"Poor me. I feel Pathetic.
Hurt, Foolish, Alone.
It's me, me."
JOO - Cry & Blow
-oOo-
Entah kenapa suasana di kamar tiba-tiba saja canggung, membuat kamar yang awalnya renyah kini terasa sepi. Suara dentingan jarum jam dapat terdengar jelas dan itu semakin menguatkan suasana canggungnya.
Sungyeol menghela nafas berat, jujur saja ia tak suka suasana canggung seperti ini. Ia lebih suka sendirian dari pada harus canggung seperti ini.
"Mon, apa kau sudah tidur?" Tanya Sungyeol yang masih tetap pada posisinya itu."Eung.." Baru saja Moni berniat membalikkan badannya, Sungyeol sudah menghentikannya dulu.
"Jangan berbalik, Jangan berkata apapun, hanya dengarkan saja.." Lanjut Sungyeol yang dituruti oleh Moni. Moni memposisikan dirinya ke posisi awalnya.
"Moni-ya, mian.. Maaf karena aku terus memaksamu memberiku kesempatan, maaf karena terus menanyai perasaanmu, maaf karena terus membentakmu, maaf selalu menyusahkanmu, maaf.." Sungyeol mengambil jeda sebentar. "Katena t'lah membuatmu menderita.." Lirih Sungyeol sembari mengepalkan tangannya."Aku.. Ingin sekali menyentuhmu, memelukmu, mengandeng tanganmu." Sungyeol mengambil jeda sebentar untuk menarik nafas. Sementara air mata Moni membendung di pelupuk matanya.
"Aku ingin sekali.. melakukan semua itu, Tapi setiap kali mengingat bahwa kau akan menikah dengan Lay, aku selalu mengurungkan niatku.. kau miliknya, bukan milikku." Lanjut Sungyeol sembari mengigit bibirnya. "Maaf karena sudah lancang memelukmu tadi, aku.. hanya tak bisa menahan diri."
Moni mengigit bibir bawahnya erat, air mata mulai mengalir keluar, berlinang keluar membasahi pipinya, gadis itu mencoba menahan diri agar tidak bersuara sedikitpun, isakan-isakan tertahan di mulutnya karena ia mengatup kedua bibirnya dengan erat.
"Aku tau.. kau tak akan memberiku kesempatan lagi," Sungyeol mengepalkan tangannya dengan erat, mencoba untuk melanjutkan kalimatnya."Bodoh. Aku memang pria bodoh yang mengemis cinta.. iya, itulah aku."
Air mata Moni kembali mengalir, namun kali ini lebih deras, dadanya terasa sesak, ia jelas-jelas tau bahwa ia masih mencintai pria itu. Namun kenapa ia membohongi pria itu dan juga dirinya.
"Mungkin kita memang tidak berjodoh Moni-ya, tapi kuharap di kehidupan selanjutnya kita akan menjadi sepasang suami istri yang bahagia." Lirih Sungyeol.
"Aku menyerah. Aku hanya ingin menjadi sahabatmu, itu sudah lebih dari cukup. Aku tak akan meminta ya-"
Dengan cepat Moni membalikkan tubuhnya, "Aku mencintaimu Yeol!" Pekik Moni yang membuat kedua mata Sungyeol membulat.
"APA!?" Sungyeol kini ikut membalikkan tubuhnya. Betapa terkejutnya Sungyeol ketika ia melihat wajah Moni yang hanya berjarak beberapa senti darinya. Moni tersenyum saat menatap Sungyeol yang juga menangis. Mereka berdua menangis, karena sama-sama terluka.
"Kenapa.. kau membohongiku," Lirih Sungyeol sembari menghapus air mata Moni yang masih menetes keluar.
Moni tersenyum, tak tau harus mengatakan apa. Bibirnya hanya mengulas senyum, sementara tangannya bergetar, menjauhkan tangan Sungyeol dari wajahnya dan menyelipkan jemari-jemarinya di jemari-jemari Sungyeol.
"Mian.."
Sungyeol tersenyum, menaruh tangannya di pinggang Moni lalu menarik gadis itu agar mendekat dengannya. Keduanya berpelukan. Moni membenamkan kepalanya di dada Sungyeol, sementara Sungyeol menyandarkan kepalanya di atas kepala Moni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Without Love
FanfictionMarried Without Love Jung Moni, gadis pekerja keras itu terpaksa menikah dengan pria yang sama sekali tak ia kenal, Lee Sungyeol namanya. Pernikahan yang dipaksa itu sebenarnya ditentang oleh Moni dikarenakan ia terlah berjanji dengan seseorang yang...