TAFSIR QS (2) AYAT 7

94 3 0
                                    

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

"Telah dicap (dimaterai) oleh Allah atas hati mereka dan atas pendengaran mereka, dan atas penglihatan mereka ada penutup...." (pangkal Ayat 7).

Lantaran sikap mereka yang demikian, kesombongan, Juhud (menentang), Inad (keras kepala), maka hati dan pendengaran mereka telah dicap (dimaterai) oleh Tuhan. Atau telah disegel. Artinya kekafiran itu telah menjadi sikap hidup mereka. Tidak bisa dirubah lagi.

Lantaran bekas cap itu maka sudah ada tanda di dalamnya yang tidak dapat dihilangkan lagi. Ibarat kertas yang sudah dicetak padanya huruf, maka buat dimasukkan lagi cap yang lain di dalamnya, tidaklah berfaedah lagi. Yang dapat diberi cap atau cetakan hanyalah kertas yang masih kosong.

Atau pengertian segel atau materai, tidak dapat dibuka lagi oleh siapa juga, laksana sebuah rumah yang telah disegel oleh Jaksa karena kalah dalam perkara, tidak bisa dibuka lagi.

Dan pada penglihatan mereka sudah ada penutup. Sebab itu apa juapun yang diperlihatkan kepada mereka, tidaklah akan nampak oleh mereka lagi. Pernah juga dikatakan orang bahwa mata itu telah memakai kaca mata yang mempunyai warna khusus, misalnya warna hitam. Maka walaupun barang putih dibawa kepadanya, namun dia akan melihatnya hitam juga.

".... Dan bagi mereka adalah azab yang besar." (ujung Ayat 7).

Azab kekufuran itu amat besar. Pertama azab dalam kehidupan dunia dan kedua azab di akhirat kelak.

Penentang-penentang kebenaran itu, karenakufur, yaitu menimbun perasaan hati yang murni, akan selalu resah gelisah, tidak pernah bersenang diam, karena sakit hati. Mereka sakit hati karena kedaulatan mereka diganggu oleh paham yang baru itu.

Timbullah benci, dengki, murka, permusuhan dalam hati mereka. Sebab itu tidur tidak merasa nyenyak, siangnya dipenuhi oleh cemburu: mereka selalu didorong-dorong oleh hawa-nafsumereka sendiri supaya bertindak jahat. Kalau perlu membunuhpun mereka mau. Hati mereka bertambah sakit karena apa yang mereka halangi itu bertambah maju juga, dan apa yang mereka pertahankan bertambah terdesak.

Itulah sebabnya maka di jaman Mekkah pemuka musyrikin, yang dipimpin oleh Abu Jahal pernah membuat permufakatan hendak membunuh Nabi SAW. Dan di Madinah orang Yahudi Bani Nadhir nyaris menimpakan batu besar kepada Rasulullah yang sedang duduk bersandar pada satu dinding dari rumah-rumah mereka.

Dengan demikian dapatlah kita merasai bahwa mereka itu disiksa dan diazab oleh kekufuran mereka sendiri. Dan akhirnya sampailah ke puncak, seketika pemuka-pemuka Quraisy 70 orang banyaknya tewas dalam peperangan Badar dan selebihnya pulang dengan kekalahan. Bahkan paman Nabi SAW, yang jadi pemuka dari kekufuran itu, yaitu Abu Lahab setelah menerima berita kekalahan di Badar itu, terus mati jengkangdi saat itu juga karena sangat terkejut.

Inilah macam-macam azab dunia. Pemuka-pemuka Yahudi di Madinah pun bernasib demikian pula. Ka'ab bin al-Asyrah dibunuh sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Bani Quraizhah disapu bersih dan Bani Nadhir diusir habis dari Madinah.

Abruiz Raja Persia, setelah utusan Rasulullah SAW kembali ke Madinah dan melaporkan kepada beliau bahwa surat beliau dirobek, serta merta beliau berkata: "Kerajaannya akan robek!" Dia mati dibunuh oleh putranya sendiri dan sejak itu kerajaan Bani Sasan hancur dari dalam karena perebutan mahkota, sehingga seketika Islam masuk ke sana, mereka tidak dapat bertahan lagi. Yaitu tentara di bawah pimpinan Panglima Sa'ad bin Abu Waqash di jaman Amirul Mukminin Umar bin Khattab.

Raja Heraclius pun sekeping demi sekeping kerajaannya di Suria direbut oleh Islam, sehingga akhirnya terpaksa negeri itu dia tinggalkan, sambil menitikkan airmata dia berkata: "Selamat tinggal Suria, selamat tinggal yang tidak akan bertemu lagi."

TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang