Mana alasan ? Apa sebab ? Ayat yang selanjutnya membantah perkataan itu :
بَلَى
"Sekali-kali tidak!" (pangkal ayat 112).
Perkataan yang benar ialah:
مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ ِللهِ وَ هُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ
"Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, dan diapun berbuat baik, maka untuknyalah pahalanya di sisi Tuhannya. "
Menyerahkan diri kepada Tuhan, tunduk dengan segenap jiwa dan raga, tidak membantah dan mendurhakai, tidak menolak kebenaran. Lalu dibuktikan dengan kesudian berbuat baik, beramal.
Bukan mengakui menyerah kepada Tuhan dengan mulut saja, melainkan mesti ada bukti. Itulah yang akan beroleh pahala dan beroleh syurga Allah. Tidak peduli apa dia orang Arab atau Yahudi, Nasrani atau Shabi'in. Pendirian ini pada ayat 62 pun telah diterangkan.
وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
"Dan tidaklah ada ketakutan atas mereka."
Artinya tidak ada rasa takut akan rnendapat azab dan siksa dan murka Ilahi, karena diri telah menyerah kepadaNya sejak semula, dan amalpun telah diperbuat.
وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْن
"Dan tidaklah mereka akan berduka cita. " (ujung ayat 112).
Tidak akan berdukacita bahwa amalan tidak akan diterima dan usaha mereka akan sia-sia belaka. Sebab tujuan hidup telah disediakan oleh Tuhan.
'Aslamawajhahu "; artinya, mereka telah menyerahkan diri kepada Tuhan. Itulah yang pasti masuk syurga: Aslama menjadi Yuslimu dan mashdarnya atau pokok kata ialah Islam. Sebab itu orang yang Islamlah yang akan masuk syurga, walaupun tadinya dia dari Yahudi, dari Nasrani atau dari rnusyrik penyembah berhala.Dia tinggalkan ikatan diri dengan yang lain itu , dia bebaskan diri daripadanya dan menyerah buat kepada Tuhan. Dibuktikan pula dengan perbuatan.
Sehingga walaupun ada orang yang menyebut dirinya telah Islam, tetapi sebutan saja, tidak diikuti oleh amal yang baik, tidaklah akan masuk ke dalam surga. Tidaklah akan bebas dia daripada rasa ketakutan dan dukacita.
Lantaran itu maka nama Islarn bukanlah nama golongan. Bukan nama satu keturunan dan bukan nama satu negeri. Islam itu ialah sikap hidup !Pendirian yang masuk akal ini bolehlah dibandingkan dengan pendakwaan dan amani mereka tadi, mana yang masuk akal dan mana yang benar. Ayat ini telah menyumbat mulut orang yang mengakui dirinya Islam, tetapi hanya mulut saja, padahal ketaatan pada Tuhan tidak ada. Bukti amal tidak ada. Pengertian tentang arti menyerah kepada Allah tidak ada.
Mereka Islam hanya karena keturunan atau tanda peta belaka. Maka sama sajalah keadaan mereka, sama-sama amani atau angan-angan dan khayal sebagai orang Yahudi dan Nasrani itu pula.
Dan menjadi pelajaran lagi bagi kita orang Islam; sekali-kali jangan mengemukakan suatu pendirian kalau tidak dengan alasan. Hatu Burhanakum : Keluarkan alasanmu, telah menutup pintu taqlid turut-turutan dengan serapat-rapatnya. Beragamalah dengan berpikir, pergunakanlah akal. jangan hanya beragama karena pusaka saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
EspiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...