Kemudian itu Allah meneruskan lagi sabdaNya kepada Bani Israil dengan mengingatkan
kesalahan selama ini :أَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَ تَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَ أَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُوْن
"Apakah kamu suruh manusia berbuat kebajikan dan kamu lupakan dirimu (sendiri), padahal kamu membaca kitab, apakah kamu tidak pikirkan?" (ayat 44).
Teguran keras ini adalah kepada pemuka-pemuka dan pendetapendeta mereka. Bukan main keras larangan mereka : "Ini haram !" Bukan main keras perintah mereka : "Ini wajib", seakan-akan merekalah yang empunya agama itu, padahal diri mereka sendiri mereka lupakan. Hanya mulut mereka yang keras mempertahankan agama untuk dipakai oleh orang lain, adapun untuk diri mereka sendiri, tidak usahlah dipersoalkan; padahal mereka membaca kitab, hafal nomor ayatnya, ingat pasalnya, bahkan salah titik dan salah baris sedikit saja, mereka tahu. Tetapi apa isi dan intisari dari kitab itu, apa maksudnya yang sejati, tidaklah mereka mau mengetahui dan tidak mereka pikirkan.
Inilah penyakit pemuka-pemuka atau yang disebut pendeta atau ahbar mereka pada waktu itu. Dengan keras mengoyak mulut mempertahankan apa yang rnereka katakan agama, padahal sudah tinggal hanya mempertahankan kata (textbook), tetapi tidak ada paham mereka sama sekali akan maksud. Paham menjadi sempit dan fanatik, takut akan perubahan, dan gentar mendengar pendapat baru. Maka datanglah teguran : Apakah tidak kamu pikirkan ? Atau lebih tegas lagi; Apakah kamu tidak tidak mempergunakan akalmu ?
Dengan ini Tuhan telah memberikan terguran bahwa iman yang sebenarnya, melainkan iman yang tumbuh dari hati sanubari. Sebab itu jika ayat ini tertentu kepada pemuka Yahudi pada mulanya, namun dia telah direkam dalam al-Qur'an untuk ingatan kita. Jangan sampai kita membacanya, lalu Yahudi yang terbayang di hadapan kita, tidak diingat bahwa Islam sendiripun akan runtuh dari dalam, kalau iman sudah hanya jadi hafalan mulut, tidak rumpunan jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...