"Maafin Lintang, ma, pa, Lintang tidak ada niatan untuk melakukan perbuatan jahat itu."
"Bagaimana tidak ada niatan tidak merasa berdosa dan bersalah!" Sentak pak Rangga masih berapi-api.
"Lintang waktu itu dalam pengaruh obat, pa, Lintang benar-benar tidak ada niatan untuk melampiaskan pada Noza. Dia tiba-tiba datang di saat Lintang sedang kacau." Jelas Lintang melakukan pembelaan.
"Terus, semua salan Noza begitu? Kamu sadar Lintang, terlepas kamu sadar atau tidak, kamu telah menghancurkan masa depan seorang gadis. Andai saja itu terjadi sama anak perempuan papa, papa pasti akan membunuh lelaki brengsek itu!" Pak Rangga membuat perbandingan.
"Semua kelakuanmu, itu karena pergaulan dan kebodohanmu. Seharusnya kamu bisa meredamnya dengan cara yang lain, bukan menjadi pria bejat yang tidak bertanggung jawab seperti ini. Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu!" Geram pak Rangga sungguh-sungguh.
"Maksud papa?" Tanya Lintang masih belum paham juga.
"Kamu harus bertanggung jawab. Nikahin Noza atau memilih mendekam di penjara!" Ancam pak Rangga serius.
"Aku tidak mungkin menikahi Noza, pa, aku tidak mencintainya. Ini hanya sebuah kesalahan." Tolak Lintang begitu gambalang.
"Kalau begitu, pertanggung jawabkan di penjara. Perbuatanmu sebuah tindakan asusila yang wajib diproses!"
"Papa tega melakukan itu. Mama mau menghancurkan masa depan Lintang!" Lintang jelas tidak mau dua-duanya.
"Diam! Kamu harus menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Cuma ada dua pilihan, atau papa tidak sudi menganggap kamu sebagai seorang anak. Memalukan!" Hardik pak Rangga berapi-api.
"Ma, tolong Lintang ma, Lintang minta maaf, berani sumpah Lintang tidak ada niat ngelakuin itu ke Noza." Lintang kembali bersimpuh menghadap ibunya.
"Maafkan mama, nak, papa benar, minta maaflah pada Noza dan mbok Maryam, dua wanita itu yang sangat sakit hati atas ulah kamu. Mama tidak bisa menolong kamu dalam hal ini." Ucap bu Lisa sangat kecewa.
Lintang terdiam terduduk lesu. Ikuti permainan kedua orangtuanya atau benar-benar terlempar dari keluarga ini. Lintang seakan tidak mempunya pilihan. Ayahnya jelas sangat marah dan ibunya terlihat sangat kecewa.
Bagaimana mungkin dia menikahi Noza, sedang tidak ada cinta didalamnya. Terus, bagaimana nasib percintaannya dengan sang kekasih. Haruskah dia menggadaikan perasaannya dan cintanya untuk sebuah kesalahan yang harus dia bayar. Lintang jelas kalut memikirkan itu semua. Susah sekali mengiyakan, apalagi menerima perempuan itu menjadi bagian bagian dari hidupnya.
***
Pak Rangga dan bu Lisa bertolak ke rumah sakit untuk menemui Noza dan juga bu Maryam yang terlihat sudah lebih tenang. Walau sebentar lagi mereka akan memberikan kabar yang cukup mencengangkan.
"Mbok, mana Noza?" Tanya bu Lisa di depan ruang persalinan tidak menmukan Noza disana.
"Sedang melakukan persiapan, bu, sudah dibawa perawat." Ucap simbok yang terlihat begitu cemas.
Bu Lisa langsung bergegas tanpa kata, ia menerobos masuk menemui Noza yang saat ini hendak melakukan serangkaian persiapan diruang persalinan darurat.
"Noza, saya mau bicara? Beri waktu lima menit sebelum kamu masuk!" Cegah bu Lisa memohon.
"Ada apa, bu?" Balas Noza menatap bingung.
"Jangan lakukan itu sayang." Ucap bu Lisa menyiratkan permohonan.
"Kenapa bu? Bukannya masih boleh? Tolong jangan menghalangi apa yang akan membebaskan aku dari bayang-bayang kelam nantinya." Noza tidak harus terikat dengan masa menyakitkan ini jika ia tidak mengandung lagi.
"Maafkan saya, Noza, kali ini saya tidak setuju, tolong jangan gugurin cucu saya." Ucap bu Lisa terbata dalam tangis.
Noza tercenung, jadi buLisa sudah tahu. Bagaimanapun keputusan sudah diambil, dia tidak mau mengandung anak itu.
"Ibu sudah tahu semuanya? Tapi di antara aku dan ayah anak ini tidak menginginkan bu, bagaimana bisa aku tetap mempertahankannya?" Noza jelas tidak mau mengandung anak dari pria bejat itu.
"Noza, tolong, pikirkan lagi, maaf jika saya egois, tapi dia anakmu, dia juga cucu saya, saya tidak bisa membiarkan ini semua terjadi. Bagaimanapun kamu calon seorang ibu, bagaimana kalau setelah melakukan ini malah nantinya kamu akan sulit mempunyai keturunan. Pikirkan semua kemungkinan yang tentu saja belum kita tahu."
"Kenapa ibu berkata seperti itu?" Tanya Noza bingung.
"Karena kita manusia biasa, sebab kemungkinan itu ada. Pikirkan, dia akan tumbuh menjadi anak yang baik, sholeh, dan nantinya sangat menyayangimu. Tidak ada yang salah dengan janin itu, saya mohon Noza, jangan lakukan itu." Kata bu Lisa di titik nadir.
"Bisa jadi, sesuatu yang tidak kamu inginkan sekarang. Atau anak yang mana, yang nantinya akan membawa kebaikan untukmu di kehidupan nanti, baik di dunia maupun di akhirat." Kata-kata terakhir bu Lisa sebelum Noza tetap melangkah masuk dengan keputusannya.
Pasrah, itulah yang dilakukan perempuan yang tidak muda itu. Berjalan gintai menyusul suaminya yang nampak tengah berbicara serius dnegan bu Maryam.
"Ma, bagaimana?" Tanya pak Rangga lengsung berdiri melihat istrinya mendekat.
Perempuan itu menggeleng, tanda ia gagal membujuk Noza. Namun, pak Rangga juga tidak berbuat banyak.
"Kenapa kalian berubah pikiran? Biarkan Noza melakukan itu untuk mendapatkan keadilan dan kebebasannya." Kata bu Maryam sudah yakin.
"Kami minta maaf, mbok, tapi dia cucu kita, Lintang adalah ayah dari bayi yang di kandung Noza." Ucap bu Lisa kembali menangis sendu.
"Apa?!" Bu Maryam kaget bukan kepalang. Anak dari majikannya yang telah melakukan hal kejam itu pada putrinya.
Bu Maryam sampai tidak bisa berkata-kata saking shocknya. Ia tidak menyangka, Lintang yang dikenal sangat baik terhadap dirinya itu tega menghancurkan masa depan putrinya. Bu Maryam jelas marah dan merasa sangat kecewa, kenapa anak dari majikannya itu tega melakukan itu semua.
"Saya tidak tahu, semua terserah Noza saja. Noza sedang berjuang, kita tidak bisa mencegah. Dia berhak mendapatkan keadilan." Ucap bu Maryam tetap menyerahkan keputusan itu pada putrinya. Berharap setelah ini semua akan baik-baik saja. Noza bisa kembali dengan kehidupannya yang normal kembali.
![](https://img.wattpad.com/cover/364606410-288-k944857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya sembilan bulan
General FictionAku bernama Nozafitri Utami yang sering di panggil Noza. Kehidupan Normal yang aku jalani harus menjadi jungkir balik karena mendapatkan pelecehan dari seorang pria yang aku segani dan hormati. Banyak mimpi dan tujuan yang aku layangkan tinggi seaka...