Selanjutnya bersabdalah Tuhan tentang kesucian rumah-rumah tempat beribadat bersujud kepada Allah.
وَ مَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَّنَعَ مَسَاجِدَ اللهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهُ وَ سَعَى فِيْ خَرَابِهَا
"Dan siapakah yang lebih aniaya dari orang-orang yang menghalang halangi mesjid-mesjid Allah daripada akan disebut padanya namaNya seraya berusaha mereka pada meruntuhkannya?" (pangkal ayat 114).
Meskipun Nabi Muhammad s.a.w telah datang membawa agama Tauhid, membawa Islam dan telah berdiri mesjid Rasulullah di Madinah, namun perlindungan kepada sekalian tempat beribadat menyembah Allah Yang Maha Esa dengan ayat ini telah dinyatakan. Mesjid artinya ialah tempat sujud; di ayat ini dipakai kata jama' yaitu masaajid, artinya semua tempat bersujud, sernua tempat bersembahyang. Dengan jalan pertanyaan yang bernama Istifham-Inkari yaitu pertanyaan berisi sanggahan keras , tempat-tempat beribadat itu telah dibela dengan ayat ini; siapa yang lebih zalim dari orang-orang yang menghalang-halangi mesjid-mesjid Allah ? Artinya, tidak ada lagi orang yang lebih zalim dari orang yang berbuat demikian. Apatah lagi setelah menghalang halang berusaha pula meruntuhkannya. Orang-orang perusak mesjid, penghancur rumah-rurnah tempat beribadat itu memang jahat hatinya , jauh dari Tuhan :
أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوْهَا إِلاَّ خَآئِفِيْنَ
"Mereka itu tidaklah akan masuk ke dalamnya , melainkan dengan ketakutan. "
Padahal apabila telah masuk ke dalam sebuah tempat beribadat, baik dia mesjid Islam atau sinagog Yahudi, atau gereja Nasrani, namun suasana di dalamnya sudah lain. Orang-orang yang masuk ke dalamnya dengan hati lembut, telah menyediakan diri buat tafakkur kepada'Tuhan.
Betapapun cara mereka beribadat, namun yang mereka seru hanya Yang Esa juga. Meskipun kadang-kadang bertemu ibadat yang bid'ah atau tambahan-tambahan , namun dia dapat diselesaikan apa bila keinsafan beragama yang sejati sudah mendalam. Tetapi tidak boleh dihalangi , apatah lagi dirusak dan diruntuhkan.
Dikatakan di dalam ayat ini rahasia jiwa orang yang amat zalim itu. Mereka memang takut masuk ke dalam mesjid karena jiwa mereka sudah sangat berjauhan dengan Tuhan. Keganasan mereka menghalangi orang beribadat , atau menghancurkan mesjid bukanlah karena mereka gagah berani , tetapi si pengecut.
Orang yang beribadat kepada Allah , yang meramaikan tempat beribadah , memang tidak merasa takut dan tidak tunduk hatinya kepada penguasa dunia yang sombong lagi aniaya itu. Meskipun mereka kelihatan lemah , tetapi jiwa mereka tidak bisa diperkosa. Si zalim takut masuk ke dalam tempat beribadat karena takut mendengar khutbah yang berapi-api mencela perbuatannya. Bagaimana zalim pula ancaman Tuhan kepada mereka.
لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ
"Untuk mereka di dalam dunia ini adalah kehinaan."
Sebab mereka menjadi timbunan sampah dan nista orang yang dianiaya. Orang menutup mulut hanyalah karena takut akan aniaya saja. Kadang kadang apabila orang tidak tahan menderita lagi, orang akan merenggutkan mereka dari kekuasaannya.
Siang malam orang-orang yang zalim itu tidak akan bersenang diam, karena hati kecil mereka sendiri telah merasa amat bersalah, karena telah merusakkan tempat yang dimuliakan dan disucikan orang.
وَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
"Dan untuk mereka di akhirat adalah azab yang besar." (ujung ayat 114).
Macam-macam pulalah riwayat ahli tafsir tentang sebab turun ayat ini. Kadang-kadang mereka bawakan hikayat seketika Nebukadnesar menaklukkan Jerusalem, lalu meruntuh dan menghancurkan Haikal Sulaiman atau Baitul Maqdis yang terkenal itu. Ada pula yang mengisahkan masuknya tentara Romawi ke Palestina 130 tahun setelah wafatnya Nabi Isa al-Masih, lalu mereka hancurkan pula kembah bangunan bangunan ibadat orang Yahudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...