Prang!!
Suara benda pecah di dapur membuat bu Lisa keget dan langsung beranjak dari kursi.
"Mbok, apa yang pecah? Simbok nggak pa-pa?" Tanya bu Lisa melihat bu Maryam tengah memungut serpihan gelas dilantai.
"Maaf bu, saya kurang hati-hati, gelasnya pecah." Ucap bu Maryam terlihat tidak tenang.
"Nggak pa-pa mbok, bukan masalah barangnya, yang penting simbok tidak apa-apa. Simbok sakit? Kok kaya pucet gitu, ada apa?" Tanya bu Lisa memperhatikan kekalutan wajah art-nya.
"Tidak apa-apa, hanya sedang kangen saja sama Noza, katanya haru ini mau pulang, tapi sampai malam belum pulang, malah handphonenya tidak aktif, saya khawatir bu." Ucap bu Maryam sesuai kegalauan hatinya.
"Loh.. Noza kemana sampai tiga hari tidak pulang? Dia kemarin ada ngabari nggak?" Bu Lisa mendadak ikut cemas.
"Iya, kemarin bilangnya mengerjakan tugas dirumah teman, mau nginep, terus ngabari kalau hari ini mau pulang, tapi belum sampai rumah, sekarang malah HPnya mati, maaf bu jadi curhat." Ujar bu Maryam sendu.
"Ya Allah.. Kemana itu anak, simbok tahu nomor teman-temannya nggak? Nanti biar dihubungi satu-satu. Seharusnya kalau nugas juga ingat pulang." Bu Lisa merasakan ada yang janggal pada Noza yang sejauh ini dikenal cukup baik, periang, dan tidak macam-macam.
"Ngggak tahu bu, saya harus cari kemana ya kalau sampai malam ini belum pulang juga."
"Simbok tenang ya, nanti biar saya bantu cari tahu keberadaan Noza." Bu Lisa mencoba menenangkan.
Bu Maryam mengangguk, berharap segera ada kabar putrinya. Begitupun bu Lisa yang kembali ke meja makan.
"Ada apa, ma?" Tanya pak Rangga/
"Kasihan bu Maryam kepikiran Noza belum pulang mas, sudah tiga hari, kalau kemarin masih mengabari tapi hari ini malah janji pulang belum sampai rumah." Jelas bu Lisa membuat Lintang kaget hingga tersedak.
"Memangnya kemana?" Tanya pak Rangga setengah tak percaya.
"Namanya juga sudah ngumpul sama teman-teman ya mungkin lupa pulang, pa, kalau ada kegiatan diluar wajar aja. Lagian sudah gede juga, kenapa harus dipusingkan." Timpal Lintang menutupi kegugupan dirinya.
Sebenarnya Lintang juga bertanya-tanya, kemana Noza pergi. Seharusnya gadis itu sudah sampai rumah sebelum sore, kenapa sampai larut malam larut malam kembali.
***
Sementara Raga dirumah sakit di mana dirinya tengah bertugas. Pria itu bingung hendak menghubungi keluarganya ditambah kondisi Noza yang membuat dirinya tercengan tak percaya.
"Maaf, sudah merepotkanmu, kak." Ucap Noza setelah menjumpai kesadarannya.
"Tidak apa, istirahat saja, tenangkan dirimu, aku akan menjagamu malam ini." Ujar Raga iba.
"Terimakasih banyak orang baik." Ucap Nosa dalam hati.
Perempuan itu mencoba memejam, sedikit lebih tenang setelah tidak lagi melihat bayang-bayang Lintang yang mengintimidasi selama dua hari ini. Noza benar-benar tidak ingin mendengar apapun tentang dia. Keinginannya juga pergi jauh dari rumah itu.
***
Sementara di kediaman Bu Lisa, setelah makan malam, keduanya langsung menuju kamar. Begitupun dengan Lintang yang langsung masuk ke kamarnya. Begitupun Lintang yang langsung masuk kekamarnya.
"Noza kemana ya? Apa benar dia hamil anak aku?" Batin Lintang secara tidak sadar memikirkannya. Bahkan terlihat cemas sembari berdiri di balkon kamarnya.
Sampai habis berbatang-batang rokok, tak juga melihat tanda-tanda kepulangan Noza. Kemana Noza pulang? Bukankah disini tidak ada saudara selain di kampung.
"Nggak jelas banget tuh cewek, nyusahain orang aja hobinya, awas aja besok kalau ketemu!" Gumam Lintang jengkel.
***
Sementara bu Lisa dan pak Rangga dikamarnya masih sibuk berbincang masalah putri art-nya yang tak kunjung pulang. Merasa khawatir, dan takut juga terjadi apa-apa dengan gadis itu mengingat selama ini tinggal dirumahnya.
"Mas, ini kenapa Raga telpon aku banyak banget ya, ada apa?" Tanya Bu Lisa melihat layar ponselnya penuh dengan miss call dari keponakannya.
"Raga siapa?" Tanya pak Rangga malah tak paham.
"Itu loh mas, anaknya Dokter Zaynudin adiknya Shelly, dia tumben banget telpon aku sebanyak ini. Tidak mungkin kayaknya kalau tidak penting."
"Owh.. Raga anaknya gus Dokters toh, ya telpon balik aja ma, siapa tuh emang penting." Timpal pak Rangga santai.
"Iya, tapi ini masalahnya sudah larut, besok saja lah, biar aku telpon balik." ujar bu Lisa merasa sudah waktunya untuk istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya sembilan bulan
General FictionAku bernama Nozafitri Utami yang sering di panggil Noza. Kehidupan Normal yang aku jalani harus menjadi jungkir balik karena mendapatkan pelecehan dari seorang pria yang aku segani dan hormati. Banyak mimpi dan tujuan yang aku layangkan tinggi seaka...