فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا وَلَن تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
"Maka jika kamu tidak dapat membuat, dan sekali-kali kamu tidak akan dapat membuat, maka takutlah kamu kepada neraka yang menyalakannya ialah manusia dan batu, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir." (Ayat 24).
Kalau kamu sudah nyata tidak sanggup menandingi AL QUR'AN, dan memang selamanya kamu tidak akan sanggup, baik susun kata atau makna yang terkandung di dalamnya, maka janganlah diteruskan juga lagi penantangan itu, lebih baik tunduk dan patuhlah, dan terimalah dengan tulus-ikhlas. Jangan dilanjutkan juga lagi sikap yang ragu-ragu itu. Karena meneruskan keraguan terhadap perkara yang sudah nyata, akibatnya hanyalah kecelakaan bagi diri sendiri.
Jika kebenaran yang telah diakui oleh hati masih juga ditolak, artinya ialah memilih jalan yang lain yang membawa kesesatan. Kalau dipilih jalan sesat, tentu nerakalah ujungnya yang terakhir. Neraka yang apinya dinyalakan dengan manusia dihukum dimasukkan ke dalamnya bercampur dengan batu-batu.
Perhatikan alun gelombang Wahyu itu baik-baik. Ancaman bukanlah datang dengan serta-merta begitu saja. Lebih dahulu manusia diajak berpikir dan merenung alam, supaya sadar akan hubungan di antara mereka sebagai makhluk dengan Tuhan Allah sebagai Khaliq. Kalau masih ragu dipersilahkan membuat tandingan AL QUR'AN. Dan inipun ternyata tidak sanggup. Kalau tidak sanggup bukanlah lebih baik tunduk dan menyatakan beriman? Tetapi kalau bujukan lunak tidak diterima, tantangan tidak sanggup menjawab, namun kekufuran diteruskan juga: apakah lagi yang pantas buat orang seperti ini, lain dari ancaman neraka?
Manusia yang diancam akan menjadi penyalakan api neraka itu ialah yang keras kepala, sebagai pepatah orang kita, "Kanji tak lalu, airpun tak lalu". Yang ini tidak, yang itupun tidak. Tetapi menunjukkan yang mana ganti yang lebih baik, pun tidak sanggup. Ke mana lagi kalau bukan ke neraka! Tetapi yang patuh dan sadar diberi kabar gembira....(HAMKA)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...