إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ"Sesungguhnya telah Kami utus engkau dengan kebenaran. " (pangkal ayat 119).
Kebenaran ialah sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan oleh akal yang sehat, yang tidak akan dapat ditumbangkan oleh kisaran angin zaman, yang menolak akan segala yang salah, menentang yang bobrok, agak-agak dan angan-angan , per- dongeng-dongeng yang tidak berdasar. Kebenaran ialah yang menimbulkan thuma'ninah, yaitu ketenteraman di dalam batin orang yang menganutnya, dan menghilangkan keraguan. Kebenaran pada kepercayaan (i'tikad) tentang keesaan Allah, dan kebenaran tentang syariat dan peraturan yang disampaikanNya. Dengan itulah NabiMuhammad s.a.w diutus Tuhan kedunia ini.بَشِيْرًا
"Pembawa berita gembira ",
untuk barangsiapa yang menerima kebenaran itu. Berita yang menggembirakan hati mereka, baik di dunia atau kelak di akhi- rat karena tempat yang bahagia yang disediakan untuk merekaوَ نَذِيْرًا
"dan peringatan ancaman"
bagi barangsiapa yang tak sudi menerima kebenaran itu, ialah ancaman bahwa hidupnya di dunia akan sengsara dan di akhi- rat akan dihinakan dengan azab. Maka lantaran itulah tugas engkau, wahai utusanku yang membawa kebenaran , memberi - kan berita gembira bagi yang taat dan ancaman siksa bagi yang menolak, teguhlah engkau pada tugasmu itu dan bekerjalah terus, jangan berhenti:وَلاَ تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيْم
"Dan tidaklah engkau akan ditanya dari hal ahli-ahli neraka." (ujung ayat 119).
Artinya sebagai penghubung untuk Rasul supaya pekerjaan beliau diteruskan. Yaitu menyampaikan kebenaran, menggembirakan yang taat dan menyampaikan berita pahit bagi yang menolak. Pekerjaan engkau ini memang berat dan banyak orang yang akan menentang nya, maka janganlah engkau ambil pusing segala tingkahlaku mereka. Tidaklah engkau yang akan ditanya tentang perangai orang-orang ahli neraka itu.Hal yang demikian sudahlah hal yang biasa bagi seorang Rasul. Karena seorang Rasul adalah seorang Mahaguru, bukan seorang pemaksa. Tunjukkan kepada mereka mudharat dan manfaat, tunjukkan kepada mereka betapa bahagianya jika mereka patuhi dan betapa bencana jika mereka masih saja berkeras kepala. Yang akan beroleh bahaya bukan orang lain, melainkan diri mereka juga. Sabda Tuhan selanjutnya:
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...