Bab. 51

335 14 0
                                    

Plak!

Sambutan salam lima jari langsung mendarat dipipi tampannya. Lintang terkesiap, sebenarnya apa yang terjadi kenapa papanya terlihat begitu murka. 

"Ada apa, pa?" Tanya Lintang bingung. 

"Ini maksudnya apa, Lintang?! Belum puas membuat papa dan mamamu malu. Apa ini? Viral dimana-mana. Sampai web kampus nama kamu dibawa-bawa.!" Pak Rangga benar-benar murka. 

Lintang terperangah menatap tak percaya. Seseorang telah mengambil dan bahkan mungkin beberapa isi video itu hingga viral dimana-mana. Tidak dapat mengelak, semua bahkan terlihat begitu nyata dan sempurna. 

Bu Maryam yang biasanya kudet, pun ikut tahu berita viral tidak mengenakan itu. Hatinya begitu sakit melihat putrinya diperlakukan tidak adil begitu. Ia terdiam sembari menyimak obrolan panjang mereka diruang tamu. 

"Maaf pa, ma, Lintang tidak bermaksud meninggalkan Noza, hanya saja tadi Lintang perlu menjelaskan pada Anzel." Ucap Lintang mengklarifikasi. 

"Menjelaskan harus dengan memeluk?! Ditempat umum?! Didepan istrimu dan banyak orang. Biar apa Lintang? Agar viral seperti sekarang! Kamu benar-benar memalukan! Kapan kamu bisa benar?!" Hardik pak Rangga begitu murka. 

"Terserah kamu! Sekarang terserah!" Ucap pak Rangga terlihat putus asa. 

"Kalau kamu merasa berat, lepas Tang! Dan semoga Allah mengampuni anak seperti dirimu! Terimakasih sudah menjadi anak papa dan mama yang banyak memberikan luka!" Ucap pak Rangga berlalu meninggalkan ruangan itu dengan rasa kecewa dan malu. 

"Pa, maaf pa." Ucap Lintang tertahan sendu. 

Hari ini terasa hari kehancurannya. Kenapa semua orang seakan menjauh, bahkan memusuhi dirinya. Anzel memutuskan hubungan mereka. Noza yang tidak mau bertemu bahkan hanya sekedar menatap wajahnya. Kedua orangtua yang terlihat begitu kecewa. 

***

"Sialan... angkat b*go! Ini kenapa sih tidak direspon sama sekali pesan gue. Lintang! Lo harus jelasin!" 

Alshan sang sahabat panas dingin mengetahui berita simpang siur dilaman medsosnya. Terlebih pria itu tidak menyangka orang yang diidam-idamkan selama ini telah menjadi istri sahabatnya. 

Tak sampai disitu, semua orang bahkan dibuat repot atas insiden itu. Bukan hanya Lintang yang terseret tidak menyenangkan. Terlebih dua perempuan yang jelas menjadi korbannya disana. 

"Seorang selebgram sekaligus model terjerat kasus perselingkuhan dengan seorang pria beristri. Anak dari orang nomro satu di kampus XXX"

Pihak dari ANzel juga merasa sangat dirugikan. Dia dicap pelakor dan namanya langsung trending dimana-mana. Membuat perempuan itu semakin terpuruk dan tentu saja mendapat tekanan dari mana-mana. 

"Emang stok pria lajang didunia ini habis, sampai kamu menjalin hubungan dengan pria berisitri, Zel!" Ibu Anzel sangat marah. 

"Nggak gitu bun, Anzel mana tahu kalau Lintang sudah beristri. Kami pacaran hampir dua tahun, tahu-tahu mereka sudah menikah. Lalu salah Anzel dimana, sakit sekali hati Anzel, bun." Katanya tersedu dalam tangis. 

Kalau ANzel merasa hancur dikhianati. Lintang merasa sangat terpukul dan merasa tidak adil. Noza lebih merasa hidupnya sudah hancur lebih dulu sejak hari itu dimana dirinya kehilangan sesuatu yang paling berharga. Walaupun dia terlihat tergar, bahkan sampai sekarang dia tidak baik-baik saja. 

