TENTANG KHALIFAH

121 0 0
                                    

Tentang Khalifah

Arti yang tepat dalam bahasa kita terhadap kalimat khalifah ini hanya dapat kita ungkapkan setelah kita kaji apa tugas khalifah.

1. Seketika Rasulullah s.a.w telah wafat, sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w sependapat mesti ada yang menggantikan beliau mengatur masyarakat, mengepalai mereka, yang akan menjalankan hukum, membela yang lemah, menentukan perang atau damai dan memimpin mereka semuanya.

Sebab dengan wafatnya Rasulullah, kosonglah jabatan pemimpin itu. Maka sepakatlah mereka mengangkat Saiyidina Abu bakar as-Shiddiq r.a. menjadi pemimpin mereka. Dan mereka gelari dia "Khalifah Rasulullah". Tetapi meskipun yang dia gantikan memerintah itu ialah Utusan Allah, namun dia tidaklah langsung menjadi Nabi atau Rasul pula. Sebab Risalah itu tidaklah dapat digantikan. Jadi di sini dapat kita artikan Khalifah itu pengganti Rasulullah dalam urusan pemerintahan.

2. Kepada Nabi Daud Tuhan Allah pernah bersabda:

يا داوُدُ إِنَّا جَعَلْناكَ خَليفَةً فِي الْأَرْضِ 
" Wahai Daud ! Sesungguhnya engkau telah kami jadikan khalifah di bumi. " (Shad: 26)

Ini bisa diartikan sebagai khalifah Allah sendiri, pengganti atau alat dari Allah buat melaksanakan hukum Tuhan dalam pemerintahannya. Dan boleh juga diartikan bahwa dia telah ditakdirkan Tuhan menjadi pengganti dari raja-raja dan pemimpin­ pemimpin dan Nabi-nabi Bani Israil yang terdahulu dari padanya. 

3.Tetapi ada pula ayat-ayat bahwa anak-cucu atau keturunan yang dibelakang adalah sebagai khalafah atau khalifah dari nenek-moyang yang dahulu (sebagai tersebut dalam Surat Yunus, Surat 10, ayat 14). Demikian juga dalam surat-surat yang lain-lain.

4. Tetapi di dalam surat an-Naml (Surat 27, ayat 62), ditegaskan bahwa seluruh manusia ini adalah khalifah di muka bumi ini :

أَمَّنْ يُجيبُ الْمُضْطَرَّ إِذا دَعاهُ وَ يَكْشِفُ السُّوءَ وَ يَجْعَلُكُمْ خُلَفاءَ الْأَرْضِ أَإِلٰهٌ مَعَ اللهِ قَليلاً ما تَذَكَّرُونَ 
"Atau siapakah yang memperkenankan permohonan orang-orang yang ditimpa susah apabila menyeru kepadaNya? Dan yang menghilangkan ke susahan ?Dan yang menjadikan kamu Khalifah-khalifah di bumi ?Adakah Tuhan lain beserta Allah ? Sedikit kamu yang ingat. "
(an-Naml : 62).

Setelah meninjau sekalian ayat ini dan gelar khalifah bagi Saiyidina Abu bakar, barangkali tidaklah demikian jauh kalau khalifah kita artikan pengganti.

Sekarang timbul pertanyaan : Pengganti dari siapa ?
Ada penafsir mengatakan pengganti dari jenis makhluk yang telah musnah, sebangsa manusia juga, sebelum Adam. Itulah yang akan digantikan:

Ada setengah penafsiran mengatakan Khalifah dari Allah sendiri. Pengganti Allah sendiri. Sampai di sini niscaya dapat dipahamkan bahwa mentang-mentang manusia dijadikan KhalifahNya oleh Allah, bukanlah berarti, bahwa dia telah berkuasa pula sebagai Allah dan sama kedudukan dengan Allah; bukan ! Sebagaimana juga Abu Bakar sama kedudukan Abu bakar dengan Rasulullah. 

Maka jika manusia menjadi Khalifah Allah, bukan berati manusia menjadi sama kedudukan dengan Allah! Maka pengertian pengganti di sini harus diberi arti manusia diangkat oleh Allah menjadi KhalifahNya. Dengan perintah-perintah tertentu. Dan untuk menghilangkan kemusykilan dalam hati, kalau hendak dituruti tafsir yang kedua, bahwa manusia adalah Khalifah Allah di muka burni, janganlah dia dibahasa Indonesiakan, tetap sajalah dalam bahasa aslinya : Khalifah Allah !

Sekarang kita lanjutkan tentang kedua penafsiran itu.
Pendapat pertama ialah Khalifah dari makhluk dulu-dulu yang telah musnah. Di kala mereka masih ada di dunia, mereka hanya berkelahi, merusak, bunuh-membunuh karena berebut hidup. Itulah sebabnya maka Malaikat terkenang akan itu kembali lalu me­nyampaikan permohonan dan pertanyaan kepada Tuhan, kalau-kalau terjadi demikian pula.

TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang