وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ
"Dan sebagian dari manusia ada yang berkata:'Kami percaya kepada Allah dan Hari Kemudian', padahal tidaklah mereka itu orang-orang yang beriman" (Ayat 8).
Sudah dibicarakan pada Ayat yang lalu tentang orang yang kafir. Orang yang dengan tegas telah menyatakan bahwa dia tidak percaya. Betapapun mereka diajak diberi peringatan ancaman azabkehancuran di dunia dan siksa neraka di akhirat, mereka tidak akan mau karena hati mereka sudah dicap. Dengan hanya dua ayat saja hal itu sudah selesai.
Tetapi mulai Ayat 8 ini sampal Ayat 20 akan dibicarakan yang lebih sulit daripada kufur, yaitu orang yang berlain apa yang diucapkannya dengan mulutnya dengan pendirian hatinya yang sebenarnya.
Sifat ini bernama nifaq dan pelakunya munafik. Mereka berkata dengan mulut bahwa mereka percaya: mereka percaya kepada Allah, percaya akan Hari Kemudian, tetapi yang sebenarnya adalah mereka itu orang-orang yang tidak percaya.
Inilah macam manusia yang ketiga, yang pertama tadi percaya hatinya, percaya mulutnya dan t perbuatannya, tegasnya dibuktikan kepercayaan hatinya itu oleh perbuatannya. Itulah orang mukmin.
Yang kedua tidak mau percaya, hatinya tidak percaya, mulutnya menentang dan perbuatannya melawan. Itulah orang yang disebut kafir.
Tapi yang ketiga ini menjadi golongan yang pecah di antara hatinya dengan mulutnya. Mulutnya mengakui percaya, tetapi hatinya tidak, dan pada perbuatannya lebih terbukti lagi bahwa pengakuan mulutnya tidak sesuai dengan apa yang tersimpan di hati. Sebab meskipun orang memaksa-maksa dirinya berbuat sesuatu perbuatan yang hanya diakui oleh mulut, padahal tidak dari hati, maka tidaklah akan lama dia dapat mengerjakan pekerjaan itu.
Laksana seorang menantu yang segan kepada mertuanya, lalu dia pun pergi sembahyang maghrib ke langgar yang terdekat beberapa hari setelah dia kawin, padahal dia tidak biasa mengerjakan sembahyang. Beberapa minggu kemudian diapun berhenti, sebab ke langgar itu tidak dari hatinya.
Kalimat munafik atau nifaq itu asal artinya ialah lobang tempat bersembunyi di bawah tanah. Lobang perlindungan dari bahaya udara, disebutnafaq. Dari sinilah diambil arti dari orang yang menyembunyikan keadaan yang sebenarnya, sebagai suatu pengicuhan atau penipuan. (HAMKA)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...