TAFSIR LENGKAP QS (2) AYAT 19

55 1 0
                                    

أَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِم مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ

Atau seperti hujan lebat dari langit, yang padanya ada gelap-gulita, guruh dan kilat;…” (pangkal Ayat 19).

Di Ayat sebelumnya dimisalkan laksana orang yang menghidupkan api mengharapkan nyala dan cahayanya. Tetapi ada lagi yang seperti mengharapkan hujan turun, agar mendapat kesuburan.

Hujan artinya ialah kesuburan sesudah kering, kemakmuran sesudah kemarau. Peladang-peladang telah lama sekali menunggu hujan turun, agar sawah ladang mereka memberikan hasil yang lebih baik kembali. Tetapi hujan lebat itu datangnya adalah dengan dahsyat: pertama langit jadi gelap oleh tebalnya awan dan mendung. Setelah awan itu sangat berat, lebih dahulu akan terdengarlah guruh dan petir, dan kilatpun sambung menyambung, ngeri rasanya.

“…mereka sumbatkan jari-jari mereka ke dalam telinga mereka dari (mendengar) suara petir, karena takut mati;…” (tengah Ayat 19).

Mereka mengharapkan hujan turun, tetapi mereka takut oleh mendung gelapnya, takut suara guruhnya dan cahaya kilat, dan petirnya yang sambung-menyambung di udara. Padahal tiap-tiap hujan lebat sebagai penutup kemarau panjang, mestilah diiringi oleh gelap, guruh kilat dan petir. Kebenaran Ilahi akan tegak di alam. Kebenaran itu adalah laksana hujan. Untuk mengelu-elukan datangnya mestilah gelap dahulu.

Yang menggelapkan itu bukan kutuk laknat, tetapi karena bumi itu dilindungi oleh air yang akan turun. Dan guruh berbunyi mendayu dan menggarang, artinya peringatan-peringatan yang keras sering dengan kedatangan hidayat Ilahi. Suara Rasul SAW akan keras laksana guruh membanteras adat lama pusaka usang, taqlid dan berkeras mempertahankan pusaka nenek-moyang. Kadang-kadang memancar kilatan api kemurkaan dan ancaman.

Siapa yang mengikut kebenaran, mari ke mari, iringkan daku menuju surga. Tetapi siapa yang menentang, sengsaralah yang menunggunya danneraka. Bila kehendak Tuhan akan ditegakkan, semua orang wajib patuh. Pangkat dan kebesaran dunia, kekayaan yang berlimpah-limpah tidaklah akan menolong.

Yang mulia di sisi Allah hanyalah orang yangtakwa. Tuhan tidak menghitung berapa penghasilanmu sebulan, berapa orang gajianmu, berapa bidang tanahmu. Tuhan hanya menghitung amalmu.

Pendirian yang palsu tidak laku lagi, yang laku hanyalah ikhlas. Harta dunia dan anak yang selama ini menjadi kebanggaan bagimu, kalau dirimu tidak engkau sediakan untuk menjunjung tinggi kehendak Allah, maka semuanya itu akan menjadi fitnah bagimu.

Engkau akan kembali ke Tuhan, engkau akan dibangkitkan kembali sesudah mati dan akan diperhitungkan amalmu selama hidup. Di akhiratharta kekayaan duniamu tidaklah akan menolong. Dan tidak ada orang yang akan membelamu. Pembelaan hanyalah amalansendiri.

Perkataan seperti ini adalah gelap bagi orang yang bertahan pada kemegahan dunia, meskipun bagi orang mukmin membawa gembira, sebab hujan pasti turun. Perkataan seperti ini bagi orang yang memang bertahan pada kebatilan memang laksana guruh yang bunyinya menakutkan, atau laksana kilat dan petir yang memancarkan api.

Oleh karena takutnya mereka kepada penghantar-panghantar hujan itu, tidaklah mereka gembira menunggu hujan, tetapi mereka tutup lubang telinga dengan jari, sepaya guruh dan petir itu jangan terdengar, sebab semua itu mereka pandang ancaman maut bagi mereka. Mereka takut mati, mereka tidak mau bercerai dengan kehidupan lama yang mereka pegang teguh itu. Mereka tidak mau berpisah dengan benda yang mereka junjung sebagai penjunjung Tuhan.

Sebagai tersebut dalam Surat 9 AT TAUBAH Ayat 24, barangsiapa yang benar-benar mengharapkan petunjuk Allah, hendaklah sanggup menanggalkan cinta dari ayah, ibu, anak, istri, kawan, saudara, keluarga, harta, perniagaan karena takut rugi, rumah tempat tinggal, dan bulatkan cinta kepada Allah dan Rasul. Kalau tidak mau begitu, maka awaslah, karena hukum Tuhan pasti datang.

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan [dari] berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik” (Surat 9 AT TAUBAH Ayat 24).

Niscaya orang yang munafik takut mendengar ayat ini. Niscaya mereka sumbatkan jari mereka ke dalam telinga supaya jangan mendengar perkataan demikian. Mereka pandang itu laksana petir: mereka takut mati.

“…tetapi Allah mengepung orang-orang yang kafir” (ujung Ayat 19).

Allah mengepung mereka dari segala penjuru.Ainal mafarr? Kemana mereka akan lari? (HAMKA)

TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang