17 tahun telah berlalu sejak Pitaloka, istri tercinta Gumara Peto Alam, diculik secara misterius. Gumara, yang masih terpukul oleh kehilangan istrinya, berjuang keras untuk menemukan Pitaloka namun selalu menemui jalan buntu. Kehidupan Gumara kini h...
Cahaya matahari pagi menembus jendela rumah tradisional yang berdiri kokoh di Desa Kumayan. Burung-burung berkicau riang, mengiringi suasana pagi yang tenang. Di ruang utama, Datuk Abu duduk di kursi kayu antiknya, menatap keluar jendela dengan mata yang penuh harap, sementara Bu Puspa duduk di dekatnya dengan ekspresi yang penuh keheningan. Mereka telah menunggu momen ini selama bertahun-tahun momen di mana cucu mereka, Key, akan mengetahui kebenaran tentang siapa dirinya sebenarnya. Gumara berjalan masuk ke ruang utama, mengenakan pakaian sederhana namun rapi. Ekspresinya tenang, tetapi ada keraguan yang terpancar dari sorot matanya. Ia berhenti sejenak di depan Datuk Abu, menganggukkan kepala sebagai tanda hormat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Datuk, hari ini, saya akan memberitahu Sekar segalanya." gumam Gumara pelan, suaranya hampir berbisik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Sudah saatnya, Gumara. Dia berhak tahu siapa dirinya dan dari mana dia berasal." ucap Datuk Abu mengangkat pandangannya, matanya berbinar meski wajahnya menunjukkan emosi yang tertahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Sekar adalah darah daging Pitaloka. Dia harus tahu tentang ibunya, tentang kita." ucap Bu Puspa tersenyum tipis, meski matanya sedikit berkaca-kaca.
Gumara menarik napas panjang, mencoba menenangkan hatinya. Ia tahu bahwa kebenaran ini adalah sesuatu yang sulit, namun tak bisa lagi ia sembunyikan. Key, putrinya, harus tahu bahwa Pitaloka, seseorang yang selama ini dianggap telah tiada, bahkan belum pernah ia kenal adalah ibu kandungnya, dan Datuk Abu serta Bu Puspa adalah kakek dan neneknya.