أَوَ كُلَّمَا عَاهَدُوْا عَهْداً نَّبَذَهُ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ'Apakah tiap-tiap kali mereka membuat perjanjian, dilenyapkan (saja) oleh segolongan dari mereka ? bahkan yang terbanyak di antara mereka tidaklah percaya. " (ayat 100).
Inilah satu ayat tempelak yang jitu. Berkali-kali mereka telah memperbuat perjanjian dengan Allah, dengan perantaraan Rasul Allah Musa a. s., pemimpin mereka sendiri, dan tertulis bunyi perjanjian itu di dalam Kitab yang mereka pegang setia; maka berkali-kali pula mereka mungkiri perjanjian itu, meskipun mereka mengatakan bersedia memegang Hukurn Taurat.
Sekarang datang Utusan Tuhan yang baru; isi seruannya adalah memperkuat yang dahulu itu. Maka apakah akan berulang lagi laku yang lama ? Diperbuat janji yang baru, lalu segolongan memungkirinya lagi dan melemparkan saja janji itu, sebagai kata ahli-ahli siasat kita sekarang " janji diatas kertas ? " Yang segolongan membuat janji untuk dimungkiri, dan bagian yang terbesar tidak mau berjanji, karena tidak percaya.
Sikap tidak mau percaya ini dijelaskan lagi pada ayat selanjutnya :
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...