TAFSIR QS. (2) AYAT 96

9 0 0
                                    


وَ لَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ

''Dan sesungguhnya akan engkau dapati mereka itulah yang seloba-loba munusia terhadap hidup."(pangkal ayat 96)

Meskipun mereka mengaku beriman kepada Kitab Wahyu yang diturunkan Tuhan.

وَ مِنَ الَّذِيْنَ أَشْرَكُوْا

"Dan lebih dari orang-orang yang musyrikin. "

Orang-orang yang musyrikin menyembah berhala lebih berani mernpertahankan berhala mereka, walaupun pendirian itu tidak benar. Sebab mereka yakin pula dengan runtuhnya berhala itu artinya ialah keruntuhan bagi kemegahan mereka dan nenek-moyang mereka. 
Tetapi Bani Israil yang mereka pertahankan apa ? Yang mereka tuju apa ? Yang mereka tuju ialah kemegahan hidup, mengumpul harta-benda sebanyak-banyaknya, walaupun dengan menternakkan uang (riba). Menguasai ekonomi setempat dan memeras keringat orang yang lemah. Oleh sebab itu maka: 

يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ

"ingin setiap orang dari mereka jikalau diberi umur seribu tahun. "

Oleh karena terikatnya hati kepada dunia, tidak lagi ingat kepada mati. Meskipun lidah tidak mengatakan hidup seribu tahun, tetapi kesan dari sikap dan perbuatan menunjukkan demikian. Karena mengejar kegagahan dunia, persediaan untuk akhirat tidak mereka acuhkan. 

Tetapi ada juga orang berpendapat bahwa kerakusan orang Yahudi, mencari kckayaan sebanyak-banyaknya sehingga mengesankan ingin hidup seribu tahun; adalah karena di dalam Kitab Taurat sendiri tidak dibentangkan hal akhirat.

Pada hemat kita , meskipun dalam Kitab Taurat yang sekarang itu memang tidak disinggung banyak dari hal hidup sesudah mati, namun dalam hati sanubari manusia yang beriman , mesti juga ada kesan tentang akhirat.

Pelajaran Budha pun tidak banyak menyinggung soal akhirat, tetapi kaum pemeluk Budha tidak serakus orang Yahudi akan harta. Keduanya itu kita hitung ialah pada umumnya :

وَ مَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ

"Padahal tidaklah akan menunda-nundanya dari azab panjang urnur itu." 

Penundaan mati, perpanjangan umur tidaklah akan dapat menunda dari azab. Betapapun panjangnya umur , namun akhirnya mesti mati. Janganlah disebut sebagai kata yang tinggi, yaitu seribu tahun, sedangkan sehingga usia seratus tahun sajapun jasmani telah mulai lemah dan rohani telah mulai tidak berdaya, dan akhirtaya mati juga. Bertambah panjang umur, kalau tidak ada amal, artinya hanya menambah banyak jumlah dosa yang akn diperkirakan di hadapan Tuhan saja.

Tepatlah apa yang diungkapkan oleh penyair Indonesia yang terkenal almarhum Khairil Anwar bahwa : "Hidup hanyalah menunda kekalahan." Namun kekalahan pasti datang. 

وَ اللهُ بَصِيْرٌ بِمَا يَعْمَلُوْنَ
 
"Dan Allah adalah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. "(ujung ayat 96).

Kemanapun akan menyembunyikan diri , teropong penglihatan T'uhan tidak lepas dari diri mereka , Dan semuanya kelak akan diperhitungkan dihadapan hadhrat Allah dengan seksama. Kebohongan , iman yang pura-pura, kerakusan kepada dunia, membanggakan diri tetapi takut mati , semuanya itu adalah keruntuhan jiwa yang akan dipertanggung jawabkan kelak di hadapan T'uhan.
 

TAFSIR BUYA HAMKA JUZ 1 ALIF LAAM MIIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang