Ketika Raja sakit, dan kekacauan melanda, wewenang Raja jatuh pada Charlos. Namun, untuk mengesahkan perintahnya, Charlos harus meminta persetujuan dari Angela sesuai amanat Raja. Jelas saja, Charlos merasa tak memiliki kekuasaan penuh atas takhta miliknya. Dia harus meminta izin pada Angela, yang lebih dipercaya Raja untuk mengelola istana.
Angela meminta, "Tolong gunakan kuasamu dengan bijak. Ayahmu sedang sakit, jadi jangan buat kekacauan."
Permintaan Angela membuat Charlos tersenyum kecut. Pria itu tiba-tiba mendekat ke arah pinggang Angela, dan melingkarkan tangannya pada pinggang sang istri. Setelah itu, Charlos berbisik, "Para pelayan bergosip, jika kau cemburu ketika melihatku dekat dengan wanita lain."
"Tenang saja, aku tidak akan menggantimu dari posisi Putri Mahkota, asalkan kau sekarang menyetujui keputusanku."
"Selain itu, aku juga akan memastikan jika mulai sekarang, aku akan lebih peduli padamu dan memperlakukanmu sebagai seorang istri. Bagaimana?" tanya Charlos.
Angela ingin menolak, dan Charlos mengancam, "Jika kau tak setuju, aku tak segan-segan menggulingkanmu dari singgasanamu. Lagipula, Ratu yang mendukungmu kini ditangkap, Raja jatuh sakit, dan kekuasaan ada di tanganku."
Angela menunduk, dan meremas tangannya sendiri. Sementara itu, Charlos tersenyum dan berjalan ke arah tempat pengadilan sang ibu dan saudaranya. Pria itu tak sabar menyingkirkan Gyura dari kerajaan, hingga akhirnya Charlos bisa berkuasa tanpa rasa takut sedikit pun. "Ini kesempatan bagus untuk mengakhiri hidup pria terkutuk itu."
Angela tahu niat tersembunyi Charlos, dan dirinya juga tahu jika Ratu Chelina memang bersalah. Namun Gyura? Bagaimana bisa Angela menghukum pria yang sudah beberapa kali menolongnya? Angela tak bisa berpikir jernih, tetapi Charlos terus memaksanya untuk menuruti apa yang Charlos inginkan.
"Ratu dan Gyura bersalah. Mereka menyembunyikan rahasia ini dari semua orang, dan mereka sudah seharusnya dihukum, Istriku," bisik Charlos.
Satu perintah keluar dari bibir Charlos, mengantarkan Ratu Chelina ke tengah istana dengan gaun putih polos yang tak memiliki corak sedikit pun. Perhiasan yang biasanya menempel pada tubuhnya kini telah tiada. Begitu juga dengan mahkota yang biasanya berada di atas kepalanya. Semua kemewahan yang melekat telah berganti dengan pakaian sederhana dan wajah menyedihkan.
Ratu Chelina dipaksa duduk di atas tanah, dengan tangan diikat tali ke belakang punggungnya. Wanita itu tak sendiri, karena setelah kedatangan Gyura ke tengah istana, Gyura juga mengalami perlakuan yang sama.
Kehadiran keduanya di bawah kaki, membuat Charlos tersenyum puas di singgasananya. Tanpa berpikir dua kali, dia menyuruh para pengawal mencambuk punggung Gyura sebagai ucapan selamat datang di tempat hukuman.
"Istriku telah memberiku izin menghukum pendosa istana, jadi sekarang kita mulai dari buah hubungan gelap Ratu, alias saudara beda Ayahku," ucap Charlos.
Ratu Chelina langsung memelototkan mata, melihat para pengawal istana tak ragu mencambuk punggung Gyura di hadapan Charlos. Gyura tak berkutik dengan cambukan pada tubuhnya. Dia hanya mematung, sesekali memejamkan matanya ketika rasa sakit hinggap di tubuhnya.
Ratu Chelina langsung berkata, "Hentikan! Hukum aku saja! Aku yang berdosa di sini! Aku yang membuang putraku! Gyura tak bersalah, tolong lepaskan dia dan hukum aku saja."
Charlos berdecak, kemudian melirik ke arah sang ibu yang kini bersujud tanpa memedulikan apa pun. Charlos berkata, "Tenang saja, Bu. Tanpa Ibu minta, Ibu juga akan mendapatkan giliran."
"Pelayan! Cambuk kaki Ratu!" teriak Charlos. Angela langsung menyentuh punggung tangan Charlos. Dia menatap tajam ke arah Charlos sembari berkata, "Apa-apaan kau ini?! Mau bagaimana pun juga dia adalah Ibumu! Cukup beri dia hukuman untuk mengakui kesalahannya, dan berjemur di panasnya sinar mentari. Kau tak perlu mencambuknya!"
Charlos melirik ke arah Angela, kemudian berkata, "Aku duduk di sini bukan sebagai anaknya. Tapi, Pangeran mahkota yang harus memberantas penghianatan."
