33. Read the diary!

666 50 6
                                    

Okay, sebelum cerita dimulai, thor nau ngasih tau dulu. Ada Typo ya. Thor males perbaiki typonya. PLAKKK!!!

Okay.. dri pada habisin wkt tuk ngomong yg gk penting. Kita lnsg aja ya ke ceritanya, smoga kalian suka. Ahayyy!!!

Aduh.. udah.. mulai aja ya, selamat menikmati^^

  
 

° • ○ ● ° • ○ ● ° • ○ ●° • ○  ● °  • ○ ° • 

 
 
 
"Argh..."

Moni melemparkan dirinya diatas kasur, Ia benar - benar lelah hari ini. Akhirnya ia kembali juga ke Korea, huft... Ia sangat rindu dengan diary booknya yang tak sengaja ia tinggal di rumah. Kalau saja diary booknya ia bawa, ia pasti akan menuliskan semua kejadian yang ada di Bali. Mulai dari makanan disana, Sungyeol, pemandangan disana, Sungyeol yang menyebalkan, eh.. kenapa Sungyeol terus?
Moni menggelengkan kepalanya, pikirannya lansung kacau. Kenapa Sungyeol terus?

Moni mendengus kesal, setelah itu ia bangkit dari kasurnya.. berjalan ke meja tulisnya. Ia duduk di kursi empuk yang berwarna biru itu, lalu dikeluarkannya buku diarynya yang ia simpan di dalam laci.

Ia menarik buku pembatasnya, membuat buku diarynya terbuka dibagian dimana buku pembatasnya terdapat.

"Terakhir kali, bagian yang kutulis adalah.. ketika Sungyeol bicara pada eomma." Ucap Moni pelan. Ia menghela nafas. Ia mengeluarkan pulpen dari lacinya, lalu ujung pulpen tsb digesekkannya ke kertas, membuat cairan hitam dari pulpen tsb keluar dan mengering di kertas tsb.

"Beberapa hari ini aku pergi ke Bali. Disana aku tak banyak liburan, karna aku sakit T-T. Saat aku sakit..."  Moni menghentikan pulpennya untuk menulis.

"Sungyeol-lah yang merawatku. Aku sempat tersentuh karna sikap perhatiannya padaku, perasaanku berubah. Dia sangat baik padaku, ia merawatku seperti eomma merawatku dulu.

Ia bahkan merawatku sampai jam 2, setelah itu ia baru tidur. Aku sempat menangis di kamar mandi karnanya. Kenapa ia baik skali padaku?" Moni menghentikan pulpennya untuk menulis.

"Aku memang bertanya padanya, kenapa ia baik skali padaku? Ia membuatku semakin merasa bersalah, aku sudah.. MENGHIANATINYA." Moni menghentikan pulpennya untuk menulis.

"Kenapa tiba - tiba aku merasa bersalah lagi? Padahal aku lagi kesal padanya." Ucap Moni pada dirinya sendiri. Ia menghela nafas, "Aku harus putus dari El secepat mungkin. Aku.. tak tega mengkhianatinya dari belakang seperti ini. Dan.. aku juga tak boleh begini. Hm.." sambungnya lagi.

"Moni-ah!" Panggil seseorang yang membuat Moni lansung melihat kearah pintu. Ternyata Sungyeol, suaminya.

"Ah.. N-Ne?" Tanya Moni dengan gugup.

"Eoh.. Itu, L mencarimu." Perkataan Sungyeol membuat Moni lansung terdiam mematung.

"Hei! Jangan melamun!" Sungyeol berjalan kearah Moni, membuat ia sedikit memundur. "Hei! Ada apa denganmu?" Sungyeol memegang pundak Moni, namun Moni melepaskan tangannya.

"Ah.. tidak, a..aku akan pergi menemuinnya dulu." Ucap Moni dengan mata sedikit gemetar. Moni pun pergi, meninggalkan Sungyeol yang masih kebingungan di dalam kamar.

Tanpa sengaja Sungyeol melihat buku diary Moni, membuat sebuah cengiran muncul di mulutnya. "Buku apa itu?"

Sungyeol berjalan kearah meja lalu mengambil buku itu.

"Aku memang bertanya padanya, kenapa ia baik skali padaku? Ia membuatku semakin merasa bersalah, aku sudah.. MENGHIANATINYA."

"Wooh.. Apa ia membuat cerita? Sepertinya menarik."

Married Without Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang