يَا بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ"Wahai Bani Israil" (pangkal ayat 47).
Mereka dipanggil lagi dengan nama yang terhormat itu. Dengan menyebut nama nenek moyang mereka yang mulia itu, nama kehormatan yang dianugerahkan Tuhan kepada Ya'qub a. s. Amir Pahlawan Allah, moga-moga mereka sadar kembali. Memang Tuhan mengajarkan kepada RasulNya agar memanggil orang dengan nama yang Dia senangi. Apatah lagi dengan memanggil mereka dengan nama itu, tercakuplah mereka jadi satu semua, tidak ada lagi bagi kabilah ini dan kabilah itu yang rasa tersisih.
اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْ أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَ أَنِّيْ فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِيْنَ
"Ingatlah olehmu akan nikmatKu yang telah Aku karuniakan kepadamu, dan sesungguhnya Aku telah pernah memuliakan kamu atas bangsa-bangsa " (ujung ayat 47).
Diperingatkan hal ini, bahwa kemulian yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka itu, bukanlah karena darah keturunan mereka lebih tinggi dari darah keturunan yang lain. Sekali-kali tidaklah Tuhan mengajarkan perbedaan suku (ras), tinggi itu rendah ini. Mereka pernah dimuliakan melebihi bangsa dan suku yang lain, sebab merekalah penerima waris ajaran nenek-moyang mereka Ibrahim a. s., Ishak a. s. dan Ya'qub a. s. tentang percaya kepada Allah Yang Maha Esa.
Selama Tauhid itu mereka pegang teguh, kemuliaan itu tidaklah akan dihilangkan atau dicabut dari mereka. Jadi mereka diberi kemuliaan ialah karena kemuliaan pendirian. Adapun kalau Tauhidnya telah hilang, dan yang mereka pertahankan telah tinggal kemegahan saja menyebut-nyebut kebesaran yang lampau, hinalah mereka dan bangsa lain yang menerima dan menjunjung Tauhid itu pulalah yang akan dimuliakan Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...