengan sorot teduh penuh cinta. "Apa aku menganggu pekerjaanmu, Matthew?"
Lagi-lagi Matthew mengecup bibir penuh merah merekah istrinya disertai dengan gigitan gemas. "Kamu tahu kalau aku tidak akan pernah ragu untuk meninggalkan segala hal di dunia ini hanya untukmu, Muffin. Jangan bertanya hal yang kamu sudah tahu pasti jawabannya."
Matthew menuntun langkah istrinya untuk duduk bersama di sofa. "Sebentar lagi waktunya makan siang, mau makan di luar bersamaku?" Tanyanya saat mereka telah duduk.
"Aku memang berniat mengajakmu makan siang bersama," sahut Juliet. "Tapi tidak masalah jika Sienna ikut, kan? Hari ini seharusnya aku bertemu dengannya."
"Tidak masalah, selama sepupunya tidak ikut-ikutan," cetus Matthew dengan sorot datar, yang sangat Juliet kenal sebagai ekspresi cemburu dari suaminya.
Sampai dengan sekarang, Matthew masih saja tidak menyukai Virgo Reiner, sepupu Sienna, karena peristiwa di masa lalu.
Dulu Virgo pernah membawa pergi Juliet ke Kanada, bahkan juga dengan terang-terangan mengakui bahwa ia menyukai istrinya.
"Virgo sekarang sudah bersama Karina, Matthew. Jangan berpikir terlalu jauh," Juliet tersenyum geli melihat binar curiga di mata coklat pasir Matthew. "Lagipula urusanku hanya dengan Sienna saja kok."
Sebenarnya memang Juliet meminta bantuan Virgo untuk menemukan Mathilda, tapi lelaki itu menolak. Hingga akhirnya malah Sienna yang mengajukan diri untuk mencari tahu dan menyelidikinya bersama Darren, sepupu dari Matthew.
Dan hari ini adalah hari yang telah disepakati oleh Juliet dan Sienna untuk bertemu dalam rangka membicarakan informasi yang sudah didapatkan, agar dapat disampaikan langsung kepada Matthew.
"Kalau begitu tidak masalah, Sienna boleh ikut bersama kita kalau kamu mau, Muffin."
Juliet berterima kasih dan segera meraih ponselnya untuk menelepon sahabatnya Sienna. Namun ternyata sambungan itu sama sekali tidak diangkat hingga dering yang terakhir.
"Kenapa?" Tanya Matthew ketika melihat gurat kecewa di wajah istrinya.
"Sienna tidak mengangkat teleponnya," sahut Juliet sembari mendesah pelan dan menurunkan ponsel dari telinganya.
Matthew meraih sehelai rambut legam yang menutupi sisi wajah istrinya, lalu menyematkannya ke balik telinga. "Apa mungkin dia sedang sibuk?"
Juliet melukiskan senyum kecil kepada suaminya. Sebenarnya kini ia mulai sedikit khawatir. Sienna bukanlah seseorang yang suka ingkar pada janji, apalagi yang ia buat sendiri.
Entah kenapa sekarang perasaan Juliet mengatakan pasti ada sesuatu yang terjadi dengan sahabatnya itu.
"Uhm, by the way... apa Darren sudah masuk kerja?"
Juliet tahu kalau sepupunya suaminya itu sedang mengambil cuti selama beberapa hari dengan dalih untuk beristirahat.
Tentu saja ia tahu, karena alasan Darren yang sesungguhnya adalah untuk menyelidiki kematian Mathilda, dan dirinyalah yang meminta Darren bersama Sienna mencari tahu.
Juliet bertanya kepada Matthew hanya karena ingin tahu dimana keberadaan Sienna dan Darren sekarang.
Matthew menyipitkan manik coklat pasirnya saat mendengar sang istri menyebut nama sepupunya. "Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan Darren?" Tanya Matthew dengan nada tidak suka. Apalagi yang ia tahu, antara Juliet dan Darren tidak begitu dekat selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME AND SERVE ME
RomanceJuliet Amanda, 19 tahun, adalah seorang gadis yatim piatu dan mahasiswi yang pintar namun sangat pendiam dan tidak memiliki teman. Bukannya ia tidak mau, tapi Matthew Wiratama, walinya, yang tidak mengijinkan gadis itu untuk memiliki teman. Matthew...