وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
"Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: 'Kami ini telah beriman', dan apabila mereka telah bersendirian dengan setan-setan mereka, mereka katakan:'Sesungguhnya kami adalah (tetap) bersama kamu, kami ini hanyalah mengolok-olokkan mereka itu'" (Ayat 14).
Inilah kelanjutan dari perangai munafik: bila berhadapan mulutnya manis, bila di belakang lain bicara. Apa sebab jadi begini? Tidak lain adalah karena kelemahan jiwa, sebab itu takut menghadapi kenyataan.
Kepada orang-orang yang telah beriman mereka mengaku telah beriman, dan bila bertemu dengan teman-teman mereka yang sama-sama jadi setan, atau ketua-ketua yang telah berpikiran sebagai setan, mereka takut didakwa, mengapa telah berubah pendirian. Mengapa telah ikut-ikut pula seperjalanan dengan orang-orang yang telah sesat itu? Mudah saja mereka menjawab bahwa pendirian mereka tetap, tidak berubah.
Mereka itu mencampuri orang-orang yang telah menjadi pengikut Muhammad SAW itu hanya siasat saja, sebagai olok-olok. Namun pendirian yang asli, mempertahankan yang lama tidaklah mau mereka merubahnya.
Karena kalau tidak pandai kita menyesuaikan diri tentu akhirnya kita tidak dapat mengetahui rahasia lawan kita: beginilah kira-kira susun kata mereka menjawab jika setan-setan mereka bertanya. Sedang di segala jaman jawaban yang seperti ini, dari orang yang jiwanya telah pecah, hampir sama saja, hanya susunannya berbeda sedikit-sedikit.
Mereka merasa telah menang, sebab dapat memperolok-olokkan orang yang beriman. Padahal bagaimana yang sebenarnya? (HAMKA)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
Tâm linhTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...