اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
“Allahlah yang akan memperolok-olok mereka dan akan memperpanjang mereka di dalam kesesatan, mereka resah gelisah” (Ayat 15).
Di Ayat 9 tadi dikatakan bahwa mereka mencoba memperdayakan Allah dan orang yang beriman, padahal diri merekalah yang mereka berdayakan sedang mereka tidak merasa.
Sekarang mereka mengaku pula bahwa orang-orang yang beriman itu mereka perolok-olokkan padahal merekalah yang telah diperolok-olokkan Allah, dan merekapun tidak sadar.
Yang mereka perolok-olokkan itu siapa? Ialah orang-orang yang beriman kepada Allah, dan mempunyai seorang pemimpin besar yang disokong oleh Wahyu. Sandaran mereka yang diperolok-olokkan itu ialah Allah. Orang mempunyai rencana besar, rencana langit. Itulah yang mereka permainkan. Hasilnya bagaimana?
Merekalah jadinya yang diperolok-olokkan Tuhan, dan kesesatan itu diperpanjang, sehingga mereka tidak sadar sama sekali. Mereka menjadi tidak tentu rebah tegak, ke hilir ke mudik tidak menentu, resah gelisah, serba salah, sebab hanya mengambil muka kesana, menarik hati ke mari.
Ketika engku-engku lebai belajar Tafsir AL QUR’AN karangan al-Baidhawi yang telah ditulis dalam bahasa Melayu kuno, kalimat Ya’mahundiartikan hundang-hundek mereka itu. Maka bertanyalah penulis “Tafsir” ini kepada Ayah penulis, Syaikh Doktor Abdulkarim Amrullah apa arti yang tepat dari hundang-hundek itu. Beliau menjawab: “Sebagal ulat kena kencing!” Melonjak ke sana, melonjak ke mari, telah banyak yang dikerjakan, tetapi hati tidak puas, sebab hati kecil yang di dalam itupun masih bersuara terus mengakui bahwa yang dikerjakan itu memang salah, tetapi tidak mempunyai daya buat melepaskan diri di dalamnya. Inilah yang dimaksud dengan Allah memperpanjang mereka dalam kesesatan. (HAMKA)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIM
SpiritualTafsir AL QUR'AN ini ditulis oleh Almarhum Prof. Dr. Syaikh Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah atau yang biasa dipanggil Buya HAMKA. Beliau adalah salah satu Alim Ulama besar di Indonesia, yang menulis tafsir ini saat Beliau dipenjara oleh Pe...