TAFSIR LENGKAP QS (2) AYAT 26

117 0 0
                                    


إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِيْ أَن يَضْرِبَ مَثَلاً مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا 

"Sesungguhnya Allah tidaklah malu membuat perumpamaan apa saja, nyamuk atau lebah kecil daripadunya. " (pangkal ayat 26). 

Orang-orang yang kafir atau munafik itu mencari-cari saja pasal yang akan mereka bantahkan, untuk membantah Nabi. Dalam wahyu Tuhan Allah membuat berbagai perumpamaan. Tuhan pernah mengumpamakan orang yang mempersekutukan Allah dengan yang lain, adalah laksana laba-laba mernbuat sarang. 

Sarang laba-laba adalah sangat rapuh. (Surat al-Ankabut ayat 41). T'uhanpun pernah mengambil perumpamaan dengan lalat. 

Bahwa apa-apa yang dipersekutukan oleh orang-orang musyrikin dengan Allah itu, jangankan membuat alam, membuat lalatpun mereka tidak bisa (lihat Surat al-Haj ayat 73). Demikian juga perumparnaan yang lain-lain. 

Maka orang yang munafik tidaklah memperhatikan isi, tetapi hendak mencari kelemahan pada misal yang dikemukakan itu. Kata mereka misal-misal itu adalah perkara kecil dan remeh. Adakan laba-laba jadi misal, adakan lalat diambil umpama, apa artinya semua itu. Peremehan yang beginilah yang dibantah keras oleh ayat ini. 

"Allah tidaklah malu membuat perumpamaan apa saja, nyamuk atau yang lebih kecil daripadanya. "

Maksud mereka tentu hendak meremehkan Rasulullah , tetapi Tuhan Allah sendiri menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Muhammad itu bukanlah katanya , dan misal perumpamaan yang dikemukakannya, bukanlah misal perbuatannya sendiri. Itu adalah misal Aku sendiri. Aku tidak malu mengemukakan perumpamaan itu. 

Mengambil perumparnaan daripada nyamuk, atau agas' yang lebih kecil dari nyamuk, atau yang lebih kecil lagi, tidaklah aku segan-segan. 

فَأَمَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ 

"Maka adapun orang-orang yang beriman,mengetahuilah mereka bahwasanya ini, "

yaitu perumpamaan-perumpamaan tersebut 

الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ 
"adalah kebenaran dari Tuhan mereka. " 

Artinya kalau perumpamaan itu tidak penting tidaklah Tuhan akan mengambilnya menjadi perumpamaan. Sebab semua perhitungan Allah itu adalah dengan teliti sekali. 

وَ أَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلاً 
"Dan adapun orang-orang yang kafir, maka berkatalah mereka. "Apa yang dikehendaki Allah dengan perumpamaan begini?"

Apa kehendak Allah mengemukakan misal binatang yang hina sebagai laba-laba, binatang tidak ada arti sebagai lalat, dan kadang-kadang juga keledai yang buruk, kadang-kadang anjing yang mengulurkan lidah; adakah pantas wahyu mengemukakan hal tetek-bengek demikian ? 

Maka bersabdalah Allah selanjutnya. 

يُضِلُّ بِهِ 
"Tersesatlah dengan sebabnya "
yaitu sebab perumpamaan­perumpamaan itu 

كَثِيْراً وَيَهْدِيْ بِهِ كَثِيْراً وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلاَّ الْفَاسِقِيْنَ 
"kebanyakan manusia dan mendapat petunjuk dengan sebabnya kebanyakan. Dan tidaklah akan tersesat dengan dia, melainkan orang-orang yang fasik " (ujung ayat 26)

Dengan merenungkan ayat ini apa yang timbul dalam hati kita ? Yang timbul dalam hati kita ialah pertambahan iman bahwa al­Qur'an ini memang diturunkan untuk seluruh masa dan untuk orang yang berpikir dan mencintai ilmu pengetahuan. 
Orang-orang kafir itu menjadi sesat dan fasik karena bodohnya. Atau bodoh tetapi tidak sadar akan kebodohan.

Dan orang yang beriman tunduk kepada Allah dengan segala kerendahan hati. Kalau ilmunya belum luas dan dalam, cukup dia menggantungkan kepercayaan bahwa kalau tidak penting tidaklah Allah akan membuat misal dengan nyamuk, lalat, laba-laba dan lain-lain itu. 
Meskipun dia belum tahu apa pentingnya. Tetapi orang yang lebih dalam ilmunya, benar-benar kagumlah dia akan kebesaran Allah.

Di jaman modern kita ini sudahlah orang tahu bahwa perkara nyamuk atau agas, bukanlah perkara kecil. Lalatpun bukan perkara kecil. Demikian mikroskop telah meneropong hama-hama yang sangat kecil, beratus ribu kali lebih kecil daripada nyamuk dan lalat. Nyamuk malaria, nyamuk penyakit kuning dan nyamuk yang menyebabkan penyakit tidur Afrika; menyimpulkan pendapat bahwa bahaya nyamuk lebih besar dari bahaya singa dan harimau.

Di Sumatera beberapa puluh tahun yang lalu terkenal nyamuk malaria di Panti dan Penyambungan yang menghabiskan orang senegeri-negeri. Penduduk Rao" pindah berbondong ke Malaya kira-kira 60 tahun yang lalu karena dashsyatnya serangan penyakit malaria.

Perserikatan Bangsa-bangsa dalam WHO memberantas hama-hama penyakit. 
Ahli ­ahli kuman seperti Erlich, Pasteur dan lain-lain menghabiskan usia dan tenaga buat menyelidiki kuman-kuman penyakit menular. Sekarang dapatlah kita satu penafsiran lagi dari pada sabda tuhan pada Surat al-Muddatstsir (Surat 74 ayat 31).

وَ ما يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلاَّ هُوَ 
"Dan tidaklah ada yang mengetahui tentara Tuhanmu, melainkan Dia sendiri. " 
(Al Muddatstsir :31)

Hama penyakit pes (sampar), hama penyakit cacar, penyakit anjing gila; masya Allah ! Alangkah banyaknya lagi yang terkandung di belakang sabda Tuhan di ayat ini.

"Nyamuk atau yang lebih kecil daripadanya. "

Kadang-kadang kita harus belajar pada semangatkerjasama lebah dan semut. Kadang-kadang kita kagum melihat kehidupan ulat bulu, serangga dan lain-lain.
Tidak ada rupanya yang soal kecil. Kita bertambah iman bahwa daerah kekuasaan Allah Ta'ala pun meliputi akan kehidupan mereka semuanya. 
Janganlah kita menjadi orang fasik yang tersesat karena kebekuan hati dan kesombongan. Berlagak tahu padahal tidak tahu.

TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang