Bab. 41

309 10 0
                                    

(Gue udah didepan, cepat keluar. Ditunggu besti.)- Mega.

Noza seketika tersenyum membaca pesan dari sahabatnya. Keluar rumah adalah waktu yang tepat untuk sekedar healing. Noza pun mengirim balasan untuk menunggu sebentar. Dia perlu mengganti pakaiannya lebih santai. Namun, ia sedikut kerepotan saat memilih baju. Selama ini ia sengaja memakai gamis longgar dengan hijab lebar untuk menutupi perutnya. Jika tidak, orang-orang pasti akan tahu kalau dirinya hamil. 

"Duh... Gimana ya." Gumam Noza tidak percaya diri. 

Ia kembali menukar pakaiannya seperti biasa. Tidak ingin memperlihatkan bentuk perutnya yang jelas sudah terlihat lebih besar. 

"Ga, sorry nunggunya lama." kata Noza menghampiri sahabatnya. 

"Santai beb, tapi katanya mau olahraga pagi. Kok lo belum siap?" Tanya Mega melihat penampilan Noza. 

"Baju aku dikosan semua. Gini aja ya nemenin kamu jalan. Tetep sah kan? Masih cantik nggak?" 

"Iya sih, tapi masak gue jogging sendirian. Ish... nggak asyik."

"Duh... nanti aku temenin, Ga bila perlu lari pakai gamisan. Bisa berangkat sekarang, buk?"

"Biza, ayo naik! Helmnya dipakai buk. Kamu mesti bonceng kaya emak-emak."

"Hihihi. Emang calon emak kali Ga." Celetuk Noza begitu saja.

"Iya, tapi kan nggak sekarang juga. Masih jauh jadi emaknya. Kuliah aja belum kelar, masih panjang karirnya."

"Tapi aku nggak, Ga, sekarang bahkan aku sedang hamil, dan sebentar lagi beneran jadi ibu." Sahut Noza dalam hati. 

Pada kenyataannya memang begitu. Takdir membawa Noza mendapati nasib demikian. Tangah belajar menjalaninya dengan keikhlasan. 

***

"Ramai banget nggak sih, jan segini parkiran sudah padat?" Mega menepikan motornya lalu keduanya turun. 

"Iya." Jawab Noza sembari mengedarkan pandangan. 

"Ayo, Ga. Kamu balas pesan sama siapa, sih?" Mega sibuk sendiri dengan ponselnya. 

"Sebentar, lagi balas chat." Sahut Mega sambil mengetik di papan layar keyboard. 

"Kak, disini!" Seru Mega melambaikan tangannya girang. 

Noza mengikuti arah pandang Mega dan seketika tatapan keduanya bertemu. Netra bening Noza dan sepasang sorot pekat Alshan saling bertaut. 

"Hai, pagi Za!" Sapa Alshan dengan senyuman ramah. 

"Kak Alshan disini juga?" Tanya Noza polos. 

"Iya, udah dari tadi malahan. Udah dapat satu putaran." Katanya sembari menenteng minum. 

"Ya udah kalian lanjut aja, aku nunggu disana ya." Tunjuk Noza di bawah pohon rindang.

"Katanya mau ikut lari biar gamisan." Mega menagih janji Noza. 

"Hahaha, wakil kamu aja Ga, aku tim hore dari sini. Kalian semangat deh." Ujar Noza berantusias. 

"Pegangin tas aku Za, tolong sekalian ambil gambarnya ya." Pinta Mega ingin mengabadikan kegiatan pagi ini. 

Sepertinya keputusan Noza gamisan memang yang paling tepat. Dia tidak mungkin lari mengikuti Mega jogging mengelilingi taman, mengingat dirinya tengah berbadan dua. Noza lebih tertarik duduk sembari mengamati orang-orang sekitarnya. Banyak juga anak-anak yang tengah bermain dengan keluarganya disana. seketika ia mengusap perutnya sendiri. 

"Tidak apa-apa, anak ini pasti akan bahagia karena mempunyai ibu sepertiku." Hibur Noza sembari mengusap perutnya sendiri. 

"Kak, maaf mau ambil bola." Seru seorang anak kecil menghampiri. Bola yang tengah dimainkan menggelindingi tepat disebelah sepatunya. 

Hanya sembilan bulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang