"Why did you grab my hands slightly and whisper to my ear?
I don't know. I can't hear anything.
It's too close.
That moment the whole world felt confusing."Lovelyz - Now, We
-oOo-
Memang benar jalanannya berasa berliku-liku, bahkan jalanan yang ia lalui terasa seperti melayang. Moni memang pusing sekali, namun ia masih menguatkan dirinya untuk berlari lagi.Tes! Ia dapat merasakan setetes air yang mengenai ujung hidungnya. Gadis itu mendesis kesal, hujan mulai turun, dan itu mempercepat langkah kakinya menuju ke rumah seseorang.
Tes! Moni berlari kencang melewati hujan yang mulai bergemulur turun, hingga akhirnya gadis itu sampai di tujuannya. Rumah keluarga Lee, lebih tepatnya rumahnya Sungyeol.
Moni mencoba menetralkan deru nafasnya yang masih kacau, ia baru saja berlari untuk sampai di sini, jadi maklum saja bila nafas gadis itu masih terengah-engah.
Ting tong! Moni menekan tombol bel yang terletak di dekat pintu rumah, kepala gadis itu masih saja oyong-oyong. Moni hampir saja jatuh, untunglah ia menaruh tangannya di dinding untuk menahan tubuhnya yang hampir jatuh.
Krek! Terdengar suara pintu terbuka, suara pintu kayu yang nyaring itu berhasil membuat Moni lansung menoleh. Betapa terkejutnya Moni ketika ia melihat Sungyeol-lah yang membuka pintu, begitu juga dengan Sungyeol, pria itu juga terkejut.
Moni mendesis pelan, biasanya ajhumma yang membukakan pintu, kalau tidak ya Nyonya Lee yang membukakan pintu, kenapa sekarang sial sekali Sungyeol yang membukakan pintu.
"Sung-yeol.."
Terasa canggung? Ya.
"Apakah eommaku ada di dalam? Bisakah kau memanggil eomma untuk pulang?" Tanya Moni dengan suara serak. Hanya dengan mendengar suaranya yang serak, Sungyeol sudah tau bila Moni sedang tidak enak badan. Ditambah lagi dengan wajah Moni yang merah sekali, apakah gadis itu demam?
"Eomma pergi keluar makan." Balas Sungyeol yang membuat kedua mata Moni membesar, gadis itu menghela nafasnya.
"Ah, ok. Terima kasih." Balas Moni dengan kaku.
Moni membalikan badannya, tangannya sudah ditaruh diatas puncak kepala, gadis itu sudah bersiap untuk pergi menembus air hujan dengan menggunakan tangan di puncak kepalanya.
Baru saja Moni berniat berlari pergi, Sungyeol sudah menariknya duluan. Grep! Moni hampir saja menabrak Sungyeol bila saja kedua kakinya tidak berhenti dengan sigap. Hanya ada sedikit celah di antaranya dan Sungyeol.
"Kau demam kan." Lirih Sungyeol.
Moni terdiam, jantungnya terasa berhenti berdetak lagi, kenapa.. Sungyeol tau jika ia sedang demam, padahal Sungyeol belum sempat menyentuh dahi atau pun wajahnya.
"Apa kau tak bisa menjaga kesehatanmu?" Nada suara Sungyeol meninggi, membuat Moni yang kesal lansung membuang muka.
"Apa ya-"
"Pernikahanmu dua minggu lagi! Apa kau tak bisa merawat dirimu dengan baik!?" Pekik Sungyeol yang membuat Moni tertegun.
Bagaimana Sungyeol bisa tau?
Moni mendesis kesal, "Masuk saja ke dalam! Jangan menggangguku! Aku bisa mengurusi diriku sendiri!" Suara Moni memelan, penglihatannya lagi-lagi kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Without Love
FanfictionMarried Without Love Jung Moni, gadis pekerja keras itu terpaksa menikah dengan pria yang sama sekali tak ia kenal, Lee Sungyeol namanya. Pernikahan yang dipaksa itu sebenarnya ditentang oleh Moni dikarenakan ia terlah berjanji dengan seseorang yang...