"Aku harus memberikan contoh, jika wanita yang berselingkuh dari anggota kerajaan akan berakhir mengenaskan seperti wanita itu. Termasuk... kau istriku. Aku juga akan melakukan hal yang sama, jika kau diam-diam menjalin hubungan dengan pria lain," ancam Charlos.
Angela langsung menutup mulutnya, sembari mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia tak tahu apa yang sang suami pikirkan, tapi yang pasti, telinganya terpaksa ditulikan untuk memenuhi tugasnya sebagai putri mahkota. Angela harus menghukum penghianat, tanpa melihat statusnya apa meskipun hati nuraninya menolak. "Maafkan aku, Ratu," gumam Angela merasa bersalah.
Angela bersedih, Charlos tertawa, dan Nyonya Nessa bertepuk tangan melihat hukuman yang diterima Ratu Chelina. Selain rasa sakit di kaki karena cambukan, wanita itu juga harus menanggung rasa malu di hadapan para pelayan yang biasanya melayaninya dengan hormat. Sekarang, mereka semua memandang Ratu Chelina dengan tatapan jijik, dan terus berkomentar buruk tentang Ratu Chelina.
Revenna tersenyum dan berkata, "Akhirnya yang Ibu inginkan terkabul."
Nyonya Nessa mengangguk, lalu menjawab, " Rasa malu Ibu, karena dipermalukan wanita itu kini telah terbayarkan. Ibu penasaran, hukuman apa yang akan diterima wanita itu setelah ini."
Mata Nyonya Nessa tertuju ke arah Ratu Chelina dan Gyura yang tengah dipermalukan di tengah istana. Sudut bibirnya tak henti-hentinya terangkat ke atas, melihat keduanya di hukum tanpa henti. Begitu pula dengan Revenna yang menyilangkan tangan di depan dada. Wanita itu ikut tersenyum apalagi melihat seekor rusa yang berjalan anggun tanpa rasa bersalah ke arah Angela.
"Hukuman untuk aib istana baru dimulai," gumam Revenna.
Nyonya Nessa dan Revenna menikmati hukuman yang berlaku. Keduanya baru menurunkan sudut bibirnya, ketika terdengar suara teriakan Wona, beserta dengan langkah kaki yang terburu-buru pergi ke tempat hukuman.
"Hentikan! Tolong hentikan!"
Di bawah sinar mentari siang, Wona berlari dengan mengangkat gaunnya. Wanita itu tak memedulikan panasnya sinar mentari yang jatuh ke atas kepalanya. Rambutnya menari-nari ditiup angin, hingga akhirnya dia datang menghampiri tempat Charlos dan Angela duduk bersama.
"Aku tahu, perbuatan Ratu memang tak bisa dimaafkan. Tapi apakah kalian tak bisa mengurangi hukumannya, atas semua hal baik yang keduanya lakukan untuk istana?" tanya Wona.
Charlos menatap tajam ke arah Wona. Dia tak bisa melepaskan kesempatan untuk menginjak Gyura di bawah kuasanya. Pria itu menolak, "Tentu saja tidak. Hukuman tetap harus diberi."
Wona menyatukan kedua tangannya, dan memohon, "Suamiku sudah menderita selama ini, dia dikutuk dan bahkan memberanikan diri untuk membela kerajaan ini. Apakah jasa baiknya tak bisa digunakan untuk meringankan hukumannya?"
Angela mulai berpikir kembali, dan Charlos langsung memperingati, "Satu gelas air bersih, bisa kotor hanya karena satu tetes racun. Tak ada yang akan mengingat kebaikan dan jasa pria itu, yang akan diingat hanya keburukannya saja."
Baru saja Charlos berkata-kata, tiba-tiba muncul segerombolan rakyat dan para pengawal kerajaan bagian luar. Mereka mengelak ucapan Charlos, sembari berteriak, " Lepaskan Tuan Gyura!"
"Selama ini Tuan Gyura tak pernah sedikit pun hidup di istana dan mengacaukan keluarga istana!"
"Sebaliknya, Tuan Gyura menjauhkan dirinya dan bahkan menolong rakyat yang sudah menghinanya!"
"Jasanya saat perang tak bisa dilupakan, hanya karena statusnya sebagai anak simpanan Ratu!"
"Harusnya kami bersyukur, ketika Ratu memiliki anak dengan sifat Iblis, Ratu juga memiliki malaikat penolong untuk kami!"
"Tuan Gyura sangat baik!"
"Dia tidak akan mengusik takhta Anda, jadi cepat lepaskan Tuan Gyura!"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI ANTAGONIS #Meanie [Ongoing]⚠
ParanormalGara-gara burung, Wona masuk ke dunia novel fantasi berating 18+ dengan peran antagonis wanita. Untuk kembali ke dunia aslinya, Wona harus menjalankan perannya sampai akhir bab novel. Namun, di setiap bab, sang antagonis selalu mendapatkan penyiksaa...