قَالَ إِنَّهُ يَقُوْلُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لاَّ ذَلُوْلٌ تُثِيْرُ الْأَرْضَ وَلاَ تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لاَّ شِيَةَ فِيْهَا"Dia berkata : Sesungguhnya Dia mengatakan bahwa dia itu hendaklah lembu betina yang tidak (pernah) digunakan pembajak tanah, dan tidak perancah sawah, tidak bercacat, dan tidak ada belang padanya. " (pangkal ayat 71).
Dengan jawaban Nabi Musa seperti ini bertambah kesukaran mencari lembu betina yang tidak muda lagi, belum tua benar, kuning warnanya, berkilau-kilau dan belum pernah diambil penarik bajak membuka tanah atau membajak sawah dan tidak ada cacat, tidak ada luka atau parut, dan tidak ada belangnya. Benar-benar seekor sapi peliharaan (pilihan).
Tetapi bagaimana mereka atas jawaban yang terakhir itu. Mereka bangga dan
قَالُوْا الْآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ
"Mereka berkata : Sekarang engkau telah datang membawa kebenaran ! "
Kalau begitu barulah kami percaya bahwa engkau sungguh-sungguh seorang Nabi yang diutus Allah membawa kebenaran.
فَذَبَحُوْهَا
"Maka mereka sembelih dia, "
yaitu sesudah bekerja keras berhari-hari lamanya mencari lembu betina dengan syarat-syarat yang demikian. Alangkah susahnya; bertemu lembu betina berkilau-kilau warnanya, sayang bukan kuning. Bertemu kuning berkilau-kilau, tetapi ada cacat bekas luka. Bertemu yang tidak luka, sayang ada belangnya. Ada lembu betina yang bagus, sayang masih terlalu muda. Ada yang belum diambil menenggala atau membuka sawah, sayang sudah agak tua. Dan macam-macam kesukaran yang lain, sehingga:
وَ مَا كَادُوْا يَفْعَلُوْنَ
"Dan nyarislah mereka itu tidak sanggup mengerjakan. " (ujung ayat 71).
Maka panjanglah, keterangan ahli-ahli tafsir tentang cara mencari lembu betina itu, sehingga dengan kisah tambahan ahli tafsir, maka kisah asli dari al-Qur'an ditambahi bumbu di sana sini sehingga menjadi semacam roman sampai ada yang mengatakan bertemu juga akhirnya lembu betina dengan cukup segala syarat itu tetapi harus dibayar harganya dengan uang emas sepuluh kulit lembu itu. Oleh karena tambahan, tidak berdasar Hadits yang shahih, maafkanlah kita jika tidak kita bawakan. Bahkan berkata Imam as-Syaukani di dalam tafsirnya Fathul-Qadir. "Hal ini telah diriwayatkan dengan kisah macam-macam, yang tidak ada hubungannya dengan pokok, dan tidak banyak faedahnya."
Sekaranglah barulah dijelaskan sebab-sebab perintah menyembelih lembu betina itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
EspiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...