TAFSIR LENGKAP QS (2) AYAT 10

159 1 0
                                    

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

Di dalam hati mereka ada penyakit…” (pangkal Ayat 10).

Pokok penyakit yang terutama di dalam hati mereka pada mulanya ialah karena pantang kelintasan, merasa diri lebih pintar. Kedudukan rasa terdesak, yang dilawan terasa lebih kuat, inilah penyakit ingin tinggi sekepala, tetapi tidak mau mengaku terus-terang.

Akan nyata-nyata menolak, takut akan terpisah darl orang banyak. Itulah yang menyebabkan sikap zahir dengan sikap batin menjadi pecah, akhirnya “maka menambahlah Allah akan penyakit mereka“, penyakit dengki, penyakit hati busuk, penyakit penyalah terima. Tiap orang bercakap terasa diri sendiri juga yang kena, karena meskipun telah mengambil muka kian kemari, namun dalam hati sendiri ada juga keinsafan bahwa orang tidak percaya.

“…dan untuk mereka azab yang pedih, dari sebab mereka telah berdusta” (ujung Ayat 10).

Azab yang paling pedih yang mereka rasai ialah lantaran dusta mereka sendiri. Tiap berkata jarang yang benar. Kaum munafik itu mengatakan percaya kepada Allah dan Hari Akhirat: bahwa Allah ada dan Hari Akhirat pasti terjadi, adalah benar.

Tetapi karena sikap hidup selalu menyatakan bahwa mereka bukan orang yang beriman kepada Allah dan tidak ada bukti perbuatan yang menunjukkan bahwa kedua hal itu benar-benar keyakinannya, kian lama nampak jugalah dustanya.

Orangpun akhirnya sama tahu, dan orangpun akhir-akhirnya dapat pula mengatur sikap menghadapi orang yang seperti ini. Mereka telah disiksa oleh dusta mereka sendiri. Apa saja yang mereka kerjakan menjadi serba salah.

Mereka sendiripun sudah tahu bahwa orang tidak percaya lagi, sebab sudah lancung ke ujian. Duduk dalam majelis ramai, kalau orang berkata-kata, mereka menjadi salah terima saja, sebab perkataan yang terhadap soal lain, mereka sangka menyindir mereka juga. Jiwa mereka menjadi kerdil.

Beginilah digambarkan jiwa orang munafik di Madinah seketika Islam mulai berkembang di sana. Kaum munafik itu dua corak. Pertama munafik dari kalangan orang Yahudi, yang kian lama kian merasa bahwa mereka telah terdesak, padahal selama ini merekalah yang jadi tuan di Madinah, karena kehidupan mereka lebih makmur dari penduduk Arab asli, dan merasa lebih pintar.

Kian lama kian mereka rasakan bahwa kekuasaan Nabi Muhammad dan kebebasan Islam kian naik, dan mereka kian terdesak ke tepi. Mereka inilah yang mengatakan kami percaya kepada Allah dan percaya kepada Hari Akhirat, tetapi sudah disengaja buat tidak menyebut bahwa merekapun percaya kepada Kerasulan Muhammad dan Wahyu AL QUR’AN.

Munafik kedua ialah orang Arab Madinah sendiri, yang dipimpim oleh Abdullah bin Ubai, sebelum Nabi datang, dialah yang dipandang sebagai pemuka masyarakat Arab Madinah yang terdiri dari persukuan Aus dan Khazraj. Tetapi sedatang Nabi SAW dia kian lama ditinggalkan orang, sebab kian nyata bahwa dia tidak jujur. Kerjanya di mana duduk hanya mencemooh dan memperenteng kepribadian Nabi SAW.

Tetapi akan menentang berhadapan tidak pula berani, karena takut dia akan disisihkan orang. Beginilah gambaran umum dari golongan munafik pada masa itu. (HAMKA)

TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang