.
وَ إِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِّنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُوْمُوْنَكُمْ سُوْءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُوْنَ أَبْنَاءَكُمْ وَ يَسْتَحْيُوْنَ نِسَاءَكُمْ وَ فِيْ ذَلِكُمْ بَلاَءٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَظِيْمٌ
"Dan (ingatlah) tatkala Kami selamatkan kamu daripada kaum Fzr'aun yang telah menindas kamu dengan seburuk-buruk siksaan; mereka sembelih anak-anak laki-laki kamu dan mereka hidupi perempuan perempuan kamu, dan pada yang demikian itu adalah bencana yang besar daripada Tuhan kamu. " (ayat 49).
Seketika mereka sampai ke puncak kemegahan yang menimbulkan kesombongan, merasa diri istimewa daripada bangsa lain, diingatkanlah betapa mereka hidup dalam tindasan dan siksaan di negeri Mesir. Menjadi lebih hina daripada budak. Empat ratus tahun lamanya Bani Israil hidup di negeri Mesir sejak Nabi Yusuf a.s. menjadi Raja Muda Kerajaan Mesir dan ayahnya Nabi Ya'qub a. s. datang dari dusun atas undangan Nabi Yusuf a.s..
Dua belas orang bersaudara laki-laki keturunan Ya'qub a.s. itu pada mula kedatangan ke Mesir masih hidup dengan baik dan sederhana. Tetapi sesudah Ya'qub a.s. dan Yusuf a.s. meninggal, penduduk Mesir asli membenci mereka, karena mereka kian lama kian kembang. Kedudukan mereka di negeri Mesir dipandang membahayakan.
Tetapi mereka tidak diusir melainkan diperbudak. Di suruh mengerjakan pekerjaan yang berat-berat. Mereka ditindas dengan kejam sekali. Di antara kekejaman itu ialah rencana Fir'aun (Raja Mesir) memusnahkan anak laki-laki. Sehingga diperintahkan kepada bidan-bidan agar segera membunuhnya kalau perempuan Bani Israil melahirkan anak laki-laki. Dan anak perempuan ditinggalkan hidup. Tetapi dengan demikian pada perhitungan Fir'aun, Bani Israil itu akan musnah. Kalau perempuan saja banyak, bolehlah perempuanperempuan itu dijadikan istri kedua atau hamba-sahaya dari kaum Fir'aun sendiri, anak laki-laki dari perhubungan itu tentu menjadi orang Qibthi, suku Fir'aun. Itulah bencana besar bagi mereka di waktu itu.
Ini disuruh ingatkan kepada mereka, agar mereka tahu bahwa mereka bukanlah datang mulia saja. Empat ratus tahun lamanya mereka hina, rendah dan tertindas. Kemudian mereka dimuliakan Tuhan. Karena sudah menjadi Sunnah dari Tuhan (Sunnatullah) bahwa orang atau kaum yang sudah dianiaya demikian rupa, akhirnya akan dibangkitkan kembali. Dahulu hal ini berlaku dan kemudian pun berlaku :
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...