"Aku tidak akan menyerahkanmu semudah itu," ucap Virgo tegas dengan penuh keyakinan. Ia pun kemudian mulai mengeluarkan ponsel untuk menelepon seseorang dan menitahkan sesuatu.
"Jangan berkonfrontasi dengan Matthew, Virgo. Kumohon," pinta Juliet.
"Lalu aku harus bagaimana? Menyerahkanmu begitu saja kepada Matthew dengan suka rela?" Cetus Virgo yang gusar mendengar permohonan Juliet, yang seakan menganggap dirinya bukanlah tandingan untuk seorang Matthew Wiratama.
"Selama kamu memang masih berniat menjauh dari Matthew, maka aku pun akan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhkan si brengsek itu darimu," tegas Virgo lagi.
Juliet menghela napas pelan. Ia sungguh-sungguh tidak menyangka jika Matthew akan secepat ini menemukannya, padahal Juliet masih ingin menghukum Matthew dengan kepergiannya.
Juliet hanya ingin Matthew merasakan bagaimana rasanya terpenjara dalam ketidakberdayaan, sama seperti yang ia rasakan beberapa tahun dalam penyiksaan.
Kenapa sulit sekali membuat Matthew tidak berdaya? Bahkan dengan merangkul Oma Anita dan Virgo pun masih belum dapat meredam kekuatan Matthew untuk dapat menemukan dirinya.
Juliet meraih ponselnya dan mulai mengetikkan pesan untuk Oma Anita, yang berisi tentang dimana Matthew saat ini berada. Ia hanya berharap bahwa mungkin saja Oma dapat membantunya.
Mobil yang membawa Juliet dan Virgo terus bergerak menaiki area Rainbow Mountain, Whistler. Sementara helikopter dengan suara menderu di atas juga masih terus terbang mengikuti.
Namun Juliet merasakan mobil yang ia tumpangi mendadak berbelok arah masuk ke sebuah jalan sempit yang berbatu, sementara mobil di depan dan di belakangnya yang mengawal tetap pada jalur jalan semestinya, yaitu menuju ke puncak pegunungan.
Hingga akhirnya mereka berhenti di sudut hutan yang gelap tanpa cahaya, dan Virgo pun menyuruh supirnya untuk mematikan lampu mobil.
Hanya sinar temaram bulan yang masuk menembus jendela, membuat Juliet hanya samar-samar dapat melihat bayang-bayang garis wajah Virgo yang terlibat waspada mengawasi sekelilingnya.
"Tampaknya kita telah berhasil mengecoh helikopter itu," ucap Virgo beberapa saat kemudian sembari menatap Juliet. "Apa kamu baik-baik saja? Apa ada yang terasa tidak nyaman?"
Juliet tersenyum kecil mendengar nada khawatir yang tercetak begitu jelas di dalam nada suara Virgo.
Menjadi yatim piatu dan sendirian di dunia ini sejak berusia 16 tahun serta hanya mendapatkan tak lebih dari siksaan dan pelecehan Matthew setelah itu, membuat Juliet merasa senang karena ada seseorang yang mengkhawatirkannya sebanyak ini.
"Aku baik-baik saja," sahut Juliet kemudian.
Virgo terlihat lega, dan tanpa sadar ia pun mengelus rambut panjang Juliet. "Kita akan melanjutkan perjalanan lagi kalau begitu, karena sepertinya helikopter itu telah berhasil dikelabuhi. Aku rasa sekarang situasinya sudah cukup aman untuk keluar."
Sejenak Virgo pun mengedarkan pandangannya untuk memastikan bahwa semuanya telah benar-benar aman.
"Kita kembali, Frans." Lalu lelaki itu pun menitahkan kepada supirnya untuk kembali ke jalan raya.
Mobil sedan mewah hitam itu pun berputar kembali menuju ke arah jalan raya. Kondisi jalanan berbatu serta kegelapan di sekeliling membuat Frans sang supir menjalankan mobil dengan perlahan dan hati-hati.
Namun sedikit lagi mobil mereka akan mencapai area jalan raya, mendadak sebuah suara bergemuruh yang seakan merobek udara itu kembali terdengar.
Diiringi dengan munculnya sebuah transportasi udara dari arah bawah gunung, yaitu helikopter yang sama seperti yang sebelumnya mengejar mereka!
KAMU SEDANG MEMBACA
COME AND SERVE ME
RomanceJuliet Amanda, 19 tahun, adalah seorang gadis yatim piatu dan mahasiswi yang pintar namun sangat pendiam dan tidak memiliki teman. Bukannya ia tidak mau, tapi Matthew Wiratama, walinya, yang tidak mengijinkan gadis itu untuk memiliki teman. Matthew...