***

Suara ketukan diujung pintu membuat Noza yang baru saja menunaikan sholat dhuha langsung terbangun dari duduknya. Perempuan itu berjalan tenang menuju pintu. 

"Mbak Noza, ada tamu mau ketemu?" Lapor seorang santri utusan bu Nyai. 

"Tamu lagi? Kalau orang yang kemarin. Saya sedang tidak ingin bertemu siapa-siapa mbak." Tolak Noza benar-benar tidak ingin bertemu lagi dengan Lintang. 

"Bukan mbak, perempuan tak lagi muda. Beliau sedang mengobrol dengan bu Nyai, sepertinya sangat ingin bertemu dengan mbak Noza."

Deg

"Ibu." Ucap Noza langsung paham.

Noza langsung menemui tamu yang dimaksud. Benar saja, dia adalah wanita hebat yang telah membawanya kedunia ini. 

"Assalamu'alaikum... buk? Ada apa? Sehat? Tumben sepagi ini kesini?" Tanyanya dan bersalman dengan ibunya lalu berhambur dalam pelukan. 

"Waalaikumsalam... ibu sehat sayang. Ada satu hal yang ingin ibu bicarakan." Ucap bu Maryam merasa lega melihat Noza baik-baik saja.

Bu Nyai yang cukup pengertian langsung memberikan waktu keduanya untuk mengobrol berdua. Noza meminta izin untuk membawa sang ibu kekamarnya. Disana kedua perempuan berbeda generasi itu akan leluasa berbicara. 

"Kamu sudah melihat berita kemarin, nak? Ibu mengkhawatirkanmu. Kenapa handphone kamu tidak aktif?"

"Berita apa, bu? Noza belum lihat. Maaf, Noza sengaja menonaktifkan karena banyak sekali panggilan dan pesan yang kadang Noza tidak kenal. Biar Noza bisa tidur tenang saja."

"Jadi kamu belu tahu? Kenapa tidak bilang kalau selama ini Lintang mempunyai perempuan lain. Kamu kuat menjalani pernikahan seperti ini, nak. Lepas saja jika memang itu terbaik. Ibu akan bantu merawat anak itu nantinya. Ibu tidak mau kamu disia-siakan. Terlebih tidak dihargai sama sekali." Ucap bu Maryam sendu. 

"Ibu sduah tahu?" Tanya Noza datar. 

Bu Maryam meminta Noza untuk melihat berita di media sosial melalui handphone-nya. 

"Astaghfirullah... siapa yang memviralkan kejadian kemarin buk? Gimana ini?" Ucap Noza begitu melihat nama dirinya ada dimana-mana.

"Ibu kurang paham, nak. Kamu jangan selalu stress mikirin ini." Bu Maryam jelas khawatir. 

"Noza tahu maksud ibu, tapi Noza tidak mau meninggalkan apapun disini. Jika Noza nanti pergi, kuharap urusanku disini juga sudah selesai." Noza memikirkan statusnya yang mengambang. 

"Lakukan, ibu akan mendukungmu, apa yang ibu punya akan ibu berikan padamu." 

"Seharusnya ini tidak memberatkan apalagi menyulitkan. Bukankah pihak Lintang tidak menginginkan pernikahan ini ataupun anak ini nantinya? Noza akan melayangkan gugatan perceraian saja bu." Kata Noza ditengan obrolan. 

"Apa wanita hamil bisa menggugat perceraian?" Bu Maryam ragu. 

"Setahuku boleh bu, dan Noza sepertinya harus berkonsultasi masalah ini dengan bu Nyai. Biar nanti tidak salah jalan." Ucap Noza. 

Bu Maryam paham, benar apa yang dipikirkan Noza. Melepaskan bukan hanya masalah pergi terus menghilang. Karena sekarang dalam posisi status istri orang. Suka tidak suka mau tidak mau pengakuan ituntetap ada dan harus diperjelas agar tidak menjadi boomerang di kemudian hari. 

"Ibu akan bantu menyiapkan semuanya. Kabari jika kamu sudah siap." Kata bu Maryam harap-harap cemas. 

"Iya bu, secepatnya." Balas Noza memantapkan hatinya kemana harus melangkah.


Hanya sembilan bulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang