:
وَ لَنْ تَرْضَى عَنكَ الْيَهُوْدُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
'Dan sekali-kali tidaklah ridha terhadap engkau orung yahudi dan Nasrani itu, sehingga engkau mengikuti agama mereka. "(pangkal ayat 120).Untuk mengetahui latar belakang sabda Tuhan ini, hendaklah kita ketahui bahwasanya sebelum Rasulullah s.a.w diutus dalam kalangan bangsa Arab , adalah seluruh bangsa Arab itu dipandang Ummi atau orang-orang yang bodoh, tidak beragama , penyembah berhala. Kecerdasannya dianggap rendah .
Sedang orang Yahudi dan Nasrani yang berdiam di sekitar bangsa Arab itu memandang , barulah Arab itu akan tinggi kecerdasannya, kalau mereka suka memeluk agama Yahudi atau agama Nasrani.Sekarang Nabi Muhammad s.a.w diutus Tuhan membawa ajaran Tuhan mencegah menyembah berhala , percaya kepada Kitab-kitab dan Rasul-rasul yang terdahulu, baik Musa a.s. dan Harun a.s. atau Isa Al-Masih. Lantaran Nabi s.a.w tidak menyebut-nyebut agama Yahudi atau Nasrani, melainkan menunjukkan pula cacat-cacat yang telah terdapat dalam kedua agama itu , jengkellah hati mereka .
Mereka ingin hendaknya Nabi Muhammad itu mempropagandakan agama mereka. Yahudi rnenghendaki Nabi Muhammad s.a.w. itu jadi Yahudi, dan Nasrani menghendakinya jadi Nasrani. Setelah itu Tuhan memberikan tuntunan kepada RasulNya :
قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَى
"Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah dia yang petunjuk."
Dengan inilah keinginan mereka agar Rasul mengikuti agama mereka telah dijawab. Bahwasanya yang menjadi pedoman di dalam hidup, dan yang diserukan oleh Muhammad s.a.w kepada seluruh umat manusia ialah petunjuk Allah. Petunjuk Allahlah yang sejati petunjuk. Adapun petunjuk manusia, khayal dan teori manusia bukanlah petunjuk.Dengan ini marilah berikan nilainya kepada Yahudi Nasrani itu, adakah keduanya itu petunjuk Allah ? Tuhan telah mengutus Musa dan Harun dan mengutus Isa al-Masih, dan kemudian disambung oleh Muhammad.
Cobalah perhatikan, apakah segala sesuatu yang menjadi anutan Yahudi dan Nasrani sekarang ini masih berdasar kepada petunjuk Allah yang sejati ? Atau telah dicampuri oleh tangan manusia ? Dengan inipun lebih jelas, bahwa Muhammad s.a.w datang membawa petunjuk Allah. Kalau Yahudi dan Nasrani masih berpegang kepada petunjuk Allah yang asli , bahwa Nabi-nabi yang diutus kepada mereka, dengan sendirinya akan timbullah persesuaian. Dan sabda Tuhan seterusnya:
وَ لَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ
"Dan sesungguhnya jika engkau turuti kemauan-kemauan mereka itu. "
Dengan lanjutan ayat ini, telah diingatkan Tuhan kemauan-kemauan mereka, yang ditulis Ahwaa-ahum. Dan kalimat hawa, atau hawa-nafsu, atau sentimen yang sama sekali tidak ada dasar kebenarannya. Setengah dari hawa-nafsu itu telah dibayangkan pada ayat-ayat di atas tadi , yaitu kata mereka bahwa agama yang benar hanya agama Yahudi dan Nasrani.
Yahudi merasa bahwa segala anjuran dari pihak lain, walaupun benar, kalau tidak timbul dari orang yang berdarah Israil adalah tidak sah. Sebab mereka adalah "Kaum yang telah dipilih dan di istimewakan Tuhan." Yahudi dan Nasrani, telah memandang bahwa masing-masing mereka telah menjadi golongan yang istimewa. Lantaran kepercayaan yang demikian, mereka tidak mau lagi menilai kebenaran dan menguji paham yang mereka anut. Maka kalau kemauan atau hawa-nafsu mereka ini diperturutkan:بَعْدَ الَّذِيْ جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ
"Sesudah datang kepada engkau pengetahuan ",
yaitu Wahyu yang telah diturunkan Tuhan kepada Rasul s.a.w. bahwa tidak ada Tuhan yang sebenarnya patut disembah melainkan Allah, dan Allah itu tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan lain-lain dasar pokok tauhid , yang jadi pegangan dan tiang teguh dari ajaran sekalian Nabi dan Rasul. Maka kalau kehendak dan kemauan kedua pemeluk agama itu engkau perturutkan, sedang engkau telah diberi ilmu tentang hakikat yